𝟸𝟶

16 4 0
                                    

Sampailah di rumah sakit. Kenzo dibawa masuk ke dalam ruang operasi. Sedari tadi Yoselin tak berhenti menangis. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Alya yang melihat Yoselin menangis, merangkulnya. Ria sedang menghubungi teman-temannya sekaligus teman-teman Kenzo.

Sedangkan Biyan bersama Baskara di sebuah tempat luas dan sepi namun tidak jauh dari rumah sakit. Biyan yang teramat emosi, memukul Baskara.

Bugh!

Belum puas, ia memukul lagi.

Bugh!

Sekali lagi hingga Baskara tersungkur.

Bugh!

Biyan menarik kerah baju Baskara, "KENAPA LU TADI MAU NEMBAK ADIK GUA???"

Baskara hanya menyeringai. Biyan semakin emosi, "JAWAB BEGO!!!" Biyan memukul Baskara hingga kembali tersungkur.

Bugh!

"Lu udah nembak temen gua. Terus tadi lu hampir nembak adik gua juga. Emangnya apa salah mereka berdua?"

"Hahaha salah mereka berdua? Gua mulai dari salah adik lu. Adik lu udah nyakitin gua. Udah seharusnya sekarang giliran gua nyakitin Selin!"

Biyan mengernyit bingung, "Nyakitin elu?"

"Gua udah berkali-kali berusaha dapetin Selin. Tapi apa? Selin gak peka!!! Yang dapetin Selin justru cowok yang ngelindungi Selin. Hahaha. SAKIT HATI GUA!!!"

"Terus lu ngapain mau nembak adik gua? Belum puas lu udah nembak temen gua?"

"Hanya puas lima puluh persen. Kalau gua nembak Selin, gua bisa puas seratus persen. Gak bakalan ada cowok lain yang cinta sama Selin lagi. Gak bakalan ada gua mandang itu cewek lagi. TAPI SEMUANYA HANCUR!!!"

Bugh!

Kini Baskara memukul Biyan.

"Lu udah gila karena cinta. Lu gak bisa maksain adik gua buat cinta sama elu. Harusnya lu paham sama hal itu. Jangan egois lu! Kalau misalkan elu gua suruh cinta sama cewek lain, mau lu? Sebenernya ada yang cinta sama elu, tapi elu nya gak peka. Lu sama Selin tuh sama! Gak usah nyalahin adik gua kalau lu sendiri juga salah, BAJINGAN!!!"

Seketika Baskara merasa bersalah sekaligus bingung. Siapa yang mencintainya? Menurutnya, tidak ada yang mencintainya. Ia hanya mencintai seseorang yang tidak pernah membalas cinta nya. "Siapa yang cinta sama gua?"

Biyan memutarkan kedua matanya malas. Rupanya lelaki di depannya ini benar-benar tidak peka. Salah satu sahabat adiknya, tanpa perempuan itu bilang kepadanya, ia tahu bahwa perempuan itu mencintai Baskara. "Lu ikut gua."

Alis Baskara terangkat sebelah. Biyan yang mengetahui bahwa Baskara tidak tahu ikut kemana, Biyan pun menjawab, "Lu bakal tahu sendiri nanti."

Biyan mengajak Baskara untuk menemui Yoselin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Biyan mengajak Baskara untuk menemui Yoselin. Sesampainya di tempat adiknya berada, ia langsung memeluk adiknya yang lelah karena menangis. Begitu sakit hatinya ketika ia melihat adiknya yang menderita.

Di sana sudah ada Clara, Antonio, Yudha, Heni dan Hendra. Ria sudah menceritakan kejadian yang mereka alami.

Yoselin melihat Baskara dengan ketakutan. Nafasnya mulai tak beraturan. Biyan yang mengetahui hal tersebut langsung melepas pelukan dan berkata, "Gak usah takut. Baskara mau jelasin sesuatu."

Baskara pun menjelaskan semuanya kepada Yoselin.

"Maafin gua, Sel."

"Maafin gua juga, Bas. Hiks."

"Bukan salah elu, Sel." Kata Alya menenangkan. Ia pun memeluk Yoselin.

Mereka berlima menangis. Yoselin yang menangisi hidupnya yang selalu penuh dengan tangisan, Biyan yang menangisi bahwa kejadian hari ini salah satunya karena ia yang tidak melarang adiknya pergi dan tidak membatalkan rencana yang ia buat, Baskara menangis karena merasa bersalah, Alya menangis karena sangat kasihan dengan Yoselin, dan Ria menangis karena merasa sakit hati. Sedangkan lima orang yang lain, merasa kasihan dengan yang dialami teman mereka sekaligus kecewa dengan Baskara.

"Bukan ini yang gua inginkan. Bukan. Kenapa Selin sama Kenzo harus bertemu dengan cara seperti ini? Udah tahu tadi perasaan dah gak enak, bukannya ngebatalin, bukannya ngelarang, kenapa malah mengabaikannya?" Batin Biyan.

"Aku kecewa sama kamu." Kata Clara.

Baskara memandang sepupu nya yang mulai menangis. Ia ingin memeluk dan menghapus air mata sepupunya namun ia urungkan karena sepupu nya sedang kecewa dengannya. Clara pun menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Antonio memeluk Clara sambil mengelus-elus kepalanya dengan lembut.

Hendra menarik kerah baju Baskara sembari berkata, "BEGO, LU!!!"

Karena tak ingin suasana semakin kacau, Yudha dan Heni menarik Hendra dan Ria menarik Baskara.

"Elu juga bego! Udah tahu ini rumah sakit, malah teriak-teriak gak jelas." Kata Heni.

"Lu kalau cemburu tuh gak gini caranya, bego! Kalau emang cewek yang lu cinta tuh gak cinta sama elu, jangan dipaksa! Dan lu nyadar gak sih kalau selama ini ada yang cinta sama lu?" Kata Hendra.

Baskara hanya terdiam.

"Lu tahu gak siapa yang Kak Hendra maksud, Bas?" Tanya Ria kepada Baskara. Baskara yang tidak tahu pun menunggu Ria memberitahu. Ria berpikir bahwa Baskara tetap tidak tahu siapa yang mereka maksud. Akhirnya Ria pun memberitahu sendiri.

"Yang dia maksud tuh gua."

To Be Continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continued

KelabuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang