Pada abad ke-19, tepatnya di tahun 1892, hiduplah sepasang saudara kembar laki-laki yang tinggal di suatu negeri bernama Emerald.Negeri Emerald, adalah negeri makmur yang terletak diantara Negeri Sapphire dan Negeri Ruby. Boleh dikata, Emerald diapit oleh dua negeri tersebut.
Di negeri makmur itu, hidup sosok Aljeno Xavier Luigi dan Erico Zavier Luigi, si kembar dengan paras rupawan yang serupa namun tak sama. Xavier, si kakak yang memiliki hidung bangir dan tahi lalat cantik di sekitar mata kanannya. Lalu Zavier, si adik yang memiliki rahang tirus dan bibir tebal bak kelopak mawar.
Xavier dan Zavier, hidup dan tumbuh bersama hingga keduanya kini berusia 10 tahun. Si kembar Luigi itu tumbuh dibawah asuhan dan didikan seorang wanita cantik berhati mulia, Bianca Suzette namanya. Di bawah asuhan Bianca, Xavier dan Zavier tumbuh menjadi anak-anak yang religius, cerdas, ber-tatakrama dan tangguh, namun demikian tetap berhati lembut.
Perlu diketahui, sebenarnya Bianca bukanlah ibu kandung Xavier dan Zavier, namun ia telah mengasuh keduanya sejak lahir. Orang tua kandung si kembar, berpulang pada pangkuan sang keabadian saat Negeri Emerald berseteru panas dengan Negeri Amethyst. Kembali ke 10 tahun silam, pada tahun 1882, Negeri Emerald terlibat peperangan dengan Negeri Amethyst.
Yang mana kala itu, ayah kandung si kembar, Diego Ashlan Luigi yang merupakan panglima perang tangguh kebanggaan Negeri Emerald mati secara terhormat dalam medan perang. Dan sebuah takdir yang telah ditetapkan, bertepatan dengan gugurnya ayah mereka di medan perang, ibu kandung mereka, Jurina Laurent juga menyusul mati secara mulia saat berjuang melahirkan Xavier dan Zavier ke dunia.
Terlepas dari kepingan peristiwa masa lalu, Xavier dan Zavier tumbuh dengan baik seperti anak sebaya mereka. Belajar, bermain, menemukan hal-hal yang baru, dan lain sebagainya adalah kegiatan sehari-hari si kembar Luigi.
Berada dibawah asuhan Bianca sejak lahir, membuat keduanya tidak segan untuk memanggil wanita cantik itu dengan sebutan ‘Ibu’. Bahkan, mungkin saja bagi khalayak yang tidak tahu apapun pasti akan berpikir bahwa Bianca adalah ibu kandung Xavier dan Zavier. Walau diantara mereka tidak ada ikatan darah sama sekali, rasa cinta dan sayang selalu tercurah mengasihi.
Seperti sekarang, Bianca baru saja tiba di pekarangan rumahnya setelah menghadiri undangan pesta teh yang diadakan temannya. Diwaktu yang bersamaan, ia langsung mendapat sambutan antusias dari kedua putranya.
"IBU!!!" pekikan melengking itu memenuhi penjuru rumah, dan tak berapa lama disusul dengan limbungnya tubuh Bianca karena ditubruk oleh dua jagoannya itu.
"Selamat datang, Ibu." sambut Xavier dan Zavier serempak.
Mendapat perlakuan demikian dari kedua putranya, tentu saja Bianca tersenyum manis hingga matanya menyipit.
"Hai anak-anak, terimakasih atas sambutan pulang yang hangat. Oh, terimakasih juga untuk pelukan eratnya." Bianca berucap manis dengan kekehan ringan diakhir.
"Ibu, bagaimana tadi? apa pestanya menyenangkan?" tanya Xavier.
Bianca mengangguk, "Sangat menyenangkan, Ibu menikmati pesta teh yang diadakan Nyonya Margareth dengan baik." jawabnya.
"Apakah di rumah Nyonya Margareth tadi ada banyak kudapan?" kali ini Zavier yang bertanya.
"Tentu saja, berbagai kudapan manis dan asin tersedia. Oh iya, Nyonya Margareth memberikan roti isi daging dan beberapa manisan untuk kalian." Bianca mengeluarkan makanan yang disebutkannya dari dalam tas.
Mendengar kalimat terakhir yang lolos dari bibir Bianca, membuat Xavier dan Zavier kepalang senang. "Benarkah?? ada roti? manisan?" tanya keduanya memastikan.