9 | temanmu, sih

2 2 0
                                    

Teman laknat, mah susah tobat.
-Gumiza-














Sampai di tempat party Damar dan Cika langsung menuju ke titik acara.

Memang Cika pergi berdua dengan Damar, dan Gumiza dengan Tamara.

"Hai Damar, datang juga Lo, btw selamat ya." Salah satu kenalan Damar di racing, mengucapkan selamat dan berakhir dengan bertos ala laki-laki.

Setelah pertama berhasil mengalahkan ketua geng di racing, Damar di percayakan untuk ikut kembali dan kali kedua pun menang.
Bahkan Damar semakin di kenal di dunia motoran setelah itu.

Dan kali ini setelah berhasil mengalahkan ketua geng dulu, Damar akan diangkat untuk menjadi ketua berikutnya.

Dan itulah maksud mereka mengadakan party malam ini, yaitu merayakan kemenangan Damar sekaligus pengangkatan Damar menjadi ketua. Itu semua sudah seperti tradisi diantara mereka.

Banyak yang mengucapkan selamat untuk Damar, mereka tetap harus menerima siapapun yang menjadi pimpinan mereka, karena itu bukan pilihan. Walaupun hati berat untuk menerima.

"Congratulate bro, habis ini ngajarin gue." Ini juga salah satu kenalan Damar, mereka berjabat tangan tanda persahabatan.

"Yoi bro thank." Jawaban Damar sepintas.

"Mar, nggak nyangka Lo, bakalan nyampir di tempat ini. Sesat nggak nih?" Bisik Cika di telinga Damar, memang dari tadi, Cika selalu mengikuti kemana Damar pergi.

"Ikutin aja." Singkat Damar, simple.

"Cewek Lo Damar? Boleh juga." Tunjuk ke arah Cika oleh seorang wanita berpakaian minim yang menghampiri Damar sambil bergelayut manja di lengan seorang prianya. Kira-kira taksiran umur mereka sekitar dua puluh tahunan.

"Bukan, gue sama Damar temen kok."
Sergas Cika cepat, hingga dia yang dari berjalan di belakang Damar, sekarang menyamping.

"Iya, ada-ada aja Lo Gis." Jawab Damar juga tak setuju.

Wanita yang di sapa Gis oleh Damar tadi hanya tersenyum.

"Oh, btw selamat ya Damar, keren Lo, ya kan Di?" Ucap wanita itu dan meminta persetujuan juga pada laki-laki di sampingnya tadi, dan laki laki itu hanya mengangguk tanda setuju.

"Kita cabut duluan Damar ya, oh ya cewek Lo siapa namanya?"
Masih salah persepsi si mbak.

"Cika gue, kita temen Damar Inggis."
Cika menjawab Si mbak tadi.

"Temen apa demen, duluan ya Cika." Inggis masih menggoda Cika, padahal katanya ingin pergi dari tadi.

"Y." Jawaban termalas Cika.

Tempat party ini diadakan di karaoke yang berkombinasi dengan bar, kepunyaan salah satu anggota geng. Tapi tidak gratis juga karena sudah di kutip dananya saat pertama masuk ke tempat ini. Jadi tidak merugikan salah satu pihak.

Menandakan tempat party ini diadakan di tempat karaoke adalah saat pertama masuk kesini, mereka langsung di Sambut dengan dentuman musik, yang bagi sebagian orang menyenangkan.

Bahkan ada yang sedang minum-minum.

Sungguh tempat yang menawarkan kebebasan bagi yang menginginkan.

Orang-orang yang di datang ke acara ini rata anak kuliahan dan delapan belas tahunan sekiranya lulusan SMA, ada juga beberapa anak SMA.

Mereka rata-rata bukanlah anak orang miskin, tapi anak berkecukupan bahkan kadang kelebihan harta, tapi kekurangan kasih sayang dari orang tua yang sibuk hingga mencari kebahagiaan sendiri, seperti Damar misalnya.

Damar malam ini hanya mengenakan jaket dan jelana jeans biasa, sedangkan Cika juga berpenampilan hampir sama seperti Damar, Cika mengenakan jaket dan kaos sebagai dalaman dan jelana Jogger, hampir mirip orang mau tidurlah. Biasanya orang ke party mengenakan dress rapi Cika memang berlainan. Begitulah yang terjadi jika orangnya kelewat santai.

" Mar, Cik, kenalin nih Amel, Amel kenalin ini temen gue." Gumiza mengenalkan cewek yang baru di kenalnya, karena tadi duduk berdua di salah satu meja bar, jadi sempat kenalan.

"Oh, hai, gue Cika." Kenal Cika Sambil mengulurkan tangan.

"Gue Ameli." Tanggal Amel menerima uluran tangan Cika.

Amel sepertinya ingin berkenalan juga dengan Damar. Tapi melihat Damar yang tanpa ekspresi dari tadi, Amel mengurungkan niatnya.

"Oh kalau dia Damar, panggil aja Damar." Malah Cika yang mengenalkan Damar pada Amel, karena Cika sempat melihat Amel ingin mengulurkan tangannya tadi tapi di urungkan.

"Kelas berapa Lo Mel?" Tanya Cika.

"Gue, kelas tiga." Jawab Amel.

"Weueh, kita adek kelas lo dong."
Seru Cika girang.

"Ohh, kalian berarti kelas dua ya, gue pikir juga kelas tiga." Jawab Amel terkejut.

"Pasti Gura, eh Gumiza, nggak bilangin nih, pokoknya Lo jangan mau Mel di ajak pacaran sama brondong kayak dia." Cika menggebu, sampai hampir salah menyebut nama Gumiza. Inilah liciknya Cika,pokoknya selama Cika masih jomblo yang lain juga harus jomblo.

Amel hanya merespon dengan senyuman, malah tidak terkejut atau apapun.

Malahan gumizalah yang merasa teraniyyaya. Nasib teman yang di kesampingkan memang begitu.

"Sabarrr." Gumam Gumiza pada diri sendiri sambil menghembuskan nafas.

Sabar, orang sabar berdada lebar.

Damar hanya menyaksikan interaksi antara Cika dan Amel sedari tadi, tanpa berniat menambahi dan memotongnya.

Hingga seseorang menepuk bahunya.








Happy reading 🤗

MEET AFTER PARTINGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang