ATLANTIK SEA [10]

156 2 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.

Sea masih setia berada di alam mimpinya, cewek itu enggan membuka matanya yang terasa berat. Jangan lupakan matanya yang terlihat bengkak dan sembab.

Rupanya gadis itu habis menangis semalaman. Sea memikirkan bagaimana nasibnya setelah menikah dengan cowok yang sama sekali tidak dicintainya.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang mendekati kasurnya. "Sayang bangun, kamu gak sekolah?"

"Emhh bentar bun, Sea masih ngantuk," gumam Sea mengeratkan gulingnya.

"Dibawah ada Atlantik, kamu gak kasihan dia nunggu lama?" Perkataan Anin berhasil membuat rasa kantuk Sea hilang.

"Bunda bilang apa? Ada Atlantik?" Seketika Sea terbangun dari tidurnya mendengar nama cowok itu.

"Iya, dia jemput kamu," jawab Anin tersenyum menggoda, sementara Sea menunjukkan muka masam.

"Ck ngapain sih tu cowok kesini segala?" Decih Sea kembali tertidur. Bukan tertidur, melainkan hanya memejamkan mata malas bertemu cowok yang selalu membuatnya kesal.

"Loh, kok malah tidur lagi sih sayang? Kamu gak kasihan sama calon suami mu sendiri?"

"Biarin," cuek Sea.

"Jangan gitu, dosa loh," tutur Anin mengelus surai putrinya lembut.

"Dia masih calon bun, belum suami, jadi gak dosa," perjelas Sea membenarkan penuturan Anin.

"Oh jadi ceritanya udah diakuin calon suaminya nih?" Goda Anin tertawa kecil.

"Buruan mandi gih, atau bunda perlu panggilin ayah?" Ancam Anin berlagak ingin mengadu kepada suaminya.

"Eh iya-iya ini Sea bangun kok," cepat Sea mengikat rambutnya asal lalu berjalan ke kamar mandi.

"Gak kebayang kalau anak itu jadi istri," Anin membayangkan bagaimana Sea jika menjadi istri nanti.

"Bentar ya Atlan, Sea-nya lagi mandi, biasa, dia baru bangun tidur," Anin menarik kursinya dan terduduk.

"Iya bun," sopan Atlantik.

"Kamu udah sarapan? " Tanya Andre menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Belum yah," jujur Atlantik, ia belum sempat sarapan, selera makannya hilang saat Sandra menyuruhnya mengantar Sea ke sekolah.

"Kenapa belum? Nanti bisa sakit kalau sampai tidak sarapan. Bun, ambilin makan buat Atlan," suruh Andre kepada istrinya.

"E.. gak usah tante," tolak Atlantik melihat Anin yang mengambilkan piring dan mengisinya beberapa macam makanan.

"Kamu harus sarapan!" Tegas Andre tak mau dibantah, lalu kembali memakan hidangannya.

"Bener kata ayah, kamu harus sarapan. Jangan sampai kayak Sea." Anin meletakkan piring di hadapan Atlantik.

"Memangnya Sea kenapa bun?"

"Maag. Gara-gara sering telat makan dan tidak sarapan, Sea jadi terkena maag. Jadi, kalau kalian menikah, pastiin kalau dia makan teratur ya."

Atlantik mengangguk singkat, bingung harus menjawab apa. Mendengar kata pernikahan saja membuatnya berpikir, apakah ia akan menikah di usianya yang terbilang masih muda?

"Morning," sapa Sea rapi mengenakan seragam lengkap dan menggendong ranselnya.

"Morning too."

Pandangannya tertuju pada cowok yang sedang asyik makan di kursi yang biasanya ia tempati. "Minggir." Usirnya.

ATLANTIK SEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang