HI EVERYONE💚
WELCOME TO INCHI WORD💚
I'M INCHI NOT KIMCHI!
ABSEN DISINI KALIAN DARI MANA AJA DENGAN EMOT APAPUN YANG WARNA IJO!!
VOTE DULU SEBELUM BACA, MANISKU!!
KOMEN SETIAP PARAGRAF BIAR GEMAS💚
HAPPY READING EVERYONE 💚
✩✩✩
"Lo gimana sih?! Gak becus banget jadi cowok!" Zarathustra menggertak marah.
Plak! Sebuah tamparan keras mendarat sempurna di pipi kiri cowok tersebut. Suaranya terdengar renyah, menggema di seluruh penjuru kolam renang Alexander IHS yang tengah sepi. Guntur menunduk dalam. Merenungi kesalahannya yang diperbuat beberapa hari lalu.
"Gara-gara lo, guru-guru curiga kalau ada perundungan di sekolah, anjing!" gertak Zara.
"Udah gue bilang berkali-kali! JANGAN MENINGGALKAN JEJAK ANJING! DAN LO MALAH NYEMPLUNGIN ANAN KE KOLAM RENANG! BODOH LO! LO BODOH GUNTUR!!" Zara memekik di depan wajah Guntur.
Zara berbalik badan, mengacak rambutnya frustasi. Benaknya kembali teringat kejadian lusa kemarin.
Zara berjalan santai di koridor. Ia baru saja selesai melakukan pertemuan bersama anggota MPK-nya. Mata cantiknya memincing, kala tak sengaja melihat kegaduhan di depan gerbang sana.
"Woy lo yang bener gotongnya, anjir!"
"Ini gue udah bener, cok! Lo aja yang miring-miring jalannya!"
"Anjir gue nggak miring!"
"Lo jalan yang bener cok! Meleng dikit nabrak kita!"
Zara mengamati dalam diam. Empat siswi menggotong seseorang diatas tandu menuju ambulans. Seseorang itu tertutupi selimut UKS dari leher hingga kakinya. Entah apa yang terjadi padanya. Yang jelas Zara lihat wajahnya pucat pasi dan rambutnya basah kuyup, padahal cuaca tengah terang hari ini.
Zara terlonjak kaget saat merasakan bahunya ditepuk seseorang. Ia menoleh ke kanan, mendapati Bu Okta─pembina MPK─berdiri disisinya.
"Eh ibu, ngagetin aja." Zara cengegesan.
Bu Okta tersenyum mendapati reaksi terkejut dari siswi kebanggaannya. "Zara belum pulang?" tanya Bu Okta basa-basi.
Zara menggeleng. "Belum bu, ini sebentar lagi pulang."
Bu Okta menatap gerbang. Menyaksikan siswa-siswinya tengah membantu petugas ambulans memasukan Anan ke dalam mobil ambulans.
"Apakah pesan ibu sudah kamu sampaikan kepada ketua OSIS kita, Zara?" tanya Bu Okta.
Zara terdiam, nampak mengingat-ingat pesan apa yang dititipkan oleh Bu Okta untuk OSIS sekolahnya.
"Pesan mengenai program kerja menghilangkan aksi perundungan di sekolah. Sudah kamu sampaikan, Zara?" tanya Bu Okta lagi.
Jantung Zara berdegup kencang. Sial ia lupa menyampaikan pesan ini kepada ketua OSIS sekolahnya, Jordan.
"Sudah Bu, sudah saya sampaikan kepada Jordan mengenai usulan program kerja Ibu," balas Zara pelan. Ia mencari aman daripada posisinya sebagai ketua MPK tergantikan nantinya.
"Jika kamu menyampaikan pesan ibu, kejadian di depan mata kita tak mungkin terjadi, Zara." Bu Okta menghembuskan nafasnya lelah. "Jika sampai terjadi sesuatu terhadap korban perundungan ini, ibu akan mereorganisasi OSIS dan MPK."
KAMU SEDANG MEMBACA
Q'³ | Qiano-Qianzie-Qiana
Teen Fiction🌹🍒🚩 "Hidup tak selamanya tentang kalimat, ini semua demi kebaikan mu di masa depan." ─INCHI─ "Sempurna bukan berarti bahagia. Bahagia tak hanya tentang kesempurnaan. Dan sederhana bukan berarti kesengsaraan." Tiga kalimat yang mengikat kehidupan...