Prolog

36.1K 2.4K 194
                                    

"Gawat As! Diluar anak-anak SMK Airlangga ngumpul katanya nyuruh lo dateng"

"Hah? Anak-anak brengsek itu mau ngapain lagi! Memang nya belum kapok kemarin gua hajar" Astra yang sedang asik membaca langsung menutup bukunya sembari menatap kearah Dio, sang sohib.

"Katanya ketuanya pengen ketemu sama lo, mana mereka pada bawa tongkat kayu" Dio berusaha mengatur nafasnya setelah berlari dari parkiran sampai ke kelas sang sohib yang berada di lantai 2.

Astra mengacak rambut hitam nya pelan lalu berjalan keluar dari kelas. Ia sebenarnya malas menghadapi anak anak gangster yang sedang ricuh di depan gerbang sekolah nya itu, namun jika dibiarkan begitu saja pasti ada teman sekolah nya yang jadi korban.

Brugh!

"Astra gua udah kumpulin anak anak, lo gak usah turun biar ini semua ditangani sama yang lain aja. Lo kabur aja!" Daniel sang sohibnya yang lain datang memperingati sembari memegang pundak Astra.

"Biar gua aja, yang lain diem. Gua bakal ngomong sama mereka baik-baik" keukeuh Astra sembari berjalan menuju gerbang depan.

"ASTRA! KELUAR LO!"

"MANA NIH YANG GEBUKIN TEMEN TEMEN GUA!"

Suara ricuh terdengar dari kumpulan siswa yang memakai seragam berlogo SMK Airlangga.

"SEKOLAH LO DULUAN YA BAJINGAN YANG GEBUKIN SISWA SINI!"

"IYA NIH, SAMPE KETUA HARUS TURUN TANGAN!"

Teman teman Astra yang sudah ada di depan gerbang juga saling adu mulut dengan mereka, membuat lawan marah.

"ASTRA WOI DIBILANG JANGAN IKUTAN!" Dio berteriak sembari mengejar Astra yang melenggang santai membuat yang lainnya mengalihkan fokus pada 'ketua'

"KETUA!"

"KETUA KENAPA DISINI, BUKANNYA UDAH DISURUH KABUR?!"

Kini siswa siswa tersebut sibuk menghalangi jalan Astra. Sementara siswa siswa dari SMK Airlangga semakin ricuh sembari memukul mukul gerbang yang menimbulkan bunyi nyaring.

"Aduh gak usah berisik bisa gak sih, kasian yang lain pada belajar!" Ucap Astra berdecak kecil sembari menunjuk pada gedung sekolah nya.

Seketika semua teman teman nya terdiam menuruti perintah Astra, Lawan  yang awalnya ricuh pun kini ikut terdiam. Astra mengisyaratkan agar teman temannya tak usah ikut campur, dan tetap diam di dalam gerbang.

"Pak satpam boleh minta tolong buka gerbangnya? Saya janji gak akan ada perkelahian kali ini" pinta Astra pada bapak satpam yang sudah repot akibat ulah anak anak sekolah itu.

"Janji ya Astra, kalau sampai ada perkelahian ini saya loh yang dimarahi pak kepala sekolah" ucap satpam tadi takut-takut.

Astra tersenyum kecil, lalu setelah nya satpam tersebut membuka gerbang sekolah.

Teman teman Astra yang berada di belakang mulai mendekat dan bersiap dengan muka tegang. Sementara lawan mulai mengadu seperti orang demo.

"OH INI YANG NAMANYA ASTRA"

"BERANI BERANI NYA LO MUKULIN TEMEN KITA!"

"TANGGUNG JAWAB LO BRENGSEK"

"CIH KETUA APANYA CEBOL BEGINI"

Astra membulatkan matanya tak percaya, mukanya berkulit putih itu kini mulai terlihat merah karena amarah.

"CEBOL APANYA! KALIAN AJA YANG KETINGGIAN" Astra berencana membuka sweater yang ia pakai, bersiap siap akan memulai perkelahian.

ARAS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang