𝟸𝟾

4 2 0
                                    

Semua sudah terungkap. Beberapa tahun telah berlalu. Kini Sera tinggal bersama keluarga Biyan, hubungan Biyan dan Alya semakin baik, Clara dan Antonio masih berpacaran, Yudha dan Heni sudah dikaruniai seorang anak, Ria dan Hendra yang semakin akrab. Sera, Alya, Ria, Clara dan Antonio sudah lulus kuliah.

Awalnya Alya, Ria, Clara, Antonio, Hendra, Heni dan Yudha terkejut ketika melihat Sera. Namun kini mereka sudah mengerti dari Kenzo dan Biyan.

Sebuah kabar baik, Kenzo dan Sera akan segera menikah. Itu karena Kenzo tahu bahwa Sera mencintainya, maka ia pun berusaha menerima cinta Sera dengan cara ia yang belajar mencintai Sera.

Untuk pagi ini Kenzo mengajak Sera untuk menyiapkan kebutuhan pernikahan mereka. Mereka mulai dari desainer baju.

Kenzo melirik Sera yang melihat ponsel. Sebenarnya Sera tidak mengungkapkan bahwa ia mencintai Kenzo. Namun Kenzo mengetahui hal itu ketika ia tak sengaja mendengar pembicaraan Sera dan Biyan di rumah mereka beberapa minggu yang lalu.

Flashback on.
Sudah tidak heran jika Kenzo main ke rumah Biyan pada waktu malam. Pun tak heran jika Kenzo diajak makan bersama oleh keluarga Biyan. Kenzo mengambil air minum di dapur. Ketika ia berjalan menuju ruang tamu, ia tak sengaja mendengar pembicaraan Sera dan Biyan yang sudah terlebih dahulu berada di ruang tamu.

"Kak, tahu gak?"

"Apa?"

"Sera cinta sama Kak Kenzo."
Flashback off.

Karena Sera belum mengungkapkan hal tersebut kepada Kenzo, maka Kenzo pun pura-pura tidak tahu saja. Semenjak kejadian itu, Kenzo menjadi lebih pendiam terhadap Sera. Bukan salah Sera yang mencintainya. Tapi Kenzo akui ini salahnya sendiri yang masih ada rasa cinta terhadap Yoselin.

Di dalam mobil, mereka berdua sama-sama terdiam. Kenzo yang menunggu Sera berbicara. Sedangkan Sera ingin bicara namun nampak malu untuk mengeluarkan suara. Karena sunyi, Kenzo memutuskan untuk menyalakan musik.

Kebetulan sekali musiknya berjudul 'First Love' - Nikka Costa. Sera merasa senang karena itu musik favoritnya. Seperti dirinya yang baru pertama kali menemukan cintanya. Sedangkan Kenzo menjadi teringat akan cinta pertamanya, yaitu Yoselin.

Karena masih merasa sunyi, akhirnya Kenzo memutuskan untuk membuka pembicaraan. Namun tak disangka mereka berdua bersuara dengan berbarengan.

"Ra?"

"Kak?"

"Kakak dulu aja."

"Ladies first."

"Kenapa Kakak jadi pendiem gini?"

Pertanyaan yang sulit dijawab bagi Kenzo. Haruskah ia menjawab dengan jujur?

"Memangnya saya terlihat pendiam?"

"Iya."

"Masa sih?"

Sera menganggukkan kepalanya. Padahal Sera tahu Kenzo tak melihatnya yang menganggukkan kepalanya.

"Oh iya, tadi kakak mau bilang apa?"

Yang awalnya Kenzo ingin berkata bahwa saat ini ia masih belum bisa move on dari Yoselin, tidak jadi ia ungkapkan. Ia tidak ingin menyakiti hati Sera. Ia ingin berusaha mencintai Sera. Sekilas ia menoleh ke arah Sera dan tersenyum.

"Tidak jadi. Tidak penting." Katanya yang kemudian fokus menyetir.

Dari pergi ke desainer baju, salon, kini mereka membeli cincin. Mereka berdua nampak melihat-lihat cincin couple yang bagus. Bukannya Kenzo memilih cincin, melainkan ia tertarik dengan sebuah kalung perak dengan liontin berbentuk daun semanggi. Ia hanya tersenyum.

"Kak, bagus nggak?"

Pandangan Kenzo beralih ke Sera lalu melihat cincin couple yang telah dipilih oleh Sera. Dua buah cincin emas.

Kenzo tersenyum, "Bagus. Sepertinya kamu pintar memilih."

"Kalau gitu ini, Mbak."

"Baik."

Setelah cincin tersebut sudah dibeli, Sera dan Kenzo keluar dari toko perhiasan. Kenzo membukakan pintu untuk Sera sembari berkata, "Kamu tunggu di mobil dulu ya. Ada barang saya yang ketinggalan."

Tak tahu saja Sera jika hal tersebut hanyalah alasan.

"Baiklah."

Kenzo menutup mobilnya dan kembali ke toko perhiasan.

"Mbak, bisa lihat kalung ini?" Kenzo menunjuk kalung yang sudah ia lirik sejak tadi bersama Sera.

Penjual tersebut mengeluarkan kalung tersebut. Kenzo melihat kalung tersebut sambil tersenyum. Setelah puas melihatnya, ia memberikan kalung tersebut kepada penjual.

"Kalau gitu saya beli itu."

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang