Sembilan
Keduanya tampak gugup dan gelisah. Selena yang tidak tahu harus berbuat apa, pura-pura sibuk merapikan rambutnya yang berantakan karena ulah Liona.
"Kamu duduk dulu. Aku ambilkan minuman," kata Selena kemudian.
Tobey yang seperti pria tolol, hanya mengangguk saja dan segera duduk di sofa ruang tamu. Dia merasa panas di sekujur tubuh dan seperti ada getaran yang aneh. Ini kali pertama Tobey merasa gugup luar biasa saat berada di dekat seorang wanita.
"Sepertinya aku memang tergila-gila padanya," gumam Tobey seraya mendesah pelan. Ia meraup wajahnya lalu menarik napas dalam-dalam supaya lebih tenang.
Tidak lama setelah itu, Selena ke luar membawa nampan dengan gelas berisi kopi hangat di atasnya. Dia berjalan mendekat lalu meletakkan nampan tersebut di atas meja.
"Maaf, lama," kata Selena.
Tobey hanya tersenyum tipis dan mengangguk lemah. Tobey yang bringas kini mendadak jadi pendiam karena rasa gugup.
"Maaf tentang Liona," kata Tobey usai menyesap sedikit kopi panasnya. Ia letakkan kembali di atas nampan sambil menyapu bibir dengan lidah.
"Kalian pacaran?" tanya Selena.
Dengan cepat Tobey menggeleng. "Tentu saja tidak. Aku dan dia hanya teman."
Selenea meringis sambil garuk-garuk tengkuk. Reaksi Tobey barusan, membuat Selena cukup tersentak kaget. Pasalnya Tobey langsung membalas dengan lantang dan tegas.
"Oh, aku pikir pacaran," sahut Selena kemudian.
Suasana kembali sunyi dan masing-masing kehabisa kata-kata. Berhadapan dengan suasana sunyi seperti ini, terasa sulit dibanding saat riuh mengganggu Selena seperti biasanya.
"Kamu ..."
Mereka mengucap satu kata itu bersamaan.
"Oh, kamu duluan."
"Tidak. Kamu duluan saja."
Suasana kembali senyap. Keduanya saling buang muka dan berpikir keras dalam situasi canggung seperti ini.
Tok, tok, tok.
Ketukan pintu membuat mereka saling tatap. Kemudian bersamaan menoleh ke arah pintu yang diketuk seseorang dari luar sana.
"Sepertinya ada tamu," kata Tobey.
Selena langsung berdiri. "Aku buka dulu pintunya."
Selena merapikan bajunya yang kusut karena terlipat saat posisi duduk. Dia berjalan santai menuju pintu ruang tamu sementara diam-diam Tobey tengah mengamati lekuk tubuh indah itu dari belakang.
Ceklek!
Pintu terbuka. Sosok di luar sana perlahan mulai terlihat. Tobey penasaran, masih duduk menyamping mengamati sosok tamu yang datang meski terhalang tubuh Selena.
"Jason?" celetuk Selena.
Jason? Tobey mengerutkan dahi.
"Kita harus bicara," kata Jason dengan cepat. Ia sudah meraih tangan Selena, tapi dengan cepap ditepis.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan," kata Selena. "Kita sudah selesai."
"Tidak bisa begitu, Selena. Aku bisa jelaskan semuanya." Jason kembali coba meraih tangan Selena. "Kumohon."
Selena termenung seperti mulai luluh. Jujur, Jason bukanlah pacar pertama bagi Selena, tapi hubungan bersama Jason lah yang terbilang cukup lama. Dan tidak bisa dipungkiri, Selena berharap Jason benar-benar tulus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Kiss (TAMAT)
RomanceHampir setiap akhir tahun, Selena selalu menghabiskan waktunya di rumah. Dia tidak terlalu peduli pada orang-orang karena menurutnya mereka hanya bisa mengolok-olok dirinya. Sampai suatu ketika, Selena harus menghadapi akhir tahun di rumah seorang...