21

18.8K 2.1K 132
                                    

"Gue tau," potong Aga.

Obrolan Aga sama Ravi semakin larut bahkan Xena yang beberapa kali memergoki dari kejauhan enggan menganggu. Ravi teman bicara yang paling cocok buat Aga hari ini bukan dia, Jiel apalagi mamanya.

"Dia cerita?" tanya Ravi.

Aga mengangguk, not specifically tapi at least Xena cerita.

Tentang mantannya.

Aga bukannya gak mau mencari tahu lebih jauh lagi, tapi dia merasa gak perlu karena itu masa lalu dan tidak akan ada yang berubah bahkan dengan kekuatan ajaib sekalipun.

"Perlu gue cerita lagi atau?" tawar Ravi.

"Gak perlu. Gak mau tau juga," tolak Aga santai.

Ravi terkekeh lalu mengangkat ibu jarinya ke arah Aga. Ravi gak sebrengsek Aga, tapi dia juga gak sebaik Aga jadi dia bisa paham bahwa Aga orang yang tepat.

Soal tentang tepat atau tidak tepatnya seseorang itu objektif, tidak bisa subjektif karena yang dilihat bukan bagaimana orang itu bersikap. Baik atau buruk tergantung dari kenyamanan yang ia timbulkan. Apalagi persentase jatuh cinta lebih tinggi ke orang yang salah.

"Bagus lah. Percuma ngorek-ngorek masa lalu orang apalagi kalau gak punya solusi," jawab Ravi apa adanya.

"Gak akan ada kabar baru juga dari sana," tambah Aga.

Rokok kedua Aga digunakan sebaik mungkin di obrolan malam ini dengan orang baru.

Ravi tersenyum di sela-sela isapan rokoknya, membuang asapnya ke arah atas lalu menatap lurus ke malam gelap di luar.

"Titip sahabat gue yang itu, Ga. Emang ngerepotin sama suka bikin salah tingkah tapi kalau dia udah sayang sama lo, dia bakal sayang banget kok," ungkap Ravi.

Boleh jujur? Aga agaknya tercengang dengan ucapan Ravi barusan.

"Boleh nanya?" tanya Aga lagi untuk yang kedua kalinya hari ini.

Ravi mengangguk. "Tanya aja."

"Lo suka sama Xena?"

"Suka. Tapi buat apa?"

Aga cengo sedangkan Ravi tertawa ngakak, menyibakkan batang rokok ke asbak dan membiarkan serbuk-serbuk sisa hasil bakaran terjatuh disana lalu menepuk bahu Aga pelan.

"Canda, bre. Gue punya cewek kok," lanjut Ravi.

"Kamu punya pacar? Kok aku gak dikasih tau?" tanya Xena histeris.

Xena tiba-tiba muncul di antara perbincangan itu. Membuat Aga dan Ravi menoleh ke belakang dalam waktu yang bersamaan.

"Kok belum tidur?" tanya Ravi mengalihkan pertanyaannya.

Ravi gak mikir nanya kayak tadi buat menyelamatkan diri dari pertanyaan lanjutan Xena, padahal masih jam 10 malam sekarang. Mana mungkin gadis dewasa macam Xena udah tidur?

"Kamu udah punya pacar?" ulang Xena tidak teralihkan.

"Udah," jawab Ravi.

"Kenapa gak cerita?" tanya Xena, nadanya menuntut.

Aga agak terkejut karena ini baru pertama kalinya dia mendengar Xena agak tegas dan nyecer.

"Aku mau cerita tapi kamu udah sibuk cerita soal ini orang," goda Ravi menunjuk ke arah Aga yang pura-pura sibuk dengan rokoknya.

Aga memberhentikan pergerakannya dan menatap Xena serta Ravi pura-pura kaget.

"Ravi, ih, jangan bilang-bilang!" protes Xena.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang