Halo! Purnama update lagi nih
Selamat membaca🌸
👑👑👑Ceklek...
Wulan membuka pintu rumahnya, mempersilahkan Hayam masuk. Laki laki itu hanya mengangguk pelan, tanda terima kasih. Ngomong ngomong, setelah kejadian di parkiran taman tadi, keduanya hanya saling diam selama perjalanan.
Wulan pun tak mau ambil pusing, gadis itu hanya pasrah ketika Hayam memaksa ikut. Ia merasa laki laki ini bukan orang jahat, terlihat dari gerak geriknya yang aneh seperti orang kebingungan. Ah kepalanya pusing, ia akan menanyakannya nanti saja.
Anyway, Wulan tinggal disalah satu komplek perumahan di Jakarta. Sebenarnya, Wulan juga sedikit takut membawa orang asing masuk. Apalagi menurut Wulan, Hayam ini terlihat aneh.
Sedangkan Hayam, laki laki itu sibuk mengamati lingkungan rumah Wulan. Rumah minimalis dengan dua lantai, rumahnya beralaskan keramik, terlihat bersih dan rapi, bentuknya sangat berbeda dengan rumah rumah yang ada di zaman Majapahit.
"Silahkan duduk, anggap aja rumah sendiri" ucap Wulan sok basa basi, padahal gadis itu mengucapkannya dengan wajah malas.
Ia langsung naik ke kamarnya untuk membersihkan diri, membiarkan Hayam yang tengah sibuk mengamati sekeliling rumahnya.
"Yang Mulia Raja Hayam Wuruk ada disini..."
Wulan terperanjat kaget ketika membuka pintu kamarnya "Suara apa itu tadi" batinnya
Bersamaan dengan itu, Nami, kucing betina miliknya berlari keluar sampai menyundul kakinya. Wulan menatap horror sekelilingnya, dari mana suara itu tadi?
Gadis itu mencoba berfikir positif. Ah, mungkin ia terlalu memikirkan ucapan Hayam tadi, mungkin hal itu jadi terngiang ngiang di otaknya. Itu hanya halusinasinya saja.
Wulan kemudian memasuki kamarnya, ia meletakkan jaketnya di kasur. Tangannya terulur untuk mengambil kalung yang masih tersimpan di saku. Ia memandangi kalung kesayangannya sejenak,
"Kayaknya mending disimpen aja deh, biar gak ilang lagi" ucap Wulan pada dirinya sendiri.
Ia kemudian memasukkan kalung itu ke dalam sebuah kotak, didalamnya berisi beberapa kenangan foto Wulan bersama almarhum ayah dan kakaknya, ada juga foto pernikahan ayah dan ibunya yang sudah kusam.
Tak mau bersedih sedih lagi, Wulan menutup kotak itu dan meletakkannya ke atas meja riasnya. Gadis itu beranjak dan ingin segera mandi untuk membersihkan dirinya.
ooOoo
Wulan menuruni tangga sambil membawa makanan kucing. Gadis itu telah selesai mandi, ia juga telah mengeringkan rambutnya. Wulan melihat kedua kaki Hayam bersila di atas sofanya, tangan pria itu mengelus elus Nami yang ada di pangkuannya.
Nami, merupakan jenis kucing campuran antara kucing Persia dan kucing kampung berumur tiga tahun. Wulan merawat Nami sejak kucing betina itu berumur sekitar dua bulan. Dulu, ia menemukan kucing abu abu itu di belakang rumah lamanya yang di Mojokerto saat Wulan hendak berangkat merantau ke Jakarta.
Karena kejadian semalam, ia tak memberi makan Nami seharian. Oh, kucing gendut itu pasti sangat kelaparan. Wulan menuangkan makanan kucing ke tempat makan Nami. Tak lupa, ia juga mengisi air minum kucingnya.
Melihat tuannya menyiapkan makanannya, Nami si kucing gendut itu langsung melompat kearah tempat makan. Mulutnya mengeong keras seolah olah memerahi Wulan yang membiarkannya kelaparan sehari kemarin.
"Utuk utuk utuk, maaf ya ndut kemarin aku ga pulang. Laper banget ya?" tanya Wulan sambil menoel noel perut Nami. Kucing gendut itu terlihat begitu lahap menyantap makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURNAMA
Ficción histórica"Aku Raja Hayam Wuruk pemimpin kerajaan Majapahit , dengan ini menyatakan bahwa mulai sekarang kau resmi aku angkat menjadi pelindung raja selama aku berada di tempat aneh ini" Sedetik kemudian, lengan kekar itu menarik pinggang kecilnya. Bibir pri...