Sebelum Zenith benar-benar memahami apa yang ia alami, mimpi itu telah hilang ditelan kegelapan.
"Hosh..hosh..hosh." Zenith terbangun di tengah malam dengan pucat dan ketakutan.
Teringat bercucuran di badan Zenith. Ia pun memutuskan membuka jendela kamarnya untuk mendapat angin agar dapat menenangkan pikirannta dan mencerna semua mimpi yang ia alami. Selagi ia pergi ke kamar mandi meninggalkan jendela kamar terbuka. Seekor burung membawa sesuatu mendarat ke balkon itu. Sepertinya di kaki burung itu terikat sebuah surat.
-Di sisi lain-
"Seharusnya sudah sampai." Ucap pelan seorang pemuda di dalam kamarnya sambil memandang langit malam dari balkon kamarnya.Whus~~ sekejap sebuah angin cukup kencang membawa ribuan kupu-kupu muncul di tengah-tengah kamar. Seorang wanita cantik jelita dengan mata merah yang cerah seperti batu amber muncul di antara ribuan kupu-kupu itu.
Note: anggap aja ini Roxana muncul dari kupu-kupunya karena sihir dia ok.
"Apa yang kau lakukan Jer?"
"Tumben sudah selarut ini belum tidur. Bukannya besok hari bersiap untuk kepulanganmu?" Tanya wanita bersurai blonde yang mendadak muncul dari kerumunan ribuan kupu-kupu itu."Ka-kakak, apa yang kakak lakukan!?" Ucap pemuda berambut biru tua hampir hitam itu kepada wanita dengan gelagapan sekaligus terkejut. Yup, wanita iu adalah kakaknya.
"Bukankah sudah kuperingatkan juga, kalau kakak jangan terlalu berlebihan menggunakan kekuatan kupu-kupu itu. Itu bisa berbahaya buat kesehatan kakak tau!!" Ucap pemuda itu yang ternyata Jeremy ke pada kakaknya dengan sedikit marah. (Jeremy lupa kalau ada janjian sama kakaknya malam itu wkwk)"Oh, sekarang kau baru mengkhawatirkan kakakmu? Bahkan belum menjawab pertanyaanku yang tadi juga."
"Hahaha, siapa orang yang kau kirimi surat tengah malam begitu huh?"
"Atau jangan bilang adikku yang manis ini sudah memasuki masa romansanya dengan gadis kecil yang kita temui dulu?" Ucap Roxana kepada adiknya dengan fakta bertubi-tubi yang memang kebenarannya begitu.
(Ekspresi Roxana pas jahili Jeremy gininya kira-kira.)"Ekhem." Batuk Jeremy pelan.
"Bukan begitu maksudku kak. Hanya ingin memberikan pesan perpisahan karena tidak mungkin lagi bisa berkunjung ke sini juga." Jawab Jeremy kepada kakaknya."Baiklah kalau itu maumu tak apa. Tapi, kamu tidak melupakan hal yang aku suruh selidikikan?" Tanya kakaknya dengan wajah mulai serius.
"Tidak kak." Jawab Jeremy cepat sambil mengambil beberapa gulungan kertas.
Mereka berdua berdiskusi sejenak.
"Kak, bukankah ini sedikit aneh?" Ucap Jeremy ke kakaknya.
"Sudahlah nanti kamu selidiki lagi saja, sekarang sudah larut. Sampai jumpa."
Roxana mengatakan bahwa ia harus segera pergi mengurus sesuatu lagi dan menyuruh adiknya untuk segera tidur.
(Langsung ilang setelahnya barengan sama kupu-kupunya juga.)-Kamar Zenith-
Sesudah Zenith mengalami mimpi itu, ia bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya sejenak. Setelah merasa segar, Zenith kembali kekamarnya dan menuju ke jendela untuk menenangkan pikirannha kembali. Saat sampai di balkon Zenith segera melihat bahwa ada burung yang mendarat disana dengan sebuah surat dikakinya. Melihat sayap burung itu yang sedikit tergores ranting pohon, Zenith bergegas membawa burung itu masuk ke kamarnya sebentar agar tidak kedinginan. Sambil ia mengambilkan peralatan untuk mengobati goresan sayap burung itu.Setelah mengobatu burung itu, ia pun mengambil surat yang ada di kaki burung itu. Burung itu Zenith terbangkan kembali melalui balkon seperti saat ia datan. Zenith membaca suratnya sejenak dan tertawa kecil. Hal itu membuat kegelisahan tentang mimpinya hilang sejenak.
Hope you enjoy!!
Penasaran gak nih?? Isi surat Jeremy ke Zenith wkw? ditunggu chapter selanjutnya ya!!
Thank you for reading and sorry for late update.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Patience
RomansaZenith Margarita seorang gadis bermata hijau yang segar dan berusia 14 tahun. Setelah satu tahun diasingkan ke suatu tempat diluar ibu kota kekaisaran Obelia sekarang adalah saatnya untuk dia dan ayahnya di ijinkan untuk pergi bersama anggota-anggot...