HAPPY READING
.
.
.
.
."Vodka 1!" Minta Atlantik kepada bartender. Sudah habis 5 botol, cowok itu masih memintanya lagi. Bar menjadi tempat pelariannya saat sedang dalam masalah.
Keadaannya benar-benar kacau malam ini. Atlantik teris meracau tidak jelas.
"Papa egois! Papa gak pernah mikirin perasaan gue! Yang dia pikir hanya bisnis, bisnis, dan bisnis," racaunya.
Bartender itu meletakkan sebotol vodka. "Lo lagi ada masalah?"
Ari, atau bartender itu hafal betul alasan Atlantik setiap kali datang kesini, pasti cowok itu dalam mode masalah.
"Bokap gue Ri, bokap gue," adu Atlantik meneguk vodka yang digenggamnya.
"Lo lagi berantem sama bokap lo?"
"Dia gak pernah berubah, dari dulu dia selalu mikirin dirinya sendiri!"
Dengan langkah gontai, Atlantik berjalan entah kemana. Rambutnya urakan, pakaiannya berantakan, dan terus meracau menyebut nama papanya.
Ari memegangi badan Atlantik ketika cowok itu hampir terjatuh. "Lo mau kemana lagi?"
"Pulang," jawab Atlantik melepaskan tangan Ari dari badannya.
"Gak, lo lagi mabuk, nanti lo bisa kenapa-napa di jalan, biar gue anter ya?" Tawar Ari sekaligus terpancar wajah cemas, ia sudah menganggap Atlantik sebagai sahabatnya.
"Lepasin!"
"Gue bilang lepasin!" Atlantik menghembaskan Ari hingga tersungkur ke lantai.
Atlantik melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda, dia keluar dari bar dengan lunglai dan meraih helm full face hitam miliknya.
"Shhh Atlantik tunggu!" Teriak Ari mengejar motor Atlantik sekuat tenaga, namun langkahnya tak sebanding dengan kendaraan beroda dua itu.
"Gue berharap dia bisa selamat sampai tujuan," lirih Ari menatap punggung Atlantik yang kian semakin menjauh.
Motor ninja itu berjalan di antara beberapa kendaraan lainnya, lajunya tak teratur, membuat pengendara lain berjaga jarak dengan motornya.
Pandangannya kabur dan membayang, mulut Atlantik tak henti-hentinya melampiaskan kemarahannya terhadap papanya.
"Mm gue lagi dimana?" Tanyanya menatap jalanan, membelokkan motornya ke arah gang kecil.
CITTT!
Decitan motor dengan aspal terdengar nyaring, Atlantik mengerem mendadak kala melihat seorang perempuan yang hampir ditabraknya.
Perempuan itu menyilangkan tangannya menutupi kedua matanya sembari berteriak. "Aaaa!"
"Shittt," umpat Atlantik membuka kasar helmnya dan mendekati perempuan itu.
Jantung Sea berdetak lebih kencang. Dia membuka matanya yang tertutup rapat. Hal yang pertama kali ia lihat adalah cowok yang selalu membuatnya kesal.
Tapi tunggu dulu, ada yang aneh dari penampian Atlantik, seluruh pakaian yang di kenakannya acak-acakan. Dan Sea dapat mencium bau alkohol dari mulut Atlantik.
"Lo mabuk?" Tanya Sea menutup hidungnya.
"Hh lo siapa? Cantik banget sih, ah gue tau lo pasti pacar gue kan?"
"Beneran mabuk deh ni cowok," ucap Sea pelan.
Sea terkejut saat Atlantik tiba-tiba memeluk dirinya. "Gue beruntung bisa punya pacar cantik kayak lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK SEA
Teen Fiction"Caspian Sea, mulai sekarang hidup lo gak akan pernah tenang!" Sea benar-benar sial bertemu dengan cowok seperti Atlantik. Dia harus menerima nasibnya menjadi babunya Atlantik akibat perbuatannya sendiri. Samudra Atlantik cowok yang menyandang jabat...