......
Mega yang tak dapat disentuh telah menggelap. Bagian timur berkelabu ria, sedang ufuk barat mengukir sisa-sisa senja jingga kemerahan. Gradasi samar-samar warna kedamaian dan kegelapan, membuat Sehun terpesona.
Sehun yang tengah berdoa dalam hati, langkah kaki yang diperlambat, dan hatinya yang berdebar, getaran yang merambat ke paru-paru, Sehun mesti menarik napas dalam-dalam karena merasa gugup, jika saja ia berwajah tebal pasti tidak perlu ada rasa terenyut seperti ini.
"Apa tampilan saya berantakan, Dayang Shin?" tanya Sehun sambil menyamankan posisi jubah baby blue dengan ukiran burung cendrawasih di lengannya.
Dayang Shin tersenyum tipis, tangannya yang bertautan segera terpisah untuk membantu Ratu Sehun menyamankan busana kebangsawanannya itu. "Anda terlihat seperti bongkahan berlian, Wangbi Mama. Saya akan terus berada di sisi, Mama."
Sehun melanjutkan langkah ringan berkat bantuan Dayang Shin, sedikit berbincang dan Sehun merasa gugup yang mendera mulai hilang, begitu pula saat para kasim yang mengiringi langkah Ratu Sehun membuka pintu ruangan untuk jamuan keluarga.
Sehun berjalan dengan anggun, senyum simpul yang tersungging membuat kedamaian tersendiri, bukankah batu besar di tepi pantai dapat terkikis seiring terjangan ombak dingin yang berganti panas. Itulah sebabnya Dayang Shin sangat antusias dengan perubahan sikap dan keterampilan Sang Ratu.
"Oh Jungjeon telah sampai, Daebi Mama."
Ibu Suri bergeming, keheningan membuat Raja melirik ke arah pintu masuk, Ratu Sehun telah sampai. Jubah yang digunakan sungguh menawan dan mewah. Raja Chanyeol mengawali berdiri, menunggu Sang Ratu mendekat.
Tangannya menyilang di belakang tubuh, Ratu Chaeyong juga lekas berdiri begitu Raja memulai penyambutan.
"Anda datang sepuluh menit dari waktu yang ditentukan, Jungjeon." Raja Chanyeol mengulas senyum menawan, kemudian ia memperhatikan Dayang pribadi Sang Ratu, lantas berujar, "Dayang Shin, anda saya persilakan untuk keluar ruangan."
"Terima kasih karena telah berkenan menunggu keterlambatan saya, Jeonha." Sehun membungkuk lalu bergegas menegakkan tubuhnya, ia menghadap Dayang Shin.
Dayang Shin membungkuk begitu mendengar perintah tersebut. Kemudian ia berbalik untuk membungkuk dalam-dalam pada Ratunya. "Saya akan menunggu Wangbi Mama di luar. Mama tenang saja," ujar Dayang Shin menenangkan Sehun yang tiba-tiba terlihat diam.
"Anda jangan menunda makan malam hanya karena saya, Dayang Shin. Saya tahu anda menahannya sejak tadi." Sehun tersenyum tipis, Dayang Shin terkejut dengan kalimat yang Ratu ucapkan seringan kapas itu. Tak urung, Dayang Shin mengangguk dan kembali membungkuk.
"Apa saya melewatkan sesuatu yang terjadi, apa Jungjeon baru saja beramah-tamah?" Raja Chanyeol memberikan tatapan penuh ketegasan, Ratu Chaeyong sendiri masih berdiri di belakang Sang Raja. Ibu Suri bergeming dan memperhatikan setiap gerakan Ratu Sehun dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Castle | CH
FanfictionKetika etika dan kesempurnaan menjadi pacuan utama dalam dunia Kerajaan. Bagaimana bisa manusia biasa itu bertahan sebagai Ratu yang sayangnya tidak begitu disegani? Oh Sehun adalah seorang mahasiswa yang mendapat takdir sial, ia harus bangun dalam...