08 - Pyramid Game

82 19 0
                                    

HI EVERYONE💚

WELCOME TO INCHI WORD💚

I'M INCHI NOT KIMCHI!

ABSEN DISINI KALIAN DARI MANA AJA DENGAN EMOT APAPUN YANG WARNA IJO!!

KOMEN SETIAP PARAGRAF BIAR GEMAS💚

HAPPY READING EVERYONE 💚

✩✩✩

"Ikut gue lo!" Qiano menarik tanpa izin salah satu pergelangan tangan Qianzie. Tak peduli gadis itu tengah makan atau apapun, ia butuh bicara sekarang.

"Woy apa-apaan sih?! Gak sopan lo ganggu orang lagi makan!" Abel berkata emosi. Bagaimana tidak? Temannya tengah makan siang sampai tersedak karena ditarik paksa oleh Qiano.

"Lo diem, gue nggak ada urusan sama lo." Qiano berkata dingin. Tanpa berlama-lama lagi ia menarik Qianzie pergi dari kantin.

Dan disinilah keduanya berada, rooftop sekolah. Tempat yang sepi dan jarang dikunjungi oleh siswa-siswi.

"DIMANA LO SEMBUNYIIN ADEK GUE ANJING?!!" gertak Qiano tepat di depan wajah Qianzie begitu keduanya sampai di atap sekolah.

"Tangan saya sakit, lebih baik Anda tanggungjawab terlebih dahulu. Tidak lucu jika tangan saya putus atau retak tulangnya." Qianzie mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah akibat ditarik kencang dan diseret ke roftoop sekolah oleh Qiano.

"Gak usah ngalihin pembicaraan!! Jawab pertanyaan gue!!" geram Qiano. Cowok Chinese-Indonesia tersebut mengguncang kedua bahu Qianzie.

"Tidak tertarik."

"Heh! Dengerin ya, gue nggak butuh omong kosong lo! Gue cuma butuh jawaban lo, dimana adek gue?!" gertak Qiano lagi.

"Saya tidak tahu. Anda yang keluarganya kenapa bertanya kepada saya?" Qianzie bersedekap dada.

"Terakhir dia pergi sama lo! Makannya gue nanya!"

"Sudah saya pulangkan. Kalaupun hilang bukan urusan saya. Saya sudah bertanggungjawab untuk mengantarnya kembali pulang." Qianzie tetap acuh. Enggan memberikan jawaban dimana gadis manis itu berada.

Qiano semakin geram dibuatnya. Jika bukan karena bundanya yang tiba-tiba drop ia tak akan repot-repot turun tangan mencari anak itu. Sayangnya Qianzie sangat rapih menyembunyikan gadis manis itu. Sampai-sampai jejaknya tak mampu tercium oleh keluarga Qiano.

"Jika tidak ada hal penting yang ingin Anda bicarakan, saya pergi dahulu," pamit Qianzie. Kemudian ia segera bergegas beranjak dari tempat yang cukup terik itu.

"Nggak! Lo nggak boleh pergi sebelum jawab pertanyaan gue! Dimana adek gue sialan?!" Qiano menahan kedua bahu Qianzie supaya menghadapnya dan tidak pergi.

"Ughhh... Setelah melukai pergelangan tangan saya, Anda masih ingin melukai bagian tubuh saya yang lain? Anda bisa saya laporkan sebagai pelaku kekerasan." Qianzie melepas kedua tangan Qiano yang bertengger tanpa izin di kedua bahunya.

"Dimana adek gue?" tanya Qiano. Kali ini nada bicaranya lebih halus dari sebelumnya.

"Bukankah saya sudah bilang sebelumnya? Silahkan bertanya kepada keluarga Anda, kenapa malah bertanya pada saya? Saya bukan keluarganya. Saya tidak tahu." Jawab Qianzie tetap tenang seperti sebelum-sebelumnya.

Q'³ | Qiano-Qianzie-QianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang