12. go home

927 100 13
                                    

— happy reading —











*

**

Sudah 5 hari jay dirawat inap, kini ia di perbolehkan pulang oleh dokter.

Jay duduk di pinggir brangkar rumah sakit menatap heeseung yang sibuk membereskan baju-baju miliknya.

Baju terakhir telah heeseung masukkan kedalam tas besar lalu menutupnya, dia menoleh kesamping kearah jay yang tengah menatapnya.

Tangannya menenteng tas tersebut lalu menghampiri jay dan mengelus kepala jay pelan, “Come on”

Jay mengangguk dia turun dari brangkar lalu mengambil handphone miliknya dan suaminya.

Saat sampai di parkiran dia melihat anak-anaknya ikut menjemput dirinya.

“BUNDAA”

Jay tersenyum dia berjongkok lalu merentangkan tangannya untuk menyambut hangat pelukan sang anak.

“Kalian kenapa jarang jenguk bunda?” tanya jay sambil mengelus kedua rambut anaknya.

Ni-ki dan jungwon refleks menunjuk heeseung yang sedang menatap mereka.

Heeseung yang bingung menunjuk dirinya sendiri menggunakan jari telunjuknya, “Ayah?”

Jungwon mengangguk bruntal, “buna tau, kalau kita mau jenguk buna ayah selalu bilang begini 'kalian dirumah aja ganggu ayah mau modus sama bunda kalian' gitu buna!”

Heeseung menatap tak terima perkataan sang anak sambil melotot, “bohong sayang! aku nggak pernah ngomong gitu sama anak-anak, tanya ajasama ni-ki.”

Ni-ki yang tadi diam menatap bundanya yang tengah menatapnya meminta jawaban, tak disangka-sangka oleh heeseung.

Jawaban yang ni-ki berikan membuat nyalinya ciut.

“ayah memang bicara kayak gitu sama aku juga kak won, ayah, ayah sudah tua jadi jangan selalu berbohong nanti kalau ayah mati dosa ayah akan menumpuk sebesar dunia!” jelas ni-ki.

Jay menatap puas sang anak dia mencium pipi putra bungsunya, “pintar sekali huh?”

Ni-ki tersenyum senang saat di berikan atensi besar oleh sang bunda, karna belakang ini dia merasa bundanya lebih sayang dengan sang kakak.

Jungwon cemberut menatap kedua ibu dan anak yang sedang berpelukan, mendongak menatap heeseung yang masih shock.

Heeseung menunduk menatap sang anak, “apa? mau ayah peluk juga?”

Jungwon menampilkan muka jijiknya ke sang ayah lalu ikut berpelukan dengan bunda dan adiknya.

***

“wonnie pulang!!”

“jungwon jangan duduk dulu, cuci tangan, sama cuci kaki kamu habis ari rumah sakit.” ucap jay saat melihat sang anak hendak duduk di sofa.

Jungwon melengkungkan bibirnya sedih, “kan wonnie tidak masuk kedalam rumah sakit.”

Heeseung yang baru saja mesuk menatap sang anak sinis, “turuti saja jungwon, jangan biasakan membantah.”

Jungwon menghela nafasnya lalu berjalan kearah wastafel, dan mencuci tangannya.

“kakak jangan kayak anak kecil, gitu saja marah.” ucap ni-ki yang sudah selesai mencuci tangannya.

“iwiwiwiwiwi, emang ngeselin! apalagi ayah.” gerutu jungwon.

Sementara itu..

Heeseung tengah membaringkan badannya di kasur berbantalan dengan paha jay yang posisinya setengah tiduran.

Tangannya mengelus rambut heeseung yang mendusal pada perutnya.

“sayang.” panggil heeseung.

Jay menunduk menatap heeseung, “apa?”

Heeseung menggeleng, dia bangkit dari acara tidurannya dan mengambil posisi duduk di samping jay.

“Kakak~ Jay pengin makan ice cream mattca.” ucap jay tiba-tiba.

Heeseung menaikan sebelah alisnya, kedua telapak tangannya menangkup pipi jay yang setengah berisi itu.

no! Kamu baru sembuh dari sakit, nggak boleh makan ice cream.” tolak heeseung.

Mata Jay berkaca-kaca saat permintaannya ditolak mentah-mentah oleh heeseung, “pelit.”

Heeseung menghela nafasnya, tangannya mengangkat dagu jay agar menatapnya.

“kakak bukan pelit sayang, kamu mau adek bayi kenapa-kenapa? kakak cuma mau kamu sehat, hm.” jelas heeseung.

Jay menatap heeseung dengan mata memerah seperti menahan tangisan yang akan pecah kapan saja.

Jay menarik kerah baju heeseung lalu menciumnya, Heeseung melotot kaget euyy matanya ape mau gelinding.

Saat hendak membalas ciuman yang Jay berikan tiba-tiba badannya di dorong oleh jay saat mengetahui sang anak masuk kedalam kamarnya.

“ayah sama bunda ngapain?” tanya ni-ki yang sudah duduk di atas kasur.

Jay menggeleng dia mengelap bagian bibirnya menggunakan lengan sweater yang ia bawa.

Sementara itu heeseung menatap jay sedih, kurang belaian atuh baru aja di cium eh ada tuyul masuk.

“ni-ki kenapa kesini?” tanya jay.

Ni-ki menggeleng dia duduk di pangkuan sang bunda lalu memeluknya erat.

Jay yang merasa tak seperti biasa sikap anaknya ini mulai khawatir, “hey, tell me

Ni-ki semakin menggeleng dan menenggelamkan pada area dada jay lalu menangis.

“hei? Ada apa.” tanya Jay lagi.

Heeseung yang tadi terduduk di lantai kini berdiri, “aku keluar dulu ya sayang.”

Jay tak menjawab kini ia fokus pada putra bungsunya.

“ni-ki beritahu bunda mu ada apa.” tekan jay.

Ni-ki melepaskan pelukannya dan menatap jay, “bunda, ni-ki jahat.”

“Apa?”

HUAAAAAAAA NI-KI KEMARIN DIMARAHI BU GURU.” teriaknya sambil menangis.

Jay mengelus surai legam sang anak, “karna apa?”

“bunda janji tidak akan marah?” tanya ni-ki.

Jay mengangguk.

“ni-ki memukul teman ni-ki sampai berda—”

“YA! SIAPA YANG MENGAJARIMU SEPERTI ITU?!” bentak jay.

Ni-ki yang kaget kembali menangis, dan tangisannya lebih kencang dari yang tadi.

Jay ingin marah tapi tak tega melihat sang anak menangis sampai sebegitunya, “heh! eh maksudnya, hey jangan nangis.”

“bunda ni-ki kemarin tidak sengaja memukul teman ni-ki, ni-ki juga hiks punya alasan kenapa memukul teman ni-ki.” ucapnya sambil sesenggukan.

“Apa?”






































TBC.

Mau puasa, puas-puasin update dulu sebelum jadi anak alim.

Selamat malam semuanya~
Besok malam insyaallah bakal update lagi.

[DIS-CONTINUE ] happiness •°Lee Family• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang