19) Terkuak

600 37 1
                                    

Vote!

Reyfandra perlahan-lahan membuka matanya. Ia melihat di sekelilingnya dan sudah ia duga, saat ini ia berada di dalam ruang perawatan intensif.

"Aku masih selamat?"

"Astaghfirullah. Apa yang aku lakukan?"

"Raffasya?" Reyfan bangun dan langsung melepaskan semua peralatan medis dengan kasar yang ada di tubuhnya termasuk jarum infus.

"Aku harus melihat keadaan Raffasya!" Reyfan mencoba turun dari brangkar dan berjalan dengan tertatih-tatih keluar dari ruangan tersebut.

"Reyfan!" suara itu adalah suara Juan. Juan berlari menghampiri Reyfandra.

"Kamu masih lemah Fan. Kamu kenapa keluar dari ruangan?!"

"Fasya. Fasya bagaimana keadaannya Bang?!"

"Fasya..." belum sempat Juan menjawab, Reyfan jatuh tak sadarkan diri.

"Astaghfirullah Reyfan sadar!"

Sudah dua hari Reyfan belum sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah dua hari Reyfan belum sadarkan diri. Sudah dua hari juga Juan menemani Reyfan di kamar rawatnya.

"Fasya" satu kata terucap dari mulut Reyfandra.

"Fasya"

"Fan, sadar Fan. Fan?"

"Bang, Fasya bagaimana keadaannya?"

"Fasya baik-baik saja Fan"

"Abang serius?" Juan mengangguk pelan.

Di ruangan yang berbeda, tepatnya di ruangan ICU Raffasya masih belum sadarkan diri. Kondisinya semakin melemah pasca hari itu.

Seminggu yang lalu, Reyfan ayah Raffasya mengajak Raffasya mati bersamanya. Reyfan melepaskan semua alat-alat medis penunjang hidup Raffasya dan kemudian Reyfan menyayat urat nadinya. Reyfan terpaksa melakukan itu karena sudah tak kuat untuk menghadapi kehidupannya yang semakin hari semakin berat untuk dijalani. Ditambah dirinya dituduh oleh karyawan karena telah melakukan korupsi dan mengambil semua uang karyawan perusahaan. Jika mereka meninggal dunia, uang asuransi akan digunakan untuk membayar gaji para karyawan.

"Fasya, sadar Fasya. Ini Paman Nathan" Nathan memegang tangan kurus Raffasya dan menangis.

"Kenapa penyakit itu kembali Fasya?"

"Cepatlah sadar Fasya"

Nathan niatnya hendak main dan bersilahturahmi dengan Raffasya dan juga ayahnya. Ketika sampai di rumah Raffasya, seseorang datang kepadanya dan memberi tahu kalau Raffasya sudah lama dirawat di rumah sakit. Mendengar kabar itu, Nathan langsung bergegas pergi ke rumah sakit tempat Raffasya dirawat.

Jari Raffasya bergerak pelan.

"Fasya, nak?"

"Ayah"

Raffasya (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang