6。

11.4K 1.3K 65
                                    

Benar saja, besoknya Arghan beserta anggota gengnya pergi menuju sekolah Astra.

Sebenarnya Arghan hanya ingin pergi menemui Astra tanpa membuat keributan, namun teman-teman nya tetap ingin ikut dengan alasan ingin membalas dendam.

"Ar, ini lo yakin mau nyamperin ke SMK Rajawali sekarang?" Reno sang sohib bertanya kembali karena melihat Arghan yang terlihat antusias, tak seperti biasanya.

"Serius lah, gua pengen ketemu Astra" ucapnya sembari berjalan keluar dari gerbang sekolahnya.

Aneh, Arghan sendiri merasa aneh dengan dirinya sendiri. Setelah melihat foto Astra, ia semakin penasaran pada pemuda manis itu. Bahkan ia sampai men-stalk akun Instagram Astra, Arghan sedikit kecewa karena isi ig nya hanya berisi foto-foto kucing.

Sampai di tempat tujuan, teman-temannya sibuk memanggil nama Astra. Sementara Arghan diam di belakang kerumunan, menunggu lelaki itu keluar.

"OH INI YANG NAMANYA ASTRA"

"BERANI BERANI NYA LO MUKULIN TEMEN KITA!"

"TANGGUNG JAWAB LO BRENGSEK"

"CIH KETUA APANYA CEBOL BEGINI"

Lelaki berambut hitam yang baru keluar dari gerbang itu langsung disoraki. Arghan yang melihat Astra dari belakang membulatkan matanya, walau aslinya tubuh Astra terlihat lebih pendek namun wajah manis nya benar benar membuat jantung Arghan berdetak tak beraturan.

"CEBOL APANYA! KALIAN AJA YANG KETINGGIAN" kini pipi Astra memerah, terlihat begitu kontras karena kulit nya yang putih.

Setelah membuat teman-temannya sedikit tenang, Arghan maju menghadapi Astra.

Deg... Deg... Deg...

Arghan menatap Astra dari jarak yang lumayan dekat, dan berusaha menenangkan detak jantungnya.

"Jadi lo yang namanya Astra?" Ucap Arghan mati-matian agar suara nya tak terdengar gugup.

Tentu saja selain untuk menemui Astra, ia juga berniat menanyai ketua SMK Rajawali itu tentang 3 orang temannya yang dipukuli.

"heh emang nya lu gak tau kalau anak anak situ yang malak temen gua? Mana keroyokan 3 lawan 1"

"Apa?!" Arghan mengerutkan dahinya dan menunjukkan wajah bingung, sedikit terkejut karena ia pikir Astra yang memukul temannya duluan.

"Lah lu gak tau? Heh brengsek dengerin yah, gue gak bakalan mulai pertarungan kalau gak ada yang ngusik. Dari awal yang ngajak ribut itu pihak lu, gue cuma bales kelakuan mereka" ucap Astra sembari menunjuk pada dada Arghan yang ada dihadapannya ini.

Arghan mengangguk kecil, dan langsung memahami perkataan Astra tadi.

Setelahnya seperti yang kalian sudah tahu. Arghan sempat mundur beberapa saat, lalu tiba-tiba ia mencium pemuda manis itu di depan semua orang yang ada disana.

Berujung terkena tonjokan dari Dio hasil berlatih bersama Mahesa. Arghan cukup kesal karena hal itu, tapi reaksi Astra yang langsung memerah membuat Arghan semakin penasaran terhadap lelaki mungil tadi.

Reno yang kini sedang berjalan di sebelah Arghan masih memasang wajah terkejut "lo sadar kan sama kelakuan lo yang barusan?"

"Ya iyalah" ucap Arghan santai. Sial perasaan saat bibirnya dan Astra bersatu masih terasa, membuat pipi Arghan memanas.

Reno menggelengkan kepalanya bingung, suatu waktu ia harus membawa Arghan kerumah sakit untuk memeriksa otaknya itu.

"Arghan terus teman kita yang dipukulin itu gimana? Masa lo biarin Astra gitu aja?" Ucap salah satu dari gerombolan yang berjalan di belakangnya itu.

ARAS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang