Jangan lupa untuk Voment 🥰
🌱Pagi hari disambut dengan kicauan burung-burung kecil, ringkik kuda di tempat pacuan utama istana, adalah hal yang menarik untuk Sehun yang masih bergeming dalam lelapnya karena suasana kamarnya yang nyaman.
Tubuhnya kelelahan di balik selimutnya yang tebal bak kayu jati paling mahal. Berbeda dengan seseorang yang sekarang sedang berendam dalam air kolam yang hangat.
Permukaannya dipenuhi oleh kelopak bunga untuk relaksasi, tepian kolam dari bebatuan gunung paling halus dan rapi. Dikikis sedemikian rupa sampai membentuk bongkahan bulat yang dipasang rapi di tepi kolam pemandian. Dihias marmer sebagai tanda kebangsawanan.
Dengan lantai dasar dari kristal dan batu berlian membentuk ukiran arus kecil di setiap sudut. Setiap jengkal terdapat ukiran khas kayu gaharu di hutan hujan, batu-batu kerikil yang sangat kecil dan berwarna-warni dari kawah gunung, sedikit kasar namun memiliki nilai dan manfaat sebagai meditasi pada setiap pijakannya.
"Kurasa sudah cukup," ucapnya sambil menegakkan tubuh dan mendekati pancuran air hangat di ujung kolam untuk membasuh muka.
Dirinya meraih sebuah jubah putih yang berfungsi ganda sebagai handuk untuk dikenakan. Sepatu dari kulit buaya itu dipakainya sambil berjalan cepat menuju kamar.
"Jeonha, busana Anda telah saya siapkan, Dayang Min telah menyiapkan sarapan yang sedang kembali dipanasi," jelas Kasim Han sambil membungkukkan tubuhnya.
"Baik, terima kasih, Kasim Han." Raja Chanyeol memasuki ruangannya dan memilih kamar untuk berganti pakaian, dalam durasi singkat Sang Raja sudah menyelesaikan acara berbusananya.
Langkah kaki Sang Raja memutar, tidak pergi ke arah ruang untuk sarapan, ia lebih tertarik untuk kembali ke kamarnya. Tangannya dengan kuat mendorong daun pintu dan memusatkan perhatian pada sosok mungil Sang Ratu.
"Jungjeon, apa matahari terbit sudah tidak menarik untuk Anda?" Raja Chanyeol menaikkan tubuhnya ke ranjang kebesarannya. Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap pelan-pelan punggung tangan, dan lengan Sang Ratu. Bergeser pada bagian yang lebih intim, Raja merasa menjadi patriot yang dihadiahi pedang pusaka.
Sambil merapikan anak rambut sang istri, Raja Chanyeol memberikan usapan patah-patah pada kepala Sehun yang bergeming. "Jungjeon, saya akan memberikan sumbangsih untuk rakyat yang kurang mampu satu jam lagi, Anda harus bangun, bukankah semalam Anda ingin bergabung dalam kegiatan ini?"
Ratu Sehun mengerjap perlahan. Hatinya berbunga-bunga akan suara sehangat mentari itu. Setelah hampir diam agak lama dan memakan waktu tanpa peduli sang suami berkata apa, ia duduk dengan mata yang agaknya masih mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Castle | CH
FanfictionKetika etika dan kesempurnaan menjadi pacuan utama dalam dunia Kerajaan. Bagaimana bisa manusia biasa itu bertahan sebagai Ratu yang sayangnya tidak begitu disegani? Oh Sehun adalah seorang mahasiswa yang mendapat takdir sial, ia harus bangun dalam...