• Pada Rasa Kehilangan

855 99 62
                                    

Halo! Selamat siang! Maaf lama update, semoga chapter ini bisa dinikmati, ini chapter yang cukup manis, loh ❤️

Happy Reading 🥰
Jangan lupa untuk Voment 🥰

Happy Reading 🥰Jangan lupa untuk Voment 🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.....

Pada tahun baru yang akan datang, dia hanya bisa berdiam diri dan berdoa diiringi kesunyian. Kemarin, baru beberapa hari kemarin dia bersenang-senang dengan adik sepupunya itu.

Dan tidak sengaja sempat menciptakan sebuah perdebatan. Tanpa berpikir panjang dia bilang, “Ya, ya, kau bisa pergi dan tidak perlu pulang.”

Hanya candaan, dan dia harus merasa menjadi manusia paling bodoh dan menyesal di dunia. Setelah sore hari itu mereka berangkat untuk berkemah di tepi hutan dan berada di kaki bukit, dia mengalami penurunan kesadaran.

Akibat terjangan badai dari selatan itu membuat tenda-tenda perkemahan rusak parah. Semua berlindung di bukit, mahasiswa yang masih pada semester awal itu tidak pernah sekalipun berpikir akan ada badai di tengah malam.

Kejadian beberapa waktu berikutnya adalah puncaknya. Dua orang pemandu ditemukan mengalami hipotermia, empat mahasiswa dan dua orang dosen diberitahukan cedera karena terpeleset saat membawa barang-barang bawaan beberapa mahasiswi.

Paling menegangkan begitu dia kembali melihat keadaan sepupunya itu, dan tubuhnya kaku begitu melihat apa yang terjadi.

Baekhyun ingat, dia tidak berhenti meraung-raung untuk mencari bantuan dan pertolongan. Bagaimana bisa semuanya terjadi begitu cepat?

Dia hanya pergi sebentar untuk ikut membantu seorang mahasiswi yang terpeleset di sampingnya saat membawa senter untuk penerangan teman-temannya.

Semuanya mengalir tidak sesuai dengan apa yang Baekhyun bayangkan. Sudah cukup lama, dan kejadian traumatis itu membuat Baekhyun mengalami ketakutannya sendiri pada adik sepupunya itu.

Dia yang menyebabkan adik sepupunya seperti itu.

“Baek,” tegur Kyungsoo yang kini memberikan satu botol air mineral pada teman barunya itu. “Jangan terlalu keras ke diri sendiri. Bangkit dan perbaiki bersama, ya?”

Baekhyun ingat malam itu orang-orang yang ikut panik juga berusaha keras menenangkannya. Termasuk Kyungsoo yang sebelumnya tidak dekat dengannya.

“T-tapi, Sehun--dia--” ucapnya terbata, tidak kuasa untuk melanjutkan. Ini semua salahnya.

Malam itu dirinya mengais-ngais reruntuhan pohon di depannya dengan teriakan kesakitan. Teman-teman mahasiswa yang hadir panik dan menghampirinya.

Tidak sampai longsor, tapi bukit itu juga berguncang pelan. Menyadarkan mereka bahwa jika bantuan tidak datang sebentar lagi maka mereka akan bertemu dengan ajalnya. Semuanya akan tamat.

Bukan hanya Baekhyun yang melemas melihat keadaan sekitarnya dan kabar terbaru dari Sehun. Semuanya berduka atas kejadian itu.

Beruntung ambulan dan mobil pemadam kebakaran datang secara beruntun tidak lama setelahnya. Membawa semua mahasiswa yang terluka dan kesakitan. Membawa serta Baekhyun yang ingin mencakar wajah seorang dosen yang bilang semuanya akan baik-baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Royal Castle | CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang