Sepeninggalan Krit, Saint terdiam di kamarnya. Menatap taman melalui jendela kamarnya.
Ingatan nya kembali pada kejadian di dapur tadi, saat dirinya dan Krit berciuman.
" Apa yg sudah ku lakukan..." gumam nya, lirih.
Saint merasa telah menghianati suami nya, karna sudah berciuman dengan Krit. Dirinya sendiri pun tak mengerti, kenapa bisa membiarkan Krit menciumnya, bahkan membalasnya juga.
Lain hal nya dengan Krit, pria itu terlihat begitu bersemangat saat tiba di kantor. Senyum manis nya tak pernah lepas dari wajah tampan nya, membuat wajah nya yg sudah tampan menjadi semakin terlihat tampan.
Kejadian di dapur tadi membuat Krit terlihat lebih bersemangat dalam menjalani hidup, setidaknya ia tau kalau sedikit demi sedikit Saint telah bisa menerima diri nya lagi. Mungkin akibat pengaruh kehamilan nya juga, atau pun ada alasan yg lain nya. Krit tak perduli asalkan hubungan nya kini dengan Saint semakin membaik.
Sementara itu di sebuah ruang kerja, Perth duduk terdiam bersandar di kursi kebesaran nya. Tatapan nya menatap keluar melalui jendela kantornya, namun entah menatap kemana.
Sekelebat bayangan itu muncul lagi di pikiran nya, tak mau enyah bahkan malah semakin terpatri di otaknya.
Saat dalam perjalanan menuju ke kantor Perth tersadar kalau ada berkas yg tertinggal di ruang kerjanya, maka ia putar balik kendaraan nya dan kembali ke rumah.
Namun niatnya terhenti saat tanpa sengaja ia melihat Krit dan Saint yg sedang berada di dapur, dan yg membuatnya kaget adalah saat Krit mencium Saint dan Saint pun membalasnya.
Cemburu, sakit hati dan kecewa bercampur menjadi satu. Namun ia sadar kalau ia tak bisa marah kepada Krit dan juga Saint.
Perth sangat hafal dengan apa yg di alami saat istrinya mengandung Tiger dan Alea dulu, dan sepertinya perasaan itu kembali Saint rasakan saat sedang mengandung anak Krit.
Saint memang cenderung lebih manja dan sensitif saat tengah hamil, dan Saint selalu ingin dekat dengan ayah sang bayi. Dan ayah bayi itu sekarang adalah Krit, bukan dirinya.
" Hufft..." Perth meraup kasar wajahnya, helaan nafasnya pun terdengar begitu beratnya.
" Apa yg harus ku lakukan, apa aku harus mengalah kepada Krit...seperti dulu Krit mengalah kepada ku..." gumam Perth pelan.
*
" Senang sekali kau, ada apa ?" penasaran Bai, karna sedari tadi melihat senyum Krit yg terhias di wajahnya.
" Tidak ada apa-apa tan..." sahut Krit datar, dan tentu saja Bai tak akan mudah percaya.
" Krit, aku ini tante mu...sepupu dari mommy mu. Jadi sudah sewajarnya aku tau apa yg membuat mu merasa bahagia seperti ini..." cicit Bai.
Untuk beberapa saat Krit terdiam, seakan berpikir dan menimbang untuk memberitahu Bai atau tidak tentang alasan kebahagian nya saat ini.
" Katakan pada ku Krit...na na na." rayu Bai.
" Dai...jika tante ingin tau." dan akhirnya Krit menceritakan tentang kehamilan Saint, dan juga tentang sikap Saint yg sudah mulai bisa menerima diri nya.
Terkejut, pake banget. Bai sampai membolakan kedua matanya. Terbersit rasa dengki di hatinya terhadap Saint, saat ia tau lagi-lagi Saint mengandung keturunan dari Tanapon.
Tak ingin berlama-lama mendengarkan cerita Krit, Bai beralasan ingin ke toilet dan langsung bergegas menuju ke ruangan nya.
Di hempaskan nya tubuhnya ke kursi, dengan wajahnya yg memerah menahan amarah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS BLIND S2 ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita masih seputar tentang bxb, straight atau pun threesome dan tetap tentang PS. Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukan...