Awas ada typo.
Banyak sekali orang-orang yang menangis saat ini, apakah mereka lemah? Tidak. Apakah mereka lebay? Tidak. Lalu mengapa mereka semua menangis? Mereka menangis bukan karena mereka lemah, mereka menangis karena telah berusaha kuat dalam waktu yang lama.
~LH.
Sunghoon bangun pagi pagi buta, niat hati ingin memasak untuk makan dirinya beserta roomate tersayangnya. Begitu pikir Sunghoon setelah kejadian hangat semalam. Dibantunya dia mengerjakan tugas dari dosen Lee yang amat rumit, dibuatkan makanan dan ucapan welcome my little roommate, astaga Sunghoon serasa terbang menembus langit. Membiarkan angin pagi menusuk tulang rusuk hingga menembus punggungnya. Semua ia lakukan demi menjalin kedekatan dengan roomatenya.
Sunghoon pulang dengan kurva melengkung keatas, mengintip kearah kamar dan ditemukanya sesosok manusia dengan kaos oblong tertidur pulas layaknya orang tak bernyawa.
"Hishh, mentang-mentang masuk kampusnya siang, tidur saja terus" Sunghoon menggerutu sejenak lalu melesat ke dapur untuk membuat sarapan berupa sup jagung yang hangat dengan rumput laut, telur, dan sosis sebagai lauknya. Menyisakan bau yang sedap dari arah dapur, Sunghoon pergi kearah kamar mandi yang letaknya tak jauh dari sana, melakukan ritual bersih bersih sebelum berangkat menuju kampus.
Heesung yang setengah sadar mencium aroma masakan Sunghoonn dan langsung mendapatkan nyawanya yang entah menghilang kemana, dengan langkah gontai ia merapikan rambutnya dan mengusap wajahnya dengan tisu.
"Waw" Kagum Heesung yang melihat masakan Sunghoon yang sangat menggugah selera. Duduk manis pada kursi meja makan menunggu sang pemilik masakan untuk datang bergabung.
Cklek
"Loh kak?" Sunghoon yang baru selesai mandi dan berpakaian rapi menghampiri heesung yang nampak lapar karena aroma masakannya.
"Sit down! I'm hungry you know?" Heesung dengan tegas menyuruh Sunghoon untuk duduk, Sunghoon yang ciut langsung menuruti keinginan roomate nya dan menghidangkan makanan.
Acara sarapan berjalan dengan lancar selama 15 menit diselingi obrolan dan canda tawa.
Heesung bangkit lalu meletakan piring kotornya pada wastafel dan menghampiri Sunghoon yang sedang mengikat tali sepatu."Thanks for all sweetie" Heesung mengelus surai hitam Sunghoon lembut lalu tersenyum setelahnya, pergi meninggalkan Sunghoon yang membeku di depan pintu. Sunghoon menampar pipinya sendiri, berharap apa yang barusan terjadi hanyalah sebuah mimpi belaka.
"Aww! Jadi, ini semua bukan mimpi" Sunghoon berangkat ke kampus bak orang gila, tersenyum di sepanjang perjalanan, tertawa sendiri bahkan memukul-mukul kepalanya sendiri. Dirinya dihadiahi berbagai macam tatapan dari para mahasiswa yang tak sengaja berpapasan dengannya.
Banyak dari mereka yang merasa bingung, kasihan, dan juga aneh.
"Kasihan ya, masih muda sudah gila seperti itu"
"Ya ampun, kenapa ada orang gila di kampus kita?"
"Kupikir dia kabur dari RSJ"
"Miris sekali hidupnya"
"Orang tampan ternyata bisa gila juga ya"
Dan berbagai ungkapan yang lain, Sunghoon tidak peduli dengan semua itu, dia masih berharap kalau kejadian barusan hanyalah mimpinya saja. Sampai di kelas nanti, Sunghoon akan meminta Ryujin untuk memukul pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon garçon du village//Heehoon
Teen FictionLee Heeseung(22) tak pernah berpikir akan bisa bertemu dengan takdirnya di kota Seoul. Park Sunghoon(20) perantau dari desa kecil yang ingin mewujudkan mimpinya di kota Seoul, tak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang kelak akan menjadi penda...