2 tahun berlalu ...
Sudah dua tahun berlalu namun perasaan yang singgah ini masih belum menghendaki untuk pergi, kendati hati terus meraung-raung merindukan sang pujaan hati, namun apa daya hasrat sudah tak menginginkan satu sama lain, semuanya sudah tak sejalan.
Rosé mendudukkan dirinya di balkon kamarnya, memandangi indah nya kota Busan di malam hari. Senyuman terpatri di bibirnya, ia menghirup aroma menenangkan dari secangkir kopi ditangan nya, hatinya menghangat diiringi dengan tubuhnya.
"Huh ... Dua tahun telah berlalu .."
Rosé berlirih pilu, sudah cukup lelah menangis, kini ia hanya bisa terus tersenyum penuh kepalsuan, sudah cukup, setahun lalu ia menangis sejadi-jadinya, sekarang ia harus tegar, demi suami nya, Jeon Jungkook.
"Kenapa belum tidur, hm?"
Rosé mengusap tangan kekar yang melingkar pada pinggang nya, ia sudah menebak tangan siapa itu, itu pasti tangan Jungkook. Tahun lalu Jungkook mengajak nya untuk pindah ke Busan, memulai kehidupan baru yang penuh kebahagiaan, nampak tak siap kala itu, penolakan Rosé beri di tiap harinya, namun Jungkook tak pernah letih untuk mencoba lagi dan lagi, sampai akhirnya Rosé luluh, pria itu melamarnya dan mereka memilih untuk menetap di Busan, tempat kelahiran pria tampan berkulit putih itu.
Rosé sedikit kecewa pada dirinya, kendati selalu menolak untuk memiliki buah hati, Rosé sendiri bingung dengan dirinya sendiri, ia juga merasa tak enak pada Jungkook, pria itu terlihat berharap namun mulutnya selalu berucap "Tidak papa, aku akan menunggu sampai kau siap." Rosé kesal dan marah pada dirinya, bagaimana pun Jungkook itu seorang pria, dia seorang suami, dan ia pasti menginginkan kehadiran sosok kecil hasil buah cintanya, ia pasti menginginkan penerus nya, namun tak kala cinta membutakan dirinya, ia selalu tunduk dan menuruti apapun yang Rosé ingin kan tanpa bantahan, wanita itu bagaikan sosok Ratu atau Dewi untuk nya, apapun kesalahan, baik yang dilakukan Rosé atau dilakukan oleh nya sekalipun, ia tetap harus mengalah, dia terlalu dewasa untuk Rosé, karena itu Rosé menjadi kekanak-kanakan saat bersamanya, bagaimana Rosé merasa terlindungi dan terjaga, karena itulah ia bersikap layaknya anak kecil demi mendapatkan perhatian.
"Aku belum mengantuk, langit nya indah!" Celetuk Rosé dengan mata berbinar.
"Sama seperti mu."
"Berhenti menggombal Jeon!"
Dah dah ini lapak Taerose, jgn keterusan:((
.
.
.
.
"Jangan melihatku seperti itu, aku jadi tidak nafsu makan."
"Tidak papa kok, kau tampan, aku suka."
"Lalisa, berhenti menggombal!"
Gadis yang dipanggil Lalisa itu hanya terkekeh geli dan mengangguk mengiyakan peringat sang kekasih yang ingin ia berhenti berujar kata manis, padahal itu kenyataan lho, "Iya-iya tuan Kim yang terhormat!"
"Dih .."
"He he .. Eumm, aku ingin bulan madu ke Busan."
Uhuk uhuk!
Pria itu terbatuk-batuk dan menepuk-nepuk dadanya beberapa kali, sementara Lalisa menyodorkan segelas air untuk meredakan.
"Aduh, maaf kau jadi terkejut sayang .."
"Kita bahkan belum menikah Lalisa."
"Tinggal 3 bulan lagi Vic! Apa salahnya membahas nya sekarang."
"Nanti saja. Lihat, kau membuat ku tak berselera lagi."
Lalisa menggigit bibir bawahnya sebal, "Kenapa sih? Kau terlihat tidak rela menikah dengan ku?! Jika aku mau, dari awal pun aku tak akan menerima ajakan Jisoo untuk bertemu dengan mu dan Jimmy, aku juga tak akan meminta diriku untuk jatuh cinta kepada mu, tapi semuanya sudah terlambat, lagi pun ibumu merestui kita."
"Sudah lah Lis, hentikan drama mu itu, aku lelah dan malas membahas nya, pulang lah ini sudah malam."
"Kau sadar tidak sih? Kau menyakiti ku, tanpa sadar ucapan mu itu terdengar seperti mengusir."
"Bagus kalau kau sadar diri!"
"Kau jahat sekali, setidaknya jika aku belum mendapatkan cintamu, apa kau tidak bisa sedikit saja menaruh belas kasih? Mengantar ku pulang alih-alih mengusir. Kau tidak perduli padaku? "
"Ingin jawaban jujur? Bersiaplah untuk sakit hati karena jawaban ku adalah .. ya, aku tak perduli maka pergilah."
Lalisa pergi dengan sakit hati tak tertahan, Victor jahat sekali, Lalisa benar-benar merutuk nya, ia merasa bodoh karena jatuh terlalu dalam pada pria itu, Lalisa menyesal menerima ajakan Jisoo untuk di perkenalkan pada teman nya Jimmy yang berakhir bertemu pula dengan Victor, jadi lah ia yang jatuh cinta namun tak terbalas, sakit sekali, Tuhan ..
Victor menghela nafas, memijit pelipisnya pusing, Victor sudah bukan bocah labil, culun, dan polos. Dia sudah menjadi seorang pria dewasa dan semua yang ada pada dirinya sudah berubah, ia tak sehangat dan sebaik dulu, kata-kata nya kasar dan ia tak tanggung-tanggung untuk berujar kasar pada orang lain, semua nya berubah hanya karena satu wanita, dia Roseanne.
Wanita yang Victor benci, Victor membencinya karena hingga detik ini pun wanita itu tak pernah ingin pergi dari pikiran dan hatinya, berulang kali Victor mencoba memandangi wanita lain, berakhir dirinya merasa bersalah seakan ia sedang berselingkuh dari wanita itu, Roseanne, mantra apa yang kau layangkan padaku, seperti itulah batin nya setiap kali kepikiran tentang Rosé.
Victor sibuk memikirkan Rosé hingga tak sadar jika dering telepon masuk terdengar, setelah sadar ia buru-buru mengangkat nya yang ternyata dari Jimmy, sang sahabat.
"Kenapa?"
"Apa kabar?"
"Semakin buruk."
"Bibi Rosé, lagi? Yang benar saja Vic !"
"Sulit melupakan nya Jim. Ck, bagaimana? Jisoo masih tak mau mengatakan apa-apa?"
"Itu kau tau jawaban nya, dia selalu berakhir diam saat aku bertanya dimana keberadaan Rosé padahal dia tau dimana bibi pujaan mu itu berada, namun fakta menyakitkan harus kau dengar."
Alis Victor berkerut, "Fakta menyakitkan? Apa itu?"
"Rosé sudah menikah."
"F*ck ! Tidak mungkin, sialan !!"
Telinga Jimmy berdengung, ia hanya bisa mengelus dada sabar mendengar makian sahabat nya di sebrang sana.
"Hei .. eumm ... Itu Jisoo memang tidak mau memberitahu ku dimana Rosé berada, tapi aku tau Rosé berada dimana karena aku membuka ponselnya diam-diam dan membaca pesan nya dengan Rosé."
"Sungguh? Kenapa tidak bilang dari tadi!? Membuatku naik pitam saja, dimana dia?"
"Tempat kelahiran ku, dia di Busan."
"Aku akan kesana.. Dia milik ku Jim, camkan itu tak peduli jika ia sudah berumah-tangga."
Tut
Telepon dimatikan sepihak oleh nya tak ingin mendengar celotehan Jimmy yang selanjutnya karena ia tau persis Jimmy akan menceramahi nya bak ibu-ibu yang anak nya sudah tak perawan.
Setelahnya ia menarik satu sudut bibirnya keatas, smirk jahat terpatri di wajahnya, katakanlah ia egois karena ingin menyingkirkan suami Rosé namun ia tak bisa menutup kenyataan bahwa ia masih-masih sangat mencintai dan menginginkan wanita itu, wanita kesayangan nya, Roseanne.
TBC
janjinya double up selepas voting, ehh malah smpe malem, he he namanya jga aku:')
voment hiyak!
KAMU SEDANG MEMBACA
Porn Star🔞 [✓]
Fanfiction🐯🌹🔞 Rosé seorang wanita karir, yang merupakan bintang porno jatuh cinta dengan bocah SMA?! Bagian terburuknya adalah karena ia merupakan bibi dari V, bocah labil dan amatir itu.... update sesuai mood jangan asal report cerita orang, kirain bikin...