04. Hari Awal

253 31 1
                                    

Yeay, Purnama update lagi👋
Kali ini partnya agak panjang, hehe 🌸

👑👑👑

"Terima kasih ya pak. Nih ada sedikit tip dari saya, pasti antri banyak ya tadi" ucap Wulan

"Ah enggak kok mbak, biasalah pagi pagi orang pada rame beli bubur ayam. Untung masih kebagian, walaupun nggak kebagian sambelnya, hehe" jawab bapak gofood itu malu malu

"Matur Suwun banget ya mbak. Mbak ini, sampean itu pelanggan pertama saya hari ini lho" Lanjutnya

Wulan tertawa mendengarnya, gadis itu memang mudah akrab dengan orang lain. Wulan itu menerima sekantung plastik berisi dua porsi bubur ayam di dalamnya

"Wah semoga setelah ini bapak makin banyak orderan deh. Hati hati ya pak, bapak udah sarapan belum?" tanya ya ramah saat melihat bapak itu kembali menyalakan motornya

"Alhamdulillah udah mbak.

Sekali lagi terima kasih banyak ya mbak. Saya mau lanjut dulu"

"Iya pak, sama sama" sahut Wulan. Bapak gofood itu pun langsung melajukan motornya.

Wulan memandangi bapak gofood tadi sambil tersenyum. Ia jadi teringat almarhum ayahnya yang dulu bekerja sebagai kurir paket, motor yang digunakan pun sama dengan milik pak gofood tadi.

Wulan kembali masuk, tak lupa iya menutup pintu gerbang rumahnya. Gadis itu berjalan sambil mengecek isi kantong plastik tadi.

Ia tak sadar ternyata Hayam dari tadi mengawasinya dari depan pintu. Pria itu mengekori Wulan sampai di ruang makan. Keduanya duduk berhadapan di meja makan.

"Apa ini?" tanya Hayam saat Wulan menyodorkan sebuah styrofoam yang sudah ia bukakan berisi bubur putih beserta topingnya dan kuah bubur yang terbungkus plastik.

"Bubur ayam"

"Cara makannya seperti ini"

Wulan dengan telaten memberi tutorial makan bubur. Lucunya, Hayam menyimak dengan seksama. Pria itu juga mulai membuka kuah bubur ayam dan menuangkannya.

"Ugh... Kenapa harus diaduk seperti itu?!" tanya Hayam saat melihat Wulan mengaduk bubur yang hendak ia makan.

"Enak tauuu! Coba saja. Ini akan membuat bumbunya tercampur merata" sahutnya.

Hayam memandang aneh dengan apa yang gadis itu perbuat pada makanannya. Bentuk bubur milik Wulan seperti tidak layak untuk dimakan.

"Hey, Ini enak tau! Jangan lihat dari wujudnya, tetapi rasanya" ucap Wulan sewot saat Hayam memandangnya aneh.

"Oh iya, kerupuknya lupa" Tangannya telulur mencari cari kerupuk yang ada di dalam kantong plastik

"Nah, ini namanya kerupuk. Biasanya aku memakan bubur dengan kerupuk sebagai pengganti sendok, seperti ini" Jelas Wulan.

Ia memasukkan sesuap penuh bubur ayam ke dalam mulutnya.

"Coba lah" ucap Wulan sambil menunjuk bubur milik Hayam dengan dagunya. Hayam mengangguk, ia membuka plastik berisi kerupuk tersebut kemudian memandanginya lama.

"Tapi aku tak mau mengaduk makananku seperti itu" ucapnya.

Wulan memutar bola matanya malas. Bisa bisanya orang ini tidak suka bubur diaduk?!

Ia memandangi Hayam aneh saat laki laki itu mulai menyendok bubur yang tidak di aduk itu dan kemudian menyuapkannya ke dalam mulut.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Wulan antusias .

PURNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang