Inti Ragister berkumpul di markas, mereka bersiap untuk pergi ke panti asuhan. Sudah menjadi rutinitas, geng motor itu selalu mengunjungi panti setiap sebulan sekali.
Selain memberikan sumbangan, mereka juga menemani anak-anak untuk bermain dan belajar bersama.
Sebelum pergi, mereka harus membungkus beberapa kado untuk hadiah para anak-anak. Anggota Ragister beruntung memiliki ketua seorang Atlantik.
"Kangen gue sama anak-anak," celetuk Raden sibuk meraketkan kertas kado menggunakan plester.
"Sama, pokoknya nanti gue bakal main sepuasnya sama mereka," sahut Gio. Sebelumnya, Inti Ragister paling anti dengan anak kecil. Tapi berkat Atlantik, mereka justru menjadi sangat menyayangi anak kecil.
"Gue jadi pengen punya anak deh," kata Messi
"Makanya cepet nikah, biar bisa bikin anak," saran Gio yang sebenernya mengarah pada sindiran halus.
"Oh iya, lo kan udah nikah nih bos, gimana rasanya bikin anak?" Tanya Vino penasaran. Wajar saja jika dia mesum, orang hobinya saja menonton iya-iya.
"Lo pengen tahu rasanya?" Tanya balik Atlantik, dan Vino mengangguk polos.
"Cobain sendiri," jawab Atlantik.
"Bisa digebukin emak gue kalo sampe nyobain," gumam Vino bergidik ngeri membayangkannya.
"Nanti Sea bakal ikut kita," ujar Atlantik memberi tahu teman-temannya. Cewek itu memaksanya ikut dengan alasan takut dirumah sendirian.
"Iya deh yang udah punya istri," Raden terkekeh.
"Dapet berapa kadonya?" Tanya Alga baru berbicara setelah hanya menyimak obralan temannya.
"100 kayaknya."
Selesai membungkus kado, mereka sudah berada diatas motornya masing-masing. Termasuk Sea yang berda di motor Atlantik.
Tidak hanya Sea, sahabat cewek itu juga ikut dengan dibonceng inti Ragister lainnya.
"RAGISTER!" Seru Atlantik sebelum menjalankan motornya.
"
"Gue gak nyangka masih ada geng motor yang baik," batin Sea memeluk pinggang Atlantik erat, kanan kirinya dikelilingi motor inti Ragister.
Atlantik dan lainnya menambah kecepatan agar cepat sampai ke panti asuhan. Dan benar saja, mereka telah sampai dalam waktu sepuluh menit.
Di halaman panti, terdapat beberapa anak sedang bermain bersama. Hanya ada satu ekspresi yang ada diwajahnya, gembira.
"Hallo anak-anak," sapa Atlantik menghampirinya dan disambut senang oleh mereka.
"Eh eh ada kakak ganteng datang!" Teriak salah satu anak perempuan berambut pendek itu, Biru namanya.
Anak-anak yang semula ada di dalam, kini berbondong-bondong keluar setelah mendengar 'kakak ganteng' dari Biru.
"Hai, kalian kabarnya gimana? Sehat kan?" Atlantik berkata lembut sembari mengelus rambut seorang anak laki-laki yang terduduk diatas kursi roda.
"Sehat kak," jawab anak-anak penuh semangat.
"Al, sehat juga kan?" Tanya Atlantik kepada Alan, laki-laki yang duduk di kursi roda itu.
Bocah laki-laki berusia lima tahun itu mengangguk lucu. Sangat menggemaskan. Alan sudah lumpuh dari lahir, dan hal itu yang membuat orang tuanya membuangnya ke tempat ini.
"Kakak bawa hadiah banyak loh, kalian mau gak nih?" Raden datang dengan membawa banyak kado, dibantu dengan Messi dan Vino.
"Mau, mau!" Semua anak langsung mendekat pada Raden yang membawa banyak hadiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK SEA
Teen Fiction"Caspian Sea, mulai sekarang hidup lo gak akan pernah tenang!" Sea benar-benar sial bertemu dengan cowok seperti Atlantik. Dia harus menerima nasibnya menjadi babunya Atlantik akibat perbuatannya sendiri. Samudra Atlantik cowok yang menyandang jabat...