Sepuluh
Suasana tampak berbeda. Satu bulan berlalu, Tobey lebih sering menghabiskan waktu bersama Selena. Ya, mereka resmi memutuskan untuk menjalin kasih. Mulanya, Selena merasa kalau Tobey kurang nyaman dengannya. Saat di lingkungan kampus, dia mendadak cuek berbeda dengan saat hanya berdua saja atau di rumah saat bersama keluarga. Selena merasa Tobey masih belum sepenuhnya siap mengakui dirinya sebagai sang kekasih.
Selena tidak terlalu menuntut. Toh dia sadar diri bagaimana orang-orang mencibir dirinya selama ini. Tentu saja Tobey malu akan hal itu.
"Sayang," panggil Gtite pada Selena dari lantai bawah. "Kamu akan kesiangan kalau selambat itu."
"Ya, Bu. Aku siap," sahut Selena seraya kemudian mengecap-ngecap bibirnya yang ia polesi lipstik.
Sejenak, Selena berdiri sambil memiringkan badan, lalu beralih menyisir rambut panjangnya dengan jemarinya. Ia amati sekali lagi tampilannya yang kali ini benar-benar berbeda. Jika biasanya ia hanya memakai celan panjang dan kaos ala kadarnya, kali ini dia memakai dress selutut pemberian sang ibu yang belum pernah ia pakai sekalipun.
"Selena? Apa itu kamu?" Grite membula mulut lebar-lebar dan memelalakkan mata tatkala Selena berjalan dengan anggun menuruni tangga.
"Pagi, Bu," sapa Selena dengan senyum manisnya.
Sesampainya di lantai dasar, Grite yang ikut tersenyum, kini mengusap pundak sang putri seraya mengamati penuh kagum. Selena memang cantik, dia hanya lebih memilih menutup diri dengan berpenampilan ala kadarnya. Ya, meski tampilannya itu membuat beberapa orang menggunjing dan mencemoohnya.
"Apa aku cantik, Bu?" tanya Selena.
Grite mengangguk mantap. "Tentu saja, Sayang. Kamu selalu cantik."
Selena masih tersenyum. Dan kini, muncul ayah yang juga ikut memuji membuat Selena makin senang dan percaya diri.
Tok, tok, tok!
Seseorang mengetuk pintu di bagian depan.
"Pacar kamu sudah datang," kata Grite bernada menggoda.
Terlihat kedua pipi Selena memerah menahan malu. "Kalau begitu aku berangkat dulu," katanya kemudian.
Setelah bergantian mengecup pipi ayah dan ibu, Selena melenggak keluar dengan menggendong tas dan juga buku di lengannya yang menyiku di depan dada.
"Aku senang dia jadi percaya diri," kata Grite penuh kelegaan. Sang suami hanya tersenyum.
Sampai di depan pintu, Selena berdehem kecil lalu memastikan bahwa tampilannya sudah benar-benar rapi. Setelah merasa yakin, barulah tangannya menjulur meraih knop pintu.
Ceklek!
Perasaan Selena mulai berkecamuk dan tubuh terasa gemetaran. Di saat pintu belum terbuka sempurna, Selena mendapati Tobey tengah berdiri membelakangi pintu.
"Hei," sapa Selena pelan.
Tobey lantas berbalik dan seketika dibuat tertegun dengan tampilan Selena kali ini. Sekian detik Tobey termenung dan hanya menatap heran. Menurutnya, Selena sangat cantik, tapi rasanya seperti ada yang menghilang.
"Hei," balas Tobey kemudian. "Kamu dandan?" tanyanya.
Selena mengangguk malu. Kedua tangan saling menggenggam, supaya bisa mengurangi rasa gugup yang ada.
"Apa ada yang salah?" tanya Selena ketika melihat Tobey yang hanya diam. "Aku jelek ya?"
Tobey menggeleng cepat. "Tidak, tidak, kamu sangat cantik kok. Ayo berangkat, ini sudah siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Kiss (TAMAT)
RomanceHampir setiap akhir tahun, Selena selalu menghabiskan waktunya di rumah. Dia tidak terlalu peduli pada orang-orang karena menurutnya mereka hanya bisa mengolok-olok dirinya. Sampai suatu ketika, Selena harus menghadapi akhir tahun di rumah seorang...