PROLOG [01]

884 16 3
                                    

HAI
WELCOME MY STORY GUYS!
BACA ENJOY YA, SEMOGA KALIAN SUKA
MOHON MAAF APABILA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH DAN TEMPAT
CERITA INI BENAR-BENAR MURNI DARI PIKIRAN SAYA
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Sekumpulan remaja laki-laki yang mengenakan seragam sekolah dan atribut lengkap itu terlihat asyik menikmati kebiasaannya, apalagi kalau bukan membolos.

Membolos, tawuran, ugal-ugallan, urakan, itulah yang mendeskripsikan ke-enam lelaki tersebut. Sebut saja mereka RAGISTER.

Ragister merupakan geng motor yang memiliki kekuasan tinggi di ibu kota. Semua orang bertekuk lutut kepadanya. Banyak yang memujinya bahwa mereka keren, namun tak jarang ada yang beranggapan jelek dan pembuat onar.

SAMUDRA ATLANTIK
Sang ketua RAGISTER yang terkenal dingin, bengis, dan kejam. Siapapun yang berani mengusik ketenangannya akan bersiap menghadap Tuhan. Tidak hanya itu, orang tua Atlantik adalah pengusaha sukses yang dihormati banyak orang.

Setiap geng pasti memiliki anggota inti. Termasuk Ragister yang juga mempunyai anggota inti, diantaranya yaitu Vino, Raden, Messi, Gio, dan Alga yang menjabat sebagai wakil ketua. Untuk total seluruh anggotanya sendiri mencapai kurang lebih 500 orang.

"Woy HP lo dari tadi bunyi terus, angkat napa, berisik tau gak," kesal Messi mengusap telinganya yang terasa panas akibat dering telepon yang terus saja berbunyi.

"Iya nih, ganggu aja," sahut cowok yang sibuk mengerjakan sesuatu di depan layar monitor. Raden Alendra, cowok paling handal dalam bidang teknologi. Kemampuannya tidak perlu diragukan lagi.

"Lo pada aja dah yang ngangkat, gua males," suruh Vino yang notabennya pemilik HP itu. Dia salah satu anggota yang otaknya radak gesrek dan terkenal playboy. Bayangkan saja belum ada sehari cowok itu sudah berhasil memacari puluhan cewek.

"Emang siapa sih yang nelfon?" Tanya Messi penasaran dan berlanjut mengambil HP berniat memeriksa siapa yang sedari tadi terus menelfon temannya.

"Sarah," gumam Messi membaca nama yang tertera di layar HP.

"Kalau gak salah, Sarah itu pacar lo yang ke dua puluh satu kan?" Tebak cowok yang berada disamping Messi. Giovano bukan tipikal lelaki yang bergonta-ganti pasangan. Buktinya, ia masih setia dengan statusnya yang tak lain ialah jomblo.

"Yang ke sembilan, goblok!"

"Yee, gue kan kagak tau urutan cewek-cewek lo, lagian punya pacar segunung," cibir Gio geleng-geleng kepala.

"Bodo amat yang penting gue laku. Dari pada lo, satu aja gak punya," sudut Vino membalas cibiran itu.

"Biarin, yang penting gue ganteng, wle." Gio menjulurkan lidahnya. Benar sih, kalau dilihat, wajahnya lumayan tampan dengan kulit putih yang mendominasi.

Alga menghembuskan nafasnya melihat kelakuan teman-temannya. Dimana pun itu pasti mereka tidak akan pernah akur jika bersama. "Ribut lagi."

Raden yang berada disampingnya pun terkekeh pelan, sesekali melirik perdebatan kecil yang disebabkan oleh temannya. "Temen lo tuh."

"Temen lo juga kalau lupa," datar Alga mengambil alih komputer yang sedang digunakan Raden, mengetikkan sesuatu di papan keyboard.

BRAK!

Pintu markas terbuka lebar akibat dobrakan yang cukup keras, menampilkan seorang laki-laki yang merupakan sang pelaku. Rifki, meskipun bukan anggota inti, Atlantik selalu mempercayakan tugas kepadanya.

"Anj*ng!"

"Eh eh ada cewek mont*k!"

"Allahuakbar!"

ATLANTIK SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang