07 - Stop Call Me Queen

81 20 0
                                    

HI EVERYONE💚

WELCOME TO INCHI WORD💚

I'M INCHI NOT KIMCHI!

ABSEN DISINI KALIAN DARI MANA AJA DENGAN EMOT APAPUN YANG WARNA IJO!!

KOMEN SETIAP PARAGRAF BIAR GEMAS💚

HAPPY READING EVERYONE 💚

✧✧✧

Segerombol cowok yang tengah nongkrong santai di sebuah warung kopi terlihat celingak celinguk seperti tengah menunggu kehadiran seseorang. "Udah seminggu lebih cewek itu nggak jualan, kemana ya?" seorang cowok berambut keriting berceletuk. Firmar Yunanda namanya.

"BU MARTHA, LIAT CEWEK JUALAN RISOLES YANG BIASA LEWAT SINI NGGAK?!" cowok berwajah baby face berteriak bertanya kepada pemilik warkop. Leonardo Attalariick namanya.

Ibu pemilik warkop berlari keluar menghampiri sekumpulan remaja itu. "Cewek yang gimana atuh, Den?" tanya Bu Martha.

"Itu lho Bu, yang badanya kecil, mukanya imut, badannya nggak tinggi juga nggak pendek-pendek amat ya sekitar 160an, Bu. Jualannya pake sepeda biru," jelas Firmar antusias.

"Ooooo... Neng Qiana toh, Den? Yang jualan risoles toh?" Bu Martha bertanya memastikan.

"Wih, cantik juga namanya," seorang cowok berbadan cukup besar menyahut─Vegas Danendra namanya, atau kerap disapa Vegas.

"Dih Vegas, giliran cewek cantik aja langsung nyambung," sinis Firmar.

"Ya masa gue harus minat sama boti, Mar?!" balas Vegas gemas.

"Ssstttt.... Diem deh kelen! Jadi gimana Bu? Nggak jualan nih? Nggak nitip risoles juga sama Ibu?" Atta bertanya beruntun.

"Enggak, Den. Neng Qiana nggak pernah nitipin jualannya, biasanya mampir sih kesini tapi ini udah semingguan nggak keliatan." Ujar Bu Martha.

"Gue cabut dulu." Seorang cowok berbadan tinggi besar berpamitan kepada teman-temannya. Elang Virezo Laksamana namanya.

"Mau kemana, El?" cowok yang sejak tadi sibuk menikmati rokok elektriknya berceletuk. Johan Nathaniel namanya.

"Mau jemput Queen. Duluan ya, ntar gue kesini lagi."

"Lho, Qianzie udah balik Indonesia?" Atta bertanya antusias.

"Queen, Ta," Elang memperingatkan.

"Ah iya itu."

"Kok nggak bilang El sama kita? Kan jadi nggak bisa ikutan jemput ke bandara," protes Firmar.

"Gue juga nggak tahu, kalian kalau mau protes nanti sama Queen sendiri. Dia cuma minta jemput di Alexander IHS," Elang memberitahu.

"Kalo gitu gue ikut jemput!" Vegas berseru.

"Gue juga!" Atta dan Firmar berujar kompak.

"Nggak adil dong masa lo doang yang jemput, gue juga mau!" Atta berujar. Elang menghela nafasnya lelah mendengar protes teman-temannya.

"Ya udah, yuk ikut semua, Jo lo ikut nggak?" pasrah Elang.

"Pake nanya, ikut lah," balas Johan cepat.

Kelima cowok itu bergegas bersiap meninggalkan warung kopi milik Bu Martha. "IBU KITA PERGI JEMPUT TUAN PUTRI BENTAR YAA, NANTI KESINI LAGI!!" Atta berteriak berpamitan. Kelimanya segera meninggalkan warkop tersebut dengan motor masing-masing untuk menjemput Tuan Putrinya.

✧✧✧

Seluruh pasang mata siswa-siswi Alexander IHS memandang heran lima cowok berseragam putih abu yang tengah nangkring di depan sekolah mereka. Dilihat dari seragamnya nampaknya mereka bukan siswa Alexander IHS. Tak biasanya ada segerombolan orang yang berani nongkrong begini di depan sekolahnya, karena hal itu dilarang oleh pihak sekolah, entah apa alasannya.

Q'³ | Qiano-Qianzie-QianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang