Awas ada typo.
Belajar menikmati setiap menit dalam hidupmu. Berbahagialah sekarang. Jangan menunggu sesuatu di luar dirimu untuk membuatmu bahagia di masa depan. Pikirkan betapa berharganya waktu yang harus kamu habiskan, apakah itu di tempat kerja atau bersama keluargamu. Setiap menit harus dinikmati dan dinikmati.
~PSH.
Membuka pintu kamar mereka, melepaskan sepatu Sunghoon yang masih terpasang dan juga sepatunya sendiri, berjalan menuju ke sofa yang berada di bawah tempat tidur Sunghoon. Dengan hati-hati meletakkan tubuh Sunghoon diatas sofa tersebut, menyelimutinya setelah itu menatap wajahnya.
Mata yang menawan itu telah tertutup, deru napas yang terdengar berirama di telinga Heeseung, bibirnya yang sedikit terbuka, apalagi yang kurang untuk mendeskripsikan seorang Park Sunghoon? Wajahnya yang tampan dan manis dalam satu waktu, cara bicaranya yang lembut, semuanya sangat sempurna.
"Sleep tight my little cutie"
Mengelus surai Sunghoon yang sedikit menutupi wajahnya, beranjak menuju kasurnya sendiri, menarik selimutnya kemudian mematikan lampunya. Malam ini sang bulan tengah bersinar dengan terang, seakan-akan mengetahui bahwa ada seorang pemuda yang tengah memendam sebuah perasaan pada orang lain.
•^•^•^•
Di pagi-pagi buta seperti ini seharusnya semua orang masih terlelap di alam mimpi, tapi berbeda dengan pemuda yang satu ini, di pagi buta seperti ini dirinya tengah sibuk mengerjakan tugasnya. Jemarinya dengan cepat menuliskan jawaban tugasnya di buku tulisnya, dirinya lupa jika ada tugas dari pak Yoongi, guru killer yang terkenal sangat galak pada mahasiswa ataupun pada mahasiswi.
"Sedikit lagi" satu soal terakhir dan..
"Akhirnya selesai!" Membanting pulpennya lalu menyandarkan diri di kursi belajarnya, merasa lega karena akhirnya dia tidak akan dihukum oleh pak Yoongi. Bayangkan jika dirinya tidak mengerjakan tugas ini, berdiri di depan kelas sambil angkat kaki atau hormat di lapangan selama 2 jam, hiii sangat menyeramkan.
Mengecek jam wekernya yang berada di meja belajar, pukul 04.50, masih ada waktu masih ada waktu sekitar 2 jam lagi sebelum kelas dimulai. Apa yang harus ia lakukan, jika tidur lagi bisa saja dia tertidur hingga jam 10.00, lalu jika dia tidak tidur apa yang harus ia lakukan?
Menengok ke arah roommatenya yang masih tertidur lelap, tersenyum sebentar kemudian beranjak untuk membuat segelas kopi, menyeduh kopi panas dan juga mengambil sebungkus biskuit sebagai pelengkap. Pagi-pagi memang nikmatnya minum kopi terlebih dahulu, begitu pikirnya.
Saat membawa kopi panas itu menuju meja belajarnya, kakinya tak sengaja menyandung tasnya sendiri hingga kopi itu tumpah ke atas tumpukan kertas-kertas di meja roommatenya. Gelas kopinya juga pecah akibat hal itu.
Prang!
"Mati aku"
Mengecek roommatenya yang masih terlelap, mengambil pecahan-pecahan kaca gelasnya sebelum menyadari sebuah kesalahan besar yang telah ia buat. Habislah dirinya, pasti sang roommate akan mengamuk besar pada dirinya.
"Habislah aku, apa yang harus kulakukan sekarang?"
Makalah roommatenya basah akibat tumpahan kopinya, sebentar lagi sang roommate akan mengamuk besar padanya. Dengan cepat membersihkan bekas tumpahan kopinya lalu menyimpan makalah yang basah itu, bukan hanya basah kecil saja tapi hampir 90% makalah itu tertutupi oleh tumpahan kopinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mon garçon du village//Heehoon
Fiksi RemajaLee Heeseung(22) tak pernah berpikir akan bisa bertemu dengan takdirnya di kota Seoul. Park Sunghoon(20) perantau dari desa kecil yang ingin mewujudkan mimpinya di kota Seoul, tak menyangka akan bertemu dengan seseorang yang kelak akan menjadi penda...