CHAPTER 10. MISI PERTAMA

969 136 0
                                    

“Apa yang kita lakukan disini?”

Verena tidak merasa aneh setelah mereka menjalankan misi dengan jubah dan topeng seperti ini. Justru yang ingin dia tanyakan adalah alasan mengapa mereka sekarang duduk berkumpul di sebelah rumah Nandez yang tampaknya penghuninya sudah tidur.

Reon terkekeh “Kita butuh informasi yang lebih banyak.” Dia mengeluarkan api dari telapak tangannya “Di sini sudah mulai gelap.”

“Jangan gunakan itu bodoh!” Hans menempeleng kepala Reon dengan pelan, lelaki tinggi itu meliriknya dengan tajam “Kita harus menyusun rencana dulu. Baru kali ini aku merasa bingung karena kasus ini.” dia menghela nafas gusar.

“Cih.” Reon mengerucutkan bibirnya sebal sambil mematikan apinya, padahal niat dalam hati ia ingin membuat Verena kagum tapi Hans malah menghalanginya.

“Apa kita tidak lebih baik pergi ke rumah Nandez saja?” usul Verena yang dibalas tatapan bingung dari ketiga rekannya “Kita harus mengecek sudah seberapa banyak racun itu menyebar, setelah itu kita bisa mempertimbangkan semuanya.”

“Aku sudah mengeceknya.” Balas Hans sembari melepas topengnya “Sebagian wajahnya sudah berubah warna, begitu juga di lengannya. Aku rasa kita hanya memiliki waktu dua sampai tiga hari saja sebelum dia benar-benar kehilangan putri semata wayangnya itu.”

Giselle mendengus “Bagaimana bisa dia membiarkannya begitu lama.”

“Tidak, dia sudah berusaha semampunya. Dia hanya tidak punya uang untuk membayar jasa guild saja, itu yang memperlambatnya.” Sahut Verena.

Hans berdiri “Baiklah. Sudah ku putuskan, aku dan Giselle akan pergi ke pasar gelap.”

“Apa?!” Reon membulatkan matanya kaget “Untuk apa kau kesana?! Di sana akses nya yang sulit, bagaimana kita bisa saling berkomunikasi?!”

“Aku tahu itu tapi akan lebih baik kalau kita berpencar. Kalian berdua kunjungi dokter Conrad di rumahnya, tanyakan apapun yang kalian ingin tanyakan. Kita harus bergerak cepat.”

“T-tunggu Hans!”

Hans dan Giselle berlari dengan cepat meninggalkan mereka di samping rumah Nandez begitu saja, tanpa ada penjelasan rencana yang lebih rinci. Reon menghela nafas panjang, tak habis pikir dengan pikiran ketua tim mereka.

Reon lalu mengajak Verena berlari menuju rumah dokter Conrad merupakan dokter panggilan yang biasa bekerja untuk para bangsawan. Letaknya cukup jauh karena mereka harus masuk ke kota Xania, dimana semua tatanan kota lebih rapi dan lebih aman. Perjalanan yang di lakukan jika berjalan kaki akan memakan waktu 45 menit, akan tetapi Reon menyewa jasa kusir untuk mempersingkat waktu mereka.

Diperjalanan Verena dan Reon terus berdiam diri tak ada dari mereka berdua yang ingin memecah keheningan. Verena berharap dokter yang mereka kunjungi bisa membantu. “Apa kita bisa datang ke rumah dokter itu di tengah malam seperti ini? Kita ‘kan hanya masyarakat biasa.”

“Tenang saja, dokter Conrad juga termasuk teman kami kok. Dia mengenal ibu dengan baik. Seharusnya sih ibu sudah mengirim surat padanya sejak tadi sore. Kita kesini hanya untuk mendengar secara langsung balasannya.”

“Oh begitu…” Verena mengangguk pelan “Apa Madam Roseanne juga bisa menggunakan sihir sepertimu?” tanya Verena tiba-tiba, Reon menoleh dengan kaget “Kau bisa menggunakan sihir bukan?”

“Haha ya begitulah. Aku bukan anak kandung ibu jadi dia tidak memiliki kemampuan sepertiku.” Jawabnya dengan tawa hambar sembari menggaruk tengkuknya. Memang tak tersirat sedikit pun rasa sedih di matanya, tapi Verena memahami apa yang dia rasakan mengenai ini.

I ACCINDENTLY STOLE THE FEMALE LEAD'S HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang