Prolog

338 14 2
                                    

Perhatian!

Semua cerita yang tertulis hanyalah karangan/fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, mohon maklum.

Mengenal penulis: 08970442623 chat only
###

Natal tidak selalu menjadi momen spesial bagi sebagian orang. Jika di luar sana mereka merayakan natal penuh suka cita bersama keluarga, kawan atau kekasih, tidak dengan Selena. Dia akan menghabiskan malam nantal hingga satu minggu mendatang hanya di dalam rumah.

"Kau yakin tidak mau ikut?" tanya Grite pada Selena. Beliau dan sang suami sudah rapi hendak menghadiri acara keluarga yang setiap natal diselenggarakan di rumah kakek.

Dengan santainya Selena menggeleng. "Tidak ada yang dekat denganku di sana. Mereka hanya akan mengolokku seperti biasanya."

Grite mengusap pipi sang putri seraya tersenyum tipis. "Oke kalau kau tidak mau ikut. Ibu tidak akan memaksa."

Grite melepas usapan tangannya lantas menatap sendu pada suaminya yang sudah menunggu di ambang pintu. Perlahan, Grife menggeleng menandakan Selena tidak akan ikut lagi tahun ini.

Ya, Selena memilih berdiam diri selama natal datang tiga tahun ini. Bagi Selena, tidak ada orang baik di luar sana yang bisa menerima kondisinya saat ini.

Wajah bulat, pipi sedikit chubby, dan kaca mata bundar bertengger di pangkal hidung, selalu menjadi cemoohan orang-orang di luar sana. Selena semakin tahu, tidak ada orang tulus di dunia ini kecuali kedua orang tuanya dan Jason yang tak lain adalah kekasihnya saat ini.

"Kau yakin, Sayang?" Grite memastikan lagi sebelum benar-benar pergi.

Selena mengangguk. "Biasanya aku memang nggak ikut kan?"

Will ikut bicara. "Tapi tahun ini ayah dan ibu cukup lama di sana. Mungkin kita akan satu bulan di rumah kakekmu."

Selena angkat bahu dan sedikit memiringkan kepala. "Its okay. Ill be fine, Mom, Dad."

Grite dan Wiil saling tatap dan kemudian terdengar helaan napas. Mereka kemudian masuk ke dalam mobil sementara Selena hanya tersenyum melampaikan tangan dari ambang pintu.

Setelah mobil ayah dan ibunya melaju di antara salju putih yang berjatuhan, Selena merasa ada yang tengah memperhatikan dirinya dari kejauhan. Dan saat menoleh ke arah samping, Selena mendapati seorang pria yang tengah bertengger di teras rumah sambil melipat kedua tangan. Tatapan jauh itu, membuat Selena merasa risih.

"Pria aneh," sungutnya sebelum kembali masuk ke dalam rumah.

Suasana di luar sana begitu dingin. Salju yang berjatuhan bahkan terlihat hampir menutupi jalan dan juga pepohonan yang berderet pada setiap tepian jalanan kompleks.

***

My First Kiss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang