18。

6.9K 833 16
                                    

"Ahh gue jadi penasaran gimana reaksi anak kelas kalau tahu ada orang yang confess ke Astra" ucap Dio sembari menatap sekilas Daniel yang berjalan di sampingnya.

Lelaki yang kini merangkul Dio itu terkekeh kecil "pasti heboh sih, secara mereka gak mau Astra-nya di ambil sama orang lain" Dio ikut terkekeh membayangkan teman-teman sekelas nya yang pasti akan ricuh ketika mengetahui hal ini.

"Tapi gue ngerti sih kenapa Arghan bisa suka sama Astra. Senyuman Astra emang semanis itu, walau dia emang jarang senyum" ucapan Dio diangguki oleh Daniel. iya pun setuju, senyuman Astra itu emang bisa bikin jantung orang berdetak lebih cepat.

"Eh iya tadi pas istirahat gue ketemu sama gebetan lo?" Daniel memiringkan kepala bingung saat Dio menyebut kata gebetan.

"Gebetan? Maksud lo, orang yang pernah gue tembak dulu?" Tanya Daniel memastikan.

"Iya dia, pas tadi ketemu di toilet, dia bilang ke gue katanya nyuruh lo buat hubungin dia lagi gitu. Dia kayaknya tahu gue deket sama lo, ucapan dia dingin soalnya" Dio berucap sembari mengingat-ingat kalimat yang dilontarkan orang yang ditemuinya.

Daniel mengangguk sembari ber-oh ria, reaksi nya membuat Dio heran karena lelaki yang ada di sampingnya ini terlihat tidak tertarik.

"Gua udah gak ada rasa sama dia sih, jadi nanti kalau lo ketemu dia lagi jangan dengerin omongan dia, okay?" Daniel menaruh tangan nya di bahu Dio dengan santai, Dio mengangguk-angguk menanggapi Daniel yang seperti tahu isi pikirannya.

Setelahnya mereka berdua diam dan berjalan sembari menikmati angin malam, jalanan cukup sepi sampai suara langkah kaki mereka terdengar.

Dari kejauhan sayup-sayup terdengar suara perempuan terdengar, membuat kedua lelaki itu mencari sumber suara.

"Mundur atau gue bakalan bunuh diri disini!" Perempuan yang membawa cutter itu menyodorkan pada pergelangan tangan kirinya.

3 orang lelaki yang ada di hadapannya terlihat kesal dan salah satu nya berdecak cukup keras.

"Kalau mau bunuh diri lakukan dengan cepat, toh jalang macam lo bakal mati di tangan ketua"

Perempuan tadi menggigit bibir nya kuat, air mata mulai menetes dan dia semakin mendekatkan cutter tadi pada pergelangan tangan.

Dio dan Daniel yang diam-diam mengintip, memandang satu sama lain "gimana nih Niel?"

"Panggil Astra aja? Lo gak bisa lawan mereka 3 orang sekaligus kan, dan kaki gua juga masih agak sakit ini" ucap Daniel yang menunjuk pada kaki nya yang sempat terkilir tadi, ia juga sudah bersiap menelpon Astra sebelum tangannya di tahan Dio.

"Bentar gue punya ide bagus" Dio mengambil ponsel Daniel dan malah membuka aplikasi youtube.

Dio memutar suara sirene polisi membuat orang orang tadi refleks menoleh ke arah belakang.

Dio dan Daniel buru-buru bersembunyi di balik tembok, Dio semakin menaikkan volume ponsel membuat seolah-olah polisi semakin mendekat.

Siapa sangka ide konyol itu berhasil membuat 3 orang lelaki tadi kabur, menyisakan seorang perempuan yang sudah menangis.

Kedua lelaki tadi menghampiri perempuan yang seperti nya seumur dengan mereka. Perempuan berambut sebahu itu langsung terlihat panik lagi.

"Kalian siapa lagi! Pasti suruhan cowok brengsek itu kan?"

"Bukan kok, gue lagi bantuin-"

"MUNDUR! KALAU GAK G-GUE BAKAL BUNUH DIRI" perempuan tadi terlihat bergetar karena ketakutan, Dio yang berniat mendekati nya seketika mundur.

"Kalau lo niat bunuh diri pasti udah dilakuin di depan orang orang itu kan? Lo masih ragu?"

Perempuan tadi menatap Dio dengan tatapan yang sulit diartikan, cutter yang tadi dipegang nya kini dibuang dan perempuan tadi langsung menangis.

ARAS (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang