27。

8.3K 826 14
                                    

"Astra jangan lupa itu kakinya kan baru sembuh, jangan macem-macem loh yah" peringat Lamira pada anak laki-laki nya kini sudah berdiri di luar mobil.

"Iya Bunda, gak bakal dipake berantem kok" Astra hanya mengangguk patuh sembari menyunggingkan senyumnya.

"Jangan berantem lagi abang, Monny capek kalau cuci seragam abang yang ada noda darah terus" kini sang adik yang mengancam Astra dengan tatapan yang tajam.

Astra terkekeh kecil sembari mengangguk, setelahnya Astra memasuki gerbang sekolah tercintanya.

Hari ini, hari pertama Astra masuk setelah 2 minggu harus istirahat di rumah karena cidera kakinya. Astra sampai dimarahi habis-habisan oleh sang Ayah akan hal itu.

"Huftt..." Astra menghela nafas nya saat sudah berada di depan kelas nya, Astra berharap selama ia tak sekolah, tak ada hal buruk yang terjadi.

"Pagi" sapa Astra ramah, teman sekelas nya langsung menatap lelaki mungil tak percaya.

"Loh Astra udah sembuh?"

"Kata nya kaki lo cidera kan, sini-sini duduk"

"Astra lo gak apa-apa? Katanya lo ngelawan ketua Taruna sampai bikin kaki lo cidera?"

"Ketua katanya punya masalah sama Anak-anak Taruna? Itu beneran?"

Pertanyaan-pertanyaan langsung menyambut Astra yang kini sudah duduk di bangkunya.

Teman sekelas nya mengelilingi Astra, membuat ia sedikit bingung akan menjawab pertanyaan yang mana dulu.

"Gak gak, bukan gua yang punya masalah sama anak Taruna. Gua cuma bantuin dia doang, dan kaki gua juga udah baik-baik aja kok" jelas Astra buru-buru, takut teman-teman nya salah paham.

Karena Astra yang dikelilingi teman-temannya, ia jadi tidak sadar jika Dio dan Daniel menghampirinya.

"Gimana As, kaki lo udah baikan?" Tanya Dio. Karena terakhir saat mereka bertemu di kosan Reno, Astra masih memakai perban di kakinya.

"Hai Dio... Udah baikan kok, tapi gua gak dibolehin berantem lagi sama Ayah" Astra sempat kecewa karena sang Ayah bahkan melarangnya sparring.

"Yang dibilang om Mahesa bener loh As, tunggu sampai kaki lo bener-bener sembuh biar gak makin parah" Ucap Daniel yang kini menepuk bahu Astra pelan, ia sempat terkejut saat diberitahu saat itu kalau kaki Astra cidera sampai tak bisa digerakkan.

Astra mengangguk sedih. Dan bel pelajaran pertama pun berbunyi, membuat teman sekelas nya bubar, duduk di bangkunya masing-masing.

"Oh iya selama gua gak sekolah, gak ada kejadian yang buruk kan?" Tanya Astra setengah berbisik pada Dio.

Dio berfikir sejenak lalu menggeleng "gak ada apa-apa sih, cuma... Nanti deh istirahat gue cerita"

Astra menganggukkan kepalanya sebagai jawaban lalu mengeluarkan buku nya, bersiap untuk belajar.

***

"ASTRAAA..." Bel baru saja berbunyi 1 menit yang lalu dan Angga sudah berteriak sembari memasuki kelasnya.

Teman-temannya yang lain sudah tidak aneh melihat Angga, Dyan atau senior nya yang lain berkunjung menemui cowok manis itu.

Dyan juga datang menyusul Angga yang kini sudah duduk santai di hadapan Astra.

"Apa kabar As? Sorry yah gak bisa jenguk lo di rumah sakit. Dan yang di kantin itu gua mau minta maaf banget, gak seharusnya gua larang-larang lo" ucap Dyan ikut duduk di samping Angga.

Astra menggeleng cepat "gak apa-apa bang, gua juga mau minta maaf soal itu" Dyan masih merasa tak enak saat kejadian di kantin waktu itu yang membuat hubungan dengan junior nya itu sedikit canggung.

ARAS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang