Istri Saya Menampar Orang Di Wajah Online Setiap Hari

CHAPTER💮881-890

Chapte 881: Seseorang Bosan Hidup! Saudara Cheng, Pernahkah Anda Mendengar Semuanya?

Vila kecil.

Gu Si sedang bermain game dengan Jiangsui.

Setelah menyelesaikan satu putaran, Gu Si melihat waktu. “Sudah hampir jam 10 malam, kenapa kakak belum pulang?”

“Mungkin Profesor Yang memiliki banyak hal untuk diajarkan kepada mereka,” jawab Jiangsui. Dia berpikir sejenak dan menyarankan, "Mengapa kita tidak mengiriminya pesan dan bertanya padanya?"

"Tentu." Gu Si meninggalkan permainan dan memasuki WeChat.

Saat dia mengetik pesan, notifikasi panggilan masuk muncul di layar. Itu adalah telepon dari Bai Sui.

Yu Mufeng melirik dan berkata dengan santai, "Apakah Sister Mang akan menginap di hotel malam ini karena mereka akan berakhir terlambat?"

Gu Si mengangkat alisnya. "Saya tidak tahu."

Dengan itu, dia menerima panggilan itu.

Bai Sui mengatakan sesuatu dan wajah Gu Si langsung berubah dari acuh tak acuh menjadi cemberut.

Yu Mufeng merasakan ada sesuatu yang salah dan dia menatap Gu Si.

"Aku mengerti," kata Gu Si. Kemudian, dia menutup telepon dan berdiri dengan telepon di tangannya.

"Apa yang terjadi?" Jiangsui juga bangun.

Gu Si mengerutkan bibirnya dan mata hitamnya memerah. Mereka dingin dan penuh dengan niat membunuh. “Seseorang bosan hidup. Dia mengganggu adikku.”

***

Di Rumah Sakit Puncak. Lampu-lampu itu terang dan jelas.

Bai Qingqing mewakili keluarga Bai. Ketika dia menelepon mereka, seluruh rumah sakit bersiap untuk menerima pesanan.

Ketika Gu Mang dan Bai Sui tiba, CEO rumah sakit, direktur, dan wakil direktur departemen bedah semuanya menunggu mereka.

Bai Sui telah mengemudi seperti setan dalam perjalanan. Meskipun sampai di rumah sakit dengan cepat, saputangan yang melilit tangan Gu Mang sudah berlumuran darah.

Cederanya terlihat serius.

CEO melihat tangan Gu Mang dan keringat dingin muncul di dahinya. "Nona Gu, tolong ikut saya untuk melakukan pemeriksaan.”

Gu Mang mengangguk. Selain noda darah, tidak ada tanda-tanda rasa sakit lain di wajahnya. Dia tanpa ekspresi. Dia tidak terlihat seperti korban sama sekali.

Bahkan jika keluarga Bai tidak terlibat, status Gu Mang saja sudah cukup untuk menangani situasi ini dengan serius.

CEO panik. Direktur dan wakil direktur departemen bedah bahkan lebih. Semua orang dari Pulau Jijing yang memegang posisi tinggi memiliki lantai VIP khusus di setiap rumah sakit di Pulau Jijing.

Ketika Gu Mang masuk untuk pemeriksaan, Bai Sui menunggu di pintu dengan ekspresi dingin dan serius. Koridor itu sunyi senyap.

Setiap detik terasa seperti selamanya.

Setelah beberapa saat, CEO keluar. Bai Sui segera melangkah maju.

“Luka di tangan kanannya cukup dalam. Bukaannya panjangnya sekitar lima sentimeter dan perlu dijahit. Ada juga goresan di bahunya dan pergelangan tangannya patah. Selain itu, seharusnya tidak ada masalah besar lainnya.” CEO terdengar jauh lebih tenang saat menjelaskan kondisi medisnya.

Bai Sui mengepalkan tinjunya dan tatapan tajam melintas jauh di dalam matanya.

Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Perlakukan luka Nona Muda dulu."