Suka duka itu hal biasa, yang nggak biasa itu ada yang suka kutil mengumpit di mana pun.
-Tamara-Penggrebekan arena balapan jarang sekali terjadi. Dan kejadian Yang tadi datangnya razia arena tersebut telah menimbulkan kecurigaan dari para genk-genk di arena itu. Dari kecurigaan tersebut mereka telah menyimpulkan dua kesimpulan yang menyebabkan arena tersebut di ketahui polisi.
Yang pertama yaitu memang para polisi itu tengah berpatroli di malam hari, mungkin.
Yang kedua yaitu adanya anggota dari salah satu genk diantara mereka yang berkhianat, mungkin ada dendam yang tak sempat tersampaikan.
Dan dari kesepakatn mereka bersama semuanya menyepakati bahwa mereka harus pindah arena untuk balapan selanjutnya.
Sekarang Damar memboncengi Cika untuk menghindari razia di arena tadi.
Karena terburu-buru menyelamatkan diri mereka sampai melupakan Tamara dan Gumiza yang entah bagaimana nasibnya sekarang."Damaar berhenti dulu deehh."
Suara Cika hampir tak kedengaran saking kencangnya Damar mengebut."Marrrr berhennntii duluuu."
Kali ini teriakan Cika lebih kencang dari yang tadi."Ciiiiit." Damar mengerem motor tiba-tiba membuat Cika yang di belakang terjengkang.
"Kenapa emangnya?"
Tanya Damar tanpa rasa bersalah. Seraya menghentikan motor ke pinggir"Lo bego ya kalau gue mati gimana?"
Protes Cika sambil turun dari motor besar Damar."Tadi lo suruh berhenti. Ada apaan sih?" Tanya Damar kembali seakan tak peduli dengan protesan cika. Dengan posisi masih duduk diatas motornya.
"Tamara sama Gurami gimana, mereka kok gak keliatan sedari tadi padahal gue udah celingukan ke belakang. Tapi nihil juga."
Jawab setengah panik."Palingan udah balik kerumahnya."
Damar menjawab dengan nada santai."Tapi kita kan searah. Gimana kalau mereka kena jaring razia ?"
Cika masih setengah panik. Dengan ekspresi gigit jari."Entar juga di kasih tau kalau kena jaring." Damar masih dengan nada santainya.
"Lo gimana sih ke mereka kayak bukan temen aja nggak khawatir gitu gue lihat lo."
Sarkas Cika ke Damar."Emang gue harus gimana nangis gitu." Balas Damar mendelik.
Bunyi Dj mengganggu pembicaraan mereka.
Ternyata bunyi nada dering hp cika."Ya halo.."
".......""
"Tamara sama lo?"
"......."
"Lo dimana sekarang?"
"....... "
"Terus gi mana kalau tu anak kena jaring?"
"......."
"Lo jangan gitu dong."
"........"
"Yaudahlah." Jawab Cika mengakhiri sambungan telepon.
"Ini si Gurami bilang kalau dia nggak sama Tamara." Jelas Cika tanpa di tanya Damar.
"Paling juga udah pulang." Sahut Damar.
" yuk cabut gue udah ngantuk nih." Ajak Damar.
Jam sudah menunjukkan pukul 02.30 ini mungkin sebentar lagi mau subuh tapi mereka masih di jalan raya. Untuk mengantar Cika pulang ke rumahnya.
Berapa kilometer lagi akan sampai ke rumah Cika tapi tiba-tiba handphone Cika berbunyi.
"Damarr Damar berhenti. Ada telpon." Cika memanggil Damar supaya menghentikan motornya untuk angkat telepon.
Dan motor Damar pun berhenti melembut agar tidak membuat Cika terjungkang seperti tadi.
Cika langsung bergegas turun dari motor.
" Halo."sapa Cika.
"Dengan saudari Cika ditempat."
Cika sengaja mengloudspeakerkan hpnya biar damar mendengarnya juga karena ini nomor asing tak dikenalnya." ya dengan saya sendiri ada apa ya." Jawab Cika lugas.
" kami mohon kepada saudari untuk segera kemari di kantor polisi xxx untuk menjemput teman saudari di sini atas pelanggaran lalu lintas yang dilakukan." Suara orang di seberang seperti tengah wawancaranya saja.
Sebenarnya Cika sudah di awal sudah menduga nya pasti itu polisi.
"Damar putar balik ke kantor polisi.
Si Tamara di sana."
Tegas Cika pada Damar."Gue ngantuk cika lo sendiri aja deh ke sana mau pulang." Bantah Damar
"Tapi kan itu juga teman lo, gimana sih lo. Putar balik sekarang, gue nggak mau tahu harus ikut juga."
Jawab Cika cepat .Damar dengan muka ngantuk memutar balik motornya dengan segera.
Bukan dia nggak bisa membantah Cika, tapi males harus berdebat lagi apalagi tengah malam begini.Kantor polisi xxx
Damar memarkirkan motornya dan segera menyusul Cika yang sudah bergegas masuk ke dalam kantor polisi.
Kayaknya itu cewek nggak punya rasa takut deh.
Tapi ia tak peduli bagaimanapun caranya harus cepat pulang.
Matanya saja sudah mulai merabun karena mengantukDisana terlihat Tamara dan beberapa remaja lainnya tengah di wawancarai oleh polisi.
"Itu teman saya pak. Mereka pasti menjemput saya." Damar sambil menyusul Cika melihat Tamara sumringih sambil menunjuk Cika yang datang ke arahnya.
"Ohh ini temanmu." Sahut pak polisi dengan kira-kira berumur seperempat abadlah. Dia terlihat bersahabat saat tengah berbincang dengan Tamara.
"Itu juga teman saya." Tamara juga menuju ke arahnya yang datang setelah Cika.
"Silahkan duduk." Polisi itu masih terlihat ramah.
"Kami harus mewawancarai kalian juga ya."
Polisi tersebut berterus terang.Setelah melakukan berbagai prosedur wawancara yang panjang lebar, bahkan sampai satu jam-an lebih.
Dan berakhir dengan Tamara yang harus tes urine apakah apakah mengandung narkotika dan sejenisnya.
Dan alhamdulillahirobbilalamin akhirnya selamat.
Karena mereka berempat memang tidak mengkonsumsi minuman itu dan sejenisnya lah. Kenakalan mereka hanya sebatas balapan saja tidak lebih.
"Lain kali jangan diulangi ya dek."
Nasihat pak polisi.
Untung pak polisinya lama kalau enggak mungkin Tamara harus merasakan dinginnya rantai malam ini, eh ralat ini udah mau subuh." siap pak." Sahut Tamara masih dengan semangat walau tidak 45 lagi.
Dan satu lagi kerugian mereka sempat tertambahkan karena harus menebus motor Tamara yang kena razia tadi.
"Lo bayar ya Tam ini semua nggak gratis ya asal lo tau itu." Sengit Cika kepada Tamara.
"Aelah lu Cik mah gak pernah ikhlas. Gue bayarlah."
Sahut Tamara dengan nada biasa seakan tak terbebani."Cik lo dianterin Tamara ya. Gue mau balik." Damar bergegas menaiki motor ngantuknya sudah stadium 4 mungkin.
"Gue bareng lu Marr, ogah gue bareng sama nih bacot." Kilas Cika langsung menaiki motor Damar.
"Duluan Tam." Nada ngantuk Damar semakin meningkat.
Di deoan gerbang rumah Cika.
"Turun lo."
Perintah Damar pada Cika."Tanpa lo suruh gue juga turun kali. Gue nggak suruh masuk ya lo pulang aja sana."Usir Cika ketus pada Damar.
Damar pun open dodol pada ucapan Cika Damar langsung menancap gas.
Persetan dengan semuanya yang penting pulang sekarang.Damar tiba di halaman rumahnya dan melihat beberapa mobil yang terparkir di depan garasi.
Seperti dikenali nya. Tiba-tiba jantungnya berdegup kencang. Mati dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET AFTER PARTINGE
Roman pour AdolescentsAda yang terusik tanpa suara Ada yang menghembus tapi bukan angin Ada juga sayatan tanpa terlihat Dan luka tanpa darah Dan sakit tanpa penyebab Juga pergi lalu datang lagi Semua terkumpul dalam satu titik semu yang tak tertemukan Dengan masing-mas...