Chapter 4 -Special guest

1.4K 271 22
                                    

"Permisi nona Zenith...sepertinya ada tamu khusus untuk nona." Ucap Bibi Ella di depan pintu kamar Zenith.

"Eh..iya sebentarr bibi aku akan kebawah." Jawab Zenith dengan sedikit terkejut karena mana mungkin ada tamu yang berkunjung 11 malam.

Setelahnya Zenith segera keluar dari kamar dan turun tangga menuju ruang tamu rumahnya. Betapa terkejutnya Zenith saat mengetahui bahwa tamu khususnya adalah Putri Athanasia.

"A-athii m-ma-maksudku Putrii Athanasiaa!?" Teriak kecil Zenith dengan sangat terkejut pasalnya mana mungkin putri di ijinkan keluar malam-malam.

"Ups..maaf." Ucap Zenith lagi saat ia sadar kalau berteriak tengah malam dapat membangunkan ayahnya atau bahkan membuatnya khawatir.

"Haii Zenih..hehehe gapapa panggil aku Athi saja, maaf juga malam-malam menggu dan tolong rahasiakn ini dari paman dan ayahku ya." Mohon Putri kepada Zenith dengan ekpresi :b dan tangganya didepan bibir.

"Baikk putrii, dan oh ya kenapa put-ah maksudku Athi kesini malam-malam??" Tanya Zenith dengan sedikit bingung.

Kemudian putri menjawab bahwa ia masih kangen dengan saudara sepupunya itu. Pasalnya apabila ia di istana sekarang sangat jarang sekali diperbolehkan keluar karena banyak tugas yang harus ia selesaikan sebagi calon putri mahkota. Putri Athanasia juga mengatakan bahwa dia berteleport ke rumah Zenith dengan diam-diam dan minta bantuan Lukas. Kedua saudara itu berbincang sampai malam sambil memakan camilan dan minum teh. Mereka berdua tidak menyadari bahwa sejak awal mereka mengobrol ada pria tinggi berambut hitam memperhatikan mereka berdua dari atas tangga. Setelah Zenith dan putri mengobrol cukup lama waktu sudah berlalu cepat yang menandakan bahwa putri harus pulang. Putri pun memeluk Zenith sekali lagi dan berpamitan kepada Bibi Ella serta meminta maaf karena membagunkannya malam-malam. Puff..dalam sekejap putri sudah menghilang. Zenith terlebih dahulu mengucapkan selamat malam kepada Bibi Ella dan naik tangga untuk kembali kekamarnya.

Saat Zenith sudah masuk ke kamarnya dan tertidur lelap, seorang pria berambut hitam serta tinggi itu masuk kekamarnya. Ternyata pria tersebut adalah Anastasius yang merupakan ayahnya Zenith sendiri.

"Mimpi indah zen..dan jangan mimpikan Claude galak itu..atau bahkan anaknya yang menyebalkan itu." Ucap Anastasius kepada anaknya sambil mencium keningnya.

"Kau membuatku ingat seseorang nak.." Ucap terakhir Anastasius sebelum meninggalkan kamar anaknya.

Hari demi hari berlalu dengan sangat cepat. Sudah saatnya Zenith melakukan debutante walaupun telat satu tahun karena tahun lalu ia berusia 15 tahun. Betapa senangnya juga Zenith di ijinkan untuk melakukan debutante di istana Obelia, tentunya dengan persetujuan yang mulia Claude de Alger Obelia. Hari ini tepatnya 7 hari sebelum pesta perayaan debutante Zenith. Tentu saja banyak persiapan yang harus ia lakukan seperti mencoba-coba baju, mengirim dan memilih tamu-tamu undangan penting, memilih desert sekaligus makanan pesta dan yang paling utama adalah konsep pestanya.

Zenith berbicara kepada dirinya sendiri "Huaaa hari ini banyak sekali yang harus kulakukan...apalagi menyiapkan baju untuk ke ibukota, memberi kabar ke tuan putri, mencoba gaun-gaun pesat, menyesuaikan segala hal..huaa" Ucapnya dalam hati.

Tamu-tamu penting yang bersedia hadir diantaranya adalah perwakilan Agrice, Cesar de Raiman Cline dan Canaria Easter, dan perwakilan Fedelian. Sebenarnya masih banyak keluarga kerajaan luar pulau yang sudah dikirim suratnya akan tetapi banyak yang menolak karena urusan pekerjaan yang masih menumpuk. Surat-surat itu sudah sampai ke tangan semua tamu undangan minggu lalu.

'Tok..tok..tok' suara pintu di ketuk dan Zenith mengijinkannya masuk. "Permisi nona kita harus segera bersiap-siap kereta kuda dari kerajaan sudah dikirimkan kemarin dan perkiraanya 3 jam lagi akan datang!" Ucap bibi Ella dengan gaya bicara yang lebih cepat.

"Ahh..iya..iya aku hampir melupakannya, baiklah aku akan segera bersiap-siap bibi dan tolong bantu aku mengemas pakaianku ya." Jawab Zenith dengan cepat sambil meninggalkan meja tempat ia menulis surat tadi.

Tepat setelah Zenith dan ayahnya selesai bersiap-siap, kereta kuda pun datang. Mereka berdua sampai di Obelia saat subuh sehingga mereka mengira bahwa segera sampai mereka akan istirahat. Akan tetapi....

Hohohoo...authorr come backk hehehe..makasih atas dukungan kalian semua. Hehehe kira-kira apa yang terjadi saat Zenith dan ayahnya tiba ya??
Akan aku up saat udah 30 vote ya, dan tentunya setelah author pulang sekolah hehehe.
Happy reading!! ~☆

Love PatienceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang