37

19.1K 1.8K 109
                                    

Minggu kedua rawat jalan

Aga sudah mengantongi nomor ponsel Xena yang baru berkat perawat yang membantunya, tapi ia juga belum menghubungi apa-apa dari terakhir Xena tidur di apartemennya.

Aga tidak pernah memimpikan malam itu terjadi tapi nyatanya terjadi. Jadi, teruslah bermimpi sampai mimpi mu jadi kenyataan.

Karena itu berlaku pada Aga.

Membawa Xena kembali kepadanya bahkan di saat gadis itu tidak pernah menjadi miliknya sungguh sulit. Otak pintarnya bahkan tidak mampu berpikir lebih karena batinnya memerintah untuk tidak bertindak terlalu jauh. Alih-alih gadis itu tidak nyaman dan memilih pergi lagi.

Bercanda. Aga tidak akan selamat dari kegilaan kali ini jika Xena pergi lagi dari hidupnya.

"Dok, pasien terakhir atas nama Sella," ujar perawat yang bertugas membantu praktek Aga sore ini.

Hampir misheard Sella dengan Xena karena punya pelafalan yang mirip membuat Aga kecewa karena bukan nama yang ia harapkan yang muncul.

Rupanya Xena tidak datang hari ini. Tapi, kenapa? Apa gadis itu sakit lagi? Berencana pergi lagi?

Astaga, rasanya kepala Aga mau meledak hanya memikirkan kemungkinan-kemungkinan kecil itu saja.

Fokus.

Ia harus bertemu dengan pasien terakhirnya yang bernama Sella bukan Xena.

Jarak 10 tahun ini membuat Aga belajar bahwa sometimes people change and people don't

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarak 10 tahun ini membuat Aga belajar bahwa sometimes people change and people don't. Terkadang memang ada hati yang sudah dari awal ditentukan pemiliknya siapa, jadi sejauh apapun keadaan berubah semuanya akan tetap sama.

Buat Aga, memikirkan Xena for the past 10 years membuat semangatnya lebih menggebu dari Aga yang dulu. Pembelajaran baru lagi, ternyata anak kuliahan belum sedewasa itu karena jika sudah cukup dewasa Aga tidak akan kehilangan.

"Baik, kita ketemu lagi 2 bulan lagi ya," ujar Aga.

Pasien atas nama Sella itu mengangguk, mengakhiri sesi-nya bersama dokter Sagara dan keluar dari ruangan Aga.

Aga menghela napasnya, mereka ulang semua pasien yang ia tangani agar memastikan tidak ada yang terlewat dan hari ini bisa berakhir dengan sempurna kecuali dengan ketidakhadiran Xena.

Sesuai pesan yang ia kirim, Xena akan datang sekitar jam 9 malam.

Aga melirik jam tangannya, masih jam 6 sore. Masih ada 3 jam untuk menentukan apakah harapannya menjadi palsu atau nyata.

"Dok," panggil perawat yang membantu Aga. "Kemarin ada kiriman dari Sitta."

Aga menepuk keningnya pelan, dia melupakan satu hal wajib yang harus dilakukan yaitu fitting baju untuk pernikahan.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang