Selesai membersihkan tubuhnya Perth langsung naik ke atas ranjang, duduk bersandar di samping istrinya.
Netra hitamnya menatap lekat wajah istrinya dari samping, sementara Saint tetap asik membaca cerita kesukaan nya di salah satu aplikasi yg ada di ponselnya.
Untuk beberapa saat Perth masih saja menatap istrinya, hingga akhirnya ia berdehem memberi tanda pada Saint.
" Ehem..." mendengar suara suaminya berdehem, refleks membuat Saint menoleh.
Paras cantiknya menatap suaminya, dan tersenyum manis. Kemudian atensi nya beralih lagi ke ponselnya, membuat Perth mencelos melihatnya.
" Apa ponsel mu lebih menarik dari pada aku ?" tanya Perth
" Phi Perth bicara apa..." sahut Saint datar, tanpa menoleh sama sekali.
" Aku bicara fakta sayang, atensi mu sejak tadi hanya pada benda mati itu...sedangkan aku_kau acuhkan..." ucap Perth
Saint langsung meletakan ponselnya di nakas, di samping ranjang. Kemudian ia memposisikan tubuhnya duduk menghadap suami nya.
" Phi jangan punya pikiran seperti itu na...aku tidak suka." cetus Saint.
" Baiklah, aku hanya berpikir...apa kau masih kesal dengan kejadian tadi pagi, karna seharian ini kau tak menelpon ku saat aku berada di kantor..." ucapan Perth seketika membuat Saint kembali mengingat kejadian tadi pagi, ketika Krit membuatnya kesal.
" Sayang..." satu tangan Perth terulur, menyentuh wajah Saint.
" Aku tau, kau kesal kepada Krit...tapi kau tak bisa terus-menerus seperti ini na. Ingat tekanan darah mu...dan aku khawatir pada mu." ucap Perth lembut, yg di katakan Perth memang benar karena seharian ini ia khawatir terhadap istri nya.
" Phi tak perlu khawatir pada ku, aku baik-baik saja. Hari ini aku sibuk mengurus rumah...jadi aku tidak sempat menelpon phi Perth." ucap Saint, menjelaskan.
" Jika kau repot sebaiknya kita sewa orang untuk mengurus pekerjaan rumah...tolong pikirkan saran ku ini sayang. Kau istri ku dan ibu dari anak-anak ku...tugas mu hanya mengurus anak-anak dan juga aku. Jadi biarlah tugas rumah di kerjakan oleh asisten rumah...kau mau kan ?" cicit Perth panjang.
Sesaat Saint terdiam, memikirkan ucapan suaminya yg memang ada benarnya. Akhir-akhir ini memang Saint merasa agak lelah, karena mengurus pekerjaan rumah sendirian.
" Kau mau kan ?" ulang Perth, dan akhirnya Saint mengangguk dan tersenyum.
Cupp
Perth mengecup singkat bibir Saint, merasa senang karena akhirnya istrinya mau menuruti nya untuk memperkerjakan seorang asisten rumah tangga.
" Besok aku akan hubungi Sammy, mungkin dia punya info di mana kita bisa mendapatkan seorang asisten rumah tangga..."
" Kenapa bukan Nira saja phi...mungkin Nira mau kembali kerja di sini." cetus Saint
" Apa iya Nira mau kembali ke sini..." gumam Perth, karna 5 tahun yg lalu asisten rumah tangga nya itu izin untuk pulang ke Indonesia. Dan yg Perth dengar kalau Nira sudah menikah di kampung halaman nya, dan sejak saat itu Saint memutuskan untuk tidak memperkerjakan asisten rumah tangga lagi dan memilih untuk melakukan semua nya sendiri.
" Aku akan bicara dengan Nira besok, kebetulan aku masih menyimpan nomor ponselnya..." ucap Perth
Saint mengangguk dan terlihat senang, kemudian ia berbaring menghadap suaminya.
" Phi tidurlah, ini sudah malam..." ucap Saint
" Kau sudah mengantuk ?" tanya Perth, sembari membaringkan tubuhnya di samping istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS BLIND S2 ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita masih seputar tentang bxb, straight atau pun threesome dan tetap tentang PS. Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukan...