4 ] ANGGI PINGSAN

17 3 0
                                    

Melihatmu bahagia adalah obat dari segala laraku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihatmu bahagia adalah obat dari segala laraku.

- SECRET BLUE -


4. ANGGI PINGSAN

“Pagi mah, pah” sapa Safira. Berjalan menghampiri Firda dan Danu yang sudah duduk manis di meja makan.

“Pagi juga sayang” balas kedua pasangan pasutri itu kompak.

Anggi yang juga menyusul ke meja makan berdecak malas melihat pemandangan pagi ini. “Harmonis banget kayanya”

Anggi duduk dibangku sebelah Safira. Matanya berbinar senang ketika di meja makan tersaji nasi goreng sosis kesukaannya. Dengan gerakan cepat Anggi akan mengambilnya, namun tangannya langsung di tepis oleh Firda. Membuat Anggi mengerutkan keningnya bingung.

“Kamu ngga boleh makan nasi goreng. Ini mama yang masakin nasi goreng sosis kesukaan Safira khusus buat Safira sama papa. Jadi, kamu ngga boleh ikut makan!” kata Firda menatap Anggi sinis.

“Loh, kenapa? Anggi kan juga pengin, mah”

“Ngga bisa! Kamu makan roti aja sana” ujar Firda. “Kalau nasi goreng sosis ini khusus buat Safira yang lagi sibuk mempersiapkan olimpiade sains”

“Ada lomba olimpiade lagi?” tanya Anggi. Pasalnya ia memang tidak tahu kalau bakal ada lomba olimpiade tahun ini. Atau emang Anggi saja yang kurang update.

“Ada. Kenapa? Lo iri gue bisa ikut olimpiade lagi?” jawab Safira terdengar sangat menyebalkan di telinga Anggi.

“Males banget gue iri sama orang kaya lo”

Anggi kembali melirik Firda dan nasi goreng sosis di hadapannya secara bergantian. Makanan itu sangat menggiurkan dimatanya.  “Anggi beneran ngga boleh makan ini mah?”

“Telinga kamu masih normal kan? Kurang jelas kalau mama udah bilang ngga boleh!”

Anggi tersenyum miris mendengarnya. “Mama lupa kalau nasi goreng sosis itu kesukaan Anggi, bukan Safira. Safira aja yang ikut-ikutan suka”

“Lebih baik kamu pergi sekarang. Daripada mengusik kegiatan sarapan kita pagi ini” celetuk Danu yang kini ikut bersuara. Sorot matanya menatap Anggi tajam. Sangat ketara kalau pria paruh baya itu tidak menyukai Anggi.

Anggi menatap Danu—papah tirinya tidak menyangka. Apa dia bilang? Kita? Lalu Anggi disini di Anggap sebagai apa?

“Anggi juga mau ikut sarapan bareng kalian, pah” Anggi berusaha menyembunyikan rasa sakit hatinya.

SECRET BLUE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang