"Kasur memang sahabat terbaik pelipur menemani lelah. Kadang dia lebih pedulian di banding yang lain."
-Farash Damari-Damar membuka pintu belakang rumahnya tepatnya pintu dapur.
Dan Holaa.
Pintunya nggak di kunci.Ini pasti si Bibi yang lupa kunci, tapi Damar bersyukur karena itu.
Sambil mengendap pelan agar tidak menimbulkan bunyi.
Ia masih punya kewarasan untuk tidak membuat kegaduhan di subuh begini, bahkan tadi motornya saja harus ia dorong dari gerbang sampai ke garasi.Masih untung Pak Mus lupa ngunci gerbang.
Dasar, pekerja di rumahnya memang suka ceroboh kadang, tapi itu suatu keuntungan untuknya saat pulang telat seperti ini.
Tapi sisi buruknya adalah saat perampokan terjadi, malah akan jadi momok menakutkan.
Dan keberuntungan lagi-lagi di sisi Damar, karena rumah Damar terletak di komplek perumahan yang di jaga ketat sebab itulah belum pernah terjadi perampokan dan semacamnya lah, di sana.Lampu di dalam rumah Damar tampak padam hanya ruang tengah yang tampak temaram karna masih menyala lampu sudut ruangan.
Damar langsung saja menaiki tangga untuk menuju kamarnya di lantai dua. Kantuk nya sudah tak bisa di tahan sepertinya.
Tukkk tooukkk tukk
Gedoran pintu cukup keras terdengar di lantai 2 tepatnya di luar kamar Damar.
"Rash Farash bangun.. Faaaraash"
Suara pekikan seseorang yang memanggilnya Damar dengan awalan namanya, jelas saja mengganggu tidur Damar yang baru beberapa jam."Baanguun.. Faaaraash.."
"Kamu sekolah nanti telat lagii."
Ternyata orang itu belum lelah memanggil Damar dengan lengkingan
teriakan yang membuat Damar tak bisa tidur lagi.Damar dengan ngantuk yang masih tersisa terpaksa bangun karna gangguan yang ada. Damar membuka pintu kamarnya yang terkunci.
Tiba-tiba seperti penampakan seseorang yang seperti pernah di lihatnya,
apa matanya nya salah, soalnya orang yang satu ini jarang sekali ada di rumahnya."Kok malah bengong, solat sana, habis itu siap-siap sekolah."
Lengkingannya yang khas orang itu menyadarkan Damar dari lamunannya bahwa ini nyata bukan semu, Kak Fita pulang ternyata." siap-siap sana habis itu sarapan jangan lama-lama sudah telat ini."
Nada mengancam kakaknya satu ini dengan ekspresi galak seolah sudah mendarah daging dalam dirinya."Iya iya." Damar menya hut dengan nada malas.
" itu artinya ayah udah pulang moga aja nggak ada yang lihat gue pulang tadi subuh." Batin Damar.
Damar sudah siap dengan seragam dan tas sekolahnya menuruni anak tangga untuk sarapan di bawah.
Sebenarnya jantungnya sekarang berdetak tak karuan, ia harus bagaimana kalau ada yang melihatnya pulang hampir subuh tadi.
Tapi ia harus tetap terlihat santai agar tidak ada yang mencurigai
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AFTER PARTINGE
Teen FictionAda yang terusik tanpa suara Ada yang menghembus tapi bukan angin Ada juga sayatan tanpa terlihat Dan luka tanpa darah Dan sakit tanpa penyebab Juga pergi lalu datang lagi Semua terkumpul dalam satu titik semu yang tak tertemukan Dengan masing-mas...