2

1K 65 0
                                    

Ashel bingung sekali dengan tingkah lelaki yang bernama adelio ini. Adelio tidak bisa dilihat orang lain selain ashel karena jubahnya. Adelio kini berada di atas lemari pakaian milik ashel. Ashel pun membiarkan adelio sedangkan dirinya akan mengerjakan tugas. Tidak sengaja ashel menyenggol pulpennya namun karena adelio cekatan orangnya dirinya langsung menggunakan sihirnya.

" Wingardium Leviosa " ucap pelan adelio sambil menatap kearah pulpen ashel.

Pensil itu kembali lagi diatas meja belajar milik ashel . Ashel hanya bisa terdiam melihat pensilnya tadi. Ashel kini memalingkan pandangannya pada adelio.

" apa? " tanya adelio dengan nada agak terdengar dingin.

" engga " ucap ashel yang kembali lagi mengerjakan tugasnya.

Ashel masih saja dilihatin oleh adelio yang tidak bisa dilihat oleh orang lain . Tiba tiba pintu kamar ashel dibuka oleh ayah nya , ashel pun keluar untuk makan malam bersama keluarganya. Adelio juga sebenarnya merasakan lapar tapi tidak apa apa kini adelio mencoba mengintip dari lubang kunci pintu.

" ternyata dia baik baik saja " batin adelio sambil tersenyum manis pada ashel.

Adelio mencoba melihat tugas yang dikerjakan oleh ashel. Adelio yang sepertinya mengerti langsung menjawab semua soalnya dengan cepat. Ashel pun kini telah selesai makan dan masih melihat adelio di posisi yang sama.

" apa lu liat liat gw? suka lu? " tanya ashel dengan pedenya.

" idih ga dulu " jawab adelio yang kembali membaca komik milik ashel.

Ashel duduk di kursi nya lalu menatap buku pelajaran nya. Ashel sontak kaget karena tugasnya yang sudah terjawab , ashel kembali menatap adelio.

" terimakasih " ucap ashel yang masih menatap ke arah adelio.

" ya sama sama " ucap adelio yang masih saja menatap komik yang dibaca nya.

Tiba tiba seorang lelaki datang bersama marsha . Adelio menatap tajam wajah lelaki itu takutnya dia melakukan hal hal yang aneh pada ashel. Ashel yang sempat mengarahkan pandangannya pada adelio mencoba untuk menahan tawanya. Ternyata lelaki itu bernama tian . Tian dan ashel keluar dari rumah ashel diikuti oleh adelio dan benar saja setelah sudah mengobrol terlalu lama ashel dan tian mulai masuk ke topik pembicaraan yang membuat mereka bertengkar. Rasanya adelio ingin memukuli tian tapi sayangnya adelio di tahan oleh ashel. Pembicaraan mulai semakin membuat suasana hati semakin tidak enak dan tiba tiba tangan tian ingin menampar pipi ashel namun adelio langsung melindungi ashel agar tidak terkena tamparan itu melainkan dirinya sendiri , adelio.

" wehh perih " ucap adelio yang langsung berlari-larian mengelilingi halaman rumah ashel.

Ashel menepuk jidatnya sendiri karena melihat kelakuan adelio . Kini ashel dan tian kembali membicarakan hal itu secara baik baik sampai masalah selesai kini tian pergi meninggalkan rumah itu. Adelio sedang mencuci muka nya dengan air mengalir , ashel pun menghampiri adelio.

" lu ga papa lio? " tanya ashel yang membuat adelio langsung menoleh.

" lu ga liat? muka gw luka karena kuku nya si tulang , tunas? siapa namanya? " ucap adelio yang sambil mencoba mengingat nama tian.

" tian , namanya tian " ucap ashel yang mengingatkan nama itu pada adelio.

Ashel langsung menarik tangan adelio untuk mengikuti nya kedalam kamar. Setelah dikamar , ashel langsung mengambil kotak P3K dan langsung mengobati pipi adelio. Pandangan adelio hanya menatap mata ashel yang begitu indah.

" aduh pelan pelan shel " ucap adelio sambil sedikit menghindar ketika merasakan perih.

Setelah selesai mengobati pipi adelio kini ashel mengembalikan kotak P3K ditempatnya dan kembali menghampiri adelio yang sudah berdiri dari kursi yang ia duduki.

Aku hanya menjagamu [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang