HAPPY READING
.
.
.
.
."Loh loh kok kesini? Ini kan bukan rumah gue," bingung Sea saat motor yang ia tumpangi malah melaju ke arah lain, yang jelas bukan rumahnya.
"Ke rumah gue," jawab Atlantik dibalik helm full facenya.
"Apa? kok malah ke rumah lo sih?" Pekik Sea mengguncang motor.
"Ck, jangan banyak gerak, nanti jatuh!" Peringat Atlantik hampir saja kehilangan keseimbangan.
"Ya lo sih. Ngapain coba ke rumah lo segala?" Tanya Sea.
"Disuruh mama, dan gue gak bisa nolak."
Tak membutuhkan waktu lama, mereka sudah sampai di rumah Atlantik, Sea berdecak kagum melihat bangunan mewah itu.
"Rumah lo gede juga," celetuk Sea menatap takjub rumah bak istana milik Atlantik.
"Gausah norak!"
"Apa sih, orang gue gak ngomong sama lo!" Ketus Sea turun dari motor.
Setelah berhasil turun, Sea melepaskan pengait helmnya dengan susah payah.
"Kalau gak bisa bilang," ujar Atlantik mengambil alih pengait helm tersebut.
Dari dekat, Sea bisa melihat wajah Atlantik yang bercampur dengan keringat. Ia akui, cowok didepannya ini sangat tampan.
"Biasa aja liatin-nya, gue tahu gue ganteng," ucap Atlantik selesai melepas pengait helm Sea.
"Dih, PD lo!"
"Sebagai laki-laki, wajib yang namanya percaya diri," tutur Atlantik nyelonong masuk ke rumahnya.
"Eh, kok gue ditinggalin sih, woy tungguin!" Teriak Sea segera menyusul Atlantik.
"Ya ampun itu calon mantuku? Cantik banget," pekik Sandra mendekati anak dan calon menantunya.
"Kamu apa kabar sayang? Makin cantik aja," tanya sekaligus puji Sandra.
"Kayak gitu dibilang cantik," Gumam Atlantik masih dapat didengar.
"Alah bilang aja gengsi, dalem hatinya mah bilang cantik," sinis Sandra.
Atlantik tak membalas mamanya, cowok itu menaiki tangga dengan jaket yang bertengger di pundak kanannya.
"Duduk sayang, biar mama bikinin minum," Sandra menuntun Sea untuk duduk.
"Gak usah ma, nanti ngrepotin," tolak Sea halus.
"Gak ada yang ngrepotin buat calon mantu mama, udah kamu disini dulu ya biar mama bikinin minum," tandas Sandra.
"Yaudah kalau gitu biar Sea bantu juga," Sea ikut berdiri.
Kemudian, dua perempuan itu pergi ke dapur untuk membuat minuman.
"Sayang, gimana kalau kita bikin kue bareng?" Tawar Sandra antusias.
"Boleh ma, kebetulan Sea juga suka bikin kue," jawab Sea tak kalah antusias.
"Wah beneran? Asyik dong, kalau kalian udah nikah, kita bisa sering-sering bikin kue bareng," girang Sandra.
Sea tersenyum kikuk, mama Atlantik bahkan sudah membayangkan jika dirinya akan menikah dengan anaknya.
Lantas, mereka menyiapkan bahan beserta alat pembuatan kue. "Mixer-nya mana mah?"
"Itu ada diatas," tunjuk Sandra.
"Ternyata kamu jago bikin kue ya, Atlantik beruntung punya calon istri yang pinter masak," puji Sandra mengaduk adonan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK SEA
Teen Fiction"Caspian Sea, mulai sekarang hidup lo gak akan pernah tenang!" Sea benar-benar sial bertemu dengan cowok seperti Atlantik. Dia harus menerima nasibnya menjadi babunya Atlantik akibat perbuatannya sendiri. Samudra Atlantik cowok yang menyandang jabat...