ATLANTIK SEA [15]

162 4 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari dimana Atlantik dan Sea akan melaksanakan ijab kabul. Sungguh, pernikahan ini bukanlah kemauan mereka.

Dan setiap orang pasti berharap akan menikah dengan orang yang dicintainya. Tapi mereka melakukannya hanya karena unsur perjodohan.

Tidak ada kata cinta diantara mereka, semuanya  semata untuk membahagiakan orang tua.

Saat ini Sea sedang dirias oleh MUA pilihan bundanya, ia berharap wajahnya tidak akan seperti tante-tante yang ber-make up tebal.

"Jangan tebel-tebel mbak," peringat Sea yang mungkin sudah kesekian kalinya.

"Iya dek, ini tipis-tipis kok," jawab sang MUA mempoleskan lipstik ke bibir Sea.

"Nah sudah siap, cantik kan?"

"Ini beneran saya mbak?" Tanya Sea tak percaya menatap dirinya dipantulan cermin.

"Ya iya lah dek. Pasti nanti calon mempelai laki-lakinya bakal terpesona sama penampilann dek Sea," kata Mbak Fitri menyentuh kedua bahu Sea.

CEKLEK!

Pintu kamarnya dibuka dari luar oleh bundanya.
Anin juga sudah cantik dengan kebaya yang melekat ditubuhnya.

"Anak bunda cantik banget," puji Anin menghampiri meja rias.

"Saya sudah selesai merias, saya pamit keluar dulu ya," pamit mbak Fitri.

"Makasih loh sudah merias putri saya secantik ini," ucap Anin puas dengan hasil kerja MUA pilihannya.

"Sama-sama," Mbak Fitri keluar dari kamar.

Setelah pintu tertutup, Anin memegangi tangan putrinya, matanya berkaca-kaca menatap Sea yang sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.

"Bunda kenapa nangis?"

"Hiks, bunda masih gak percaya anak bunda udah mau nikah," isak Anin.

"Jangan nangis, nanti Sea juga ikutan nangis. Maafin Sea kalau selama ini belum bisa bikin bunda bahagia," Sea menghapus sudut mata Anin yang terdapar air mata.

"Nggak, kamu itu selalu bikin bunda bahagia. Kalau kalian menikah, jangan lupain bunda ya."

"Bunda ngomong apa sih, ya gak mungkin lah Sea lupain bunda."

"Yaudah yuk kita turun, Atlan sudah ada dibawah," ajak Anin menuntun Sea.

Semua orang menatap Sea kagum, banyak pujian yang mereka lontarkan mengenai kecantikannnya.

"Kok yang lain pada liatin Sea sih bun?" Bisik Sea pelan.

"Karena kamu cantik, udah duduk disitu," Anin membantu Sea untuk duduk disamping Atlantik.

"Cantik," gumam Atlantik tanpa sadar, seketika pipi Sea memerah mendengarnya.

"Khem, apakah kalian berdus sudah siap?" Tanya penghulu mengalihkan pandangan mereka.

"Insyaallah siap," jawab Atlantik terdengar tegas.

"Baik, acara ijab kabul-nya akan kita mulai, bisa jabat tangan saya?" Pinta penghulu mengulurkan tangannya.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Samudra Atlantik bin Wijaya dengan Caspian Sea binti Andreas dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Caspian Sea binti Andre Ferdian dengan maskawin tersebut dibayar tunai," Atlantik berhasil mengucapkannya dengan satu tarikan nafas.

ATLANTIK SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang