Bab 20

1.1K 244 42
                                    

Assalamualaikum
Alhamdulillah bisa hadir lebih awal. Oh ya, jangan lupa klik tautan media di atas. Membacanya sambil menyimak nasyid pasti lebih asyik dan dapat feel-nya.

💛💛💛

Sanlorenzo SX76 membelah laut utara Jawa dengan gagah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sanlorenzo SX76 membelah laut utara Jawa dengan gagah. Kapal pesiar pribadi buatan Italia itu membawa keluarga kecil Langit, Farhan, Kairo, Umar, dan Amir menuju Kangean. Mereka berangkat dari Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi. Pukul sembilan hari itu, cuaca cerah dengan awan tipis berarak menghias langit. Angin bertiup semilir. Ombak mengalun kapal di tengah lautan.

Di dek terbuka, Kai memulai opening saluran Youtube-nya. Dia menjauh dari Si Kembar yang sibuk mengabadikan kawanan lumba-lumba adu cepat dengan kapal. Sementara Farhan berselonjor di salah satu deretan kursi rotan, membaca Admiring Silence, By the Sea karya Abdulrazak Ghurnah. Sesekali tatapannya lepas dari lembaran kertas beralih pada hamparan air membiru.

Di samping Farhan, selisih satu kursi, Langit memangku Arkan. Boardbook mini ukuran sepuluh kali sepuluh yang ada di tangan Langit coba direbut Arkan. Langit membiarkan Arkan memegangnya, meraba, dan membuka-buka halamannya. Buku itu berisi doa-doa harian. Langit berhenti membacakannya setelah Arkan menggigit-gigit tepi buku.

Awalnya, Langit hanya akan pergi bertiga bersama keluarga kecilnya ke Kangean. Momen pertemuan Nazmi dengan keluarga besar Rafly kali ini pasti akan sangat emosional. Langit butuh privasi demi kenyamanan Nazmi. Begitu juga dengan Arkan. Bayi mungil itu untuk pertama kalinya akan berjumpa dengan nenek dan bibi dari garis ayahnya. Langit membayangkan itu tidak akan mudah bagi keduanya.

Dia pun berniat menyewa kapal penyeberangan dari Kalianget ke Batu Gulok. Walau bagaimana pun, WHO belum mencabut status pandemi. Langit harus memastikan keluarganya aman dari penularan virus Covid19. Cukuplah serangan varian Delta yang merenggut nyawa Rafly sebagai pelajaran untuknya. Memang tidak ada yang kuasa mengelak dari takdir, tetapi memaksimalkan ikhtiar merupakan kewajiban sebagai muslim.

Qadarullah, kapal pesiar milik James -salah satu petinggi Aeromaritim, perusahaan forwarding langganan IRDS- sedang bersandar di Gilimanuk. Putra James sedang tidak menggunakan kapalnya untuk satu minggu ke depan, maka James dengan murah hati meminjamkan begitu saja aset milyarannya pada Langit. Mulanya Langit menolak, tetapi James memaksanya. Satu pernyataan James yang membuat Langit luluh, "Lans, walaupun aku pengusaha tulen dan non muslim, aku juga manusia. Aku pun bisa berbuat baik tanpa pamrih."

Berita Langit mendapat pinjaman kapal pesiar mewah sampai juga ke telinga radar Kai. Terlalu sayang jika hanya membawa dua orang dengan bayi, Kai melobi Umar dan Amir untuk ikut serta. Khusus Kai, Langit mensyaratkan agar videonya di IG dan YouTube diturunkan dulu, setelahnya dia bisa ikut. Remaja tanggung kelas 10 itu pun manut. Untuk Farhan, Langit sengaja mengajaknya. Farhan diminta menjadi pawang tiga remaja super kreatif itu.

"Nanaz mana, Kak? Betah banget di bawah padahal cuaca lagi bagus," ucap Farhan setelah menutup bukunya.

"Tadi katanya mau nyusul, tapi ini sudah satu jam lebih, lho. Han, titip Arkan bentar ya?" Tanpa persetujuan Farhan, Langit mengoper Arkan.

Bintang di Langit CasablancaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang