36

16.9K 2.1K 156
                                    

1 minggu setelahnya

Aga tidak berhubungan dengan Xena dari terakhir kali ia mengantar gadis itu pulang pasca operasi. Membiarkan semua pertemuannya terjadi secara alami karena nyatanya hari ini Xena akan datang ke rumah sakit untuk menemuinya. 

Rawat jalan pertama Xena setelah operasi. 

Beruntung sekali jadi Aga bukan? 

"Dok, pasien terakhir atas nama Xena Jira boleh dipersilahkan masuk sekarang kah?" tanya sang perawat yang membantu Aga praktek hari ini dari balik pintu.

Rawat jalan Xena itu empat kali selama satu bulan dengan frekuensi satu minggu sekali. Jadi, Aga punya empat kali kesempatan sampai berhasil membuat Xena kembali kepadanya.

"Silahkan," ujar Aga.

Tidak lama dari itu Xena langsung masuk dari belakang sang perawat hanya saja sang perawat menunggu di depan sampai aba-aba dari Aga selanjutnya.

"Siang, Dok," sapa Xena se-formal mungkin.

"Selamat siang," balas Aga ikut-ikutan sembari menahan senyumnya.

"Kenapa kamu nahan ketawa?"

"Lucu aja denger kamu manggil aku kayak gitu.

"Kamu kenapa sih jadi ikutan pakai aku kamu?"

"Kenapa? Seneng?"

"Aneh bukan seneng," jawab Xena acuh tak acuh. 

Menghiraukan raut wajah tidak menyenangkan Xena, Aga mulai melakukan pemeriksaan ke jahitan operasi milik Xena. Tidak ada perkembangan lebih pesat karena luka jahitan itu sembuh sesuai dengan waktunya kecuali Aga punya sihir yang bisa menyembuhkan dalam waktu hitungan detik, sayangnya sekali pun punya tidak akan Aga lakukan.

"Jangan banyak digerakin ya, gerak seperlunya aja. Kalau butuh bantuan nanti telpon aku aja," ujar Aga.

Xena hampir tersedak. "Mana ada dokter nyuruh pasiennya telpon kalau butuh bantuan?"

"Itu namanya aku dokter yang baik."

Xena menggeleng tidak percaya. "Aga kenapa sih jadi pakai aku kamu juga? Kalau kamu yang ngomong rasanya aneh!"

"Bukannya romantis?" goda Aga.

"Romantis darimana," cibir Xena.

Tidak memperdulikan wajah tidak senang Xena lagi, Aga mengisyaratkan gadis itu untuk meletakkan lengannya. "Sini, ganti perban disini aja biar gak usah sendiri," ujar Aga.

"Sama kamu?"

"Iya masa sama setan, Xen? Segitunya gak mau sama gue?"

"Iya," jawab Xena jujur.

Aga tertawa. "Tapi gue mau, gimana dong?"

"Mau apa?" tanya Xena polos.

"Mau jadi pacar lo."

Gak tau keberapa kalinya Xena dibuat hampir tersedak gara-gara jawaban Aga. Ini tuh Aga lagi kesambet apa gimana sih? 

"Aku gak mau jadi pacar siapa-siapa," jawab Xena.

Jawaban Xena sebenarnya membuat Aga sedikit tersenyum puas karena tidak berisi penolakan, hanya berisi anggapan bahwa Xena belum mau tapi bukan tidak mau. Benar, kan, seperti itu?

"Kecuali aku?" goda Aga.

"AGAAA!" pekik Xena tanpa sadar dan ketika gadis itu sadar, ia buru-buru membekap mulutnya dengan satu tangan lainnya yang nganggur.

"Malunya biasa aja kali, Xen," ledek Aga.

"Kamu nyebelin," tukas Xena, final. 

Aga selesai menganti perban Xena dan buru-buru berdiri ke samping gadis itu karena Aga tahu pasti Xena akan buru-buru juga keluar dari ruangannya jika tidak ia tahan.

Alcohol, Cigarettes, You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang