Mereka pun bercakap-cakap sampai mereka tiba di parkiran mobil Dimas. Saat Dimas hendak membukakan pintu mobilnya untuk Embun, tangannya tertahan saat tangan seseorang sengaja menahan pintu mobilnya.
Sontak hal itu membuat Dimas maupun Embun menolehkan wajah mereka - melihat sosok yang sengaja menahan pintu mobil Dimas.
Dimas mengernyit heran, sedangkan Embun terdiam tak tau harus berkata apa. Sungguh, hal ini begitu tiba-tiba baginya.
"Kamu siapa?" tanya Dimas tidak suka akan tindakan pria dihadapannya ini.
"Sayang, kamu mau pulang?" tanya Alaska pada Embun yang tidak mengubris pertanyaan dari Dimas.
"Sayang?" ulang Dimas melihat Embun dan Alaska secara bergantian.
"Kamu belum tau?" tanya Alaska menolehkan wajahnya pada Dimas seraya menaikkan salah satu alisnya.
Alaska lalu berdiri menghadap Dimas seraya mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan dirinya kepada Dimas.
"Perkenalkan, saya Alaska. Suami Embun."
"Suami?" ulang Dimas tidak menyangka.
Jujur, ia tidak mudah percaya pada perkataan Alaska barusan. Karena setau dirinya, Embun tidak pernah mengabarkannya atau pun teman-temannya yang lain untuk hadir di acara pernikahannya. Ia lalu beralih melihat Embun.
"Jangan harap, kamu."
"Kamu tidak percaya? Kalau begitu tanya saja pada istriku. Iya kan, sayang!"
Dimas lalu melihat Embun untuk meminta kepastian dari perkataan Alaska barusan.
"Benar dia suamimu?" tanya Dimas melihat Embun penuh harap. Ia berharap kalau Embun akan menjawab tidak.
Namun harapan Dimas pupus, saat Embun mengatakan, "dia suamiku. Alaska."
Dimas tanpa sadar mundur ke belakang. Hal ini bagai mimpi buruk baginya. Ia tidak menyangka kalau Embun telah menjadi milik orang lain saat ini dan itu artinya ia mungkin tidak memiliki harapan lagi.
Mengetahui hal itu, Dimas lantas menggelengkan kepalanya, mencoba menepis apa yang sudah di dengarnya dari Embun.
"Maaf," sesal Embun yang tidak memberitahukan hal ini lebih awal pada Dimas. Lelaki masa sma yang telah menjadi sahabatnya juga.
"Sekarang kamu sudah tau. Kalau begitu, kami pamit dulu," ujar Alaska. Ia pun membawa Embun pergi dari sana menuju mobilnya sendiri.
Namun baru beberapa langkah berjalan, Alaska menghentikan langkah kakinya dan kemudian berbalik melihat Dimas yang masih berdiri mematung.
Alaska lalu mengatakan, "terima kasih karena telah berniat untuk mengantarkan istriku pulang tadi."
Setelah mengatakannya, Alaska kembali melangkahkan kakinya bersama Embun.
Alaska tau, kalau lelaki yang bernama Dimas itu mempunyai perasaan lebih terhadap istrinya. Perasaan lebih dari seorang teman. Ia sudah bisa menebaknya saat Dimas mengatakan makanan dan minuman kesukaan Embun pada pelayan cafe.
Tentu saja Alaska sangat tau kejadian itu saat dirinya berada di cafe yang sama dengan Embun dan teman-temannya.
Ya, sosok yang melihat Embun dengan tatapan tidak pernah lepas darinya adalah Alaska. Ia juga tidak menyangka akan bertemu dengan Embun disana.
Pasalnya, ia kesana karena ia mempunyai sebuah urusan pekerjaan. Namun saat ia hendak beranjak pergi, gerakannya terhenti saat tanpa sengaja tatapan matanya terkunci pada sosok wanita berbaju pink soft masuk ke dalam cafe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Istri Pengganti
RomanceEmbun menjadi istri pengganti demi menyelamatkan martabat keluarga dari rasa malu yang dibuat oleh kakak yang kabur entah kemana. Kakak Embun berulah lagi, Lalu kenapa jadi Embun yang harus menggantikannya?