CHAPTER 41

237 36 3
                                    

Lufian dan Octavian sudah sejak tadi bebas dari kurungan tak kasat mata yang Elora buat. Lufian mencoba menghentikan Elora dan Octavian membantu Silvius yang nyaris terluka karena banyak sekali roh spirit yang mengerubunginya.

Elora terkejut sebab Lufian yang memakan kukis buatannya masih bisa mengembalikan kesadarannya. Seharusnya Lufian berakhir sama seperti Viola.

Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Lufian tidak benar-benar menelan kukis pemberiannya, ia hanya mengulum kukis itu lalu memuntahkannya kembali di luar setelah Elora keluar dari gubuk.

Lagipula, sebenarnya jika tertelan itu tidak jadi masalah baginya karena ia akan tetap terlindungi mengingat putrinya sudah memberi begitu banyak aksesoris yang mengandung pemurnian, hanya saja Lufian tidak menyadari itu semua. Lufian hanya tahu kalungnya lah yang menyelamatkannya.

"Ayahanda aku ingin kita semua hidup dengan sempurna, seperti seharusnya. Aku hanya ingin membawa itu kembali."

"Mau kau berusaha sampai kehilangan kedua kaki dan tangan pun keinginanmu itu tak akan tercapai."

"Apa maksud ayahanda?"

"Tidak ada kehidupan yang sempurna dan itu berlaku untuk semua manusia di dunia ini."

"Tapi setidaknya akulah yang seharusnya berada di sisimu, ayahanda. Akulah yang kau sayangi. Akulah yang kau perjuangkan!"

Lufian mengernyit. Sejak tadi ia sadar. Ia dengar apa yang selalu diulang-ulang oleh Elora tetapi otak cerdasnya masih tidak bisa menangkap apa maksud sebenarnya dari perkataan anak tersebut.

Drystan yang ingin cepat-cepat mengakhiri masalahnya dengan Elora lalu menarik Claude tanpa pemberitahuan sebelumnya. Pendeta muda itu terjatuh dengan posisi pantat yang mendarat lebih dulu sebelum kakinya "argh sialan kau! Apa kau tidak bisa memberi kode dulu?!" Gerutu Claude yang tidak rela meninggalkan kuil.

Drystan menggaruk pelipisnya "apa boleh pendeta sepertimu mengumpat di tempat umum seperti ini? Maaf. Tapi aku harus segera menangani gadis itu. Urus iblis ini untukku."

"Apa?"

Drystan melepas penghalangnya dan membuat kepulan asap hitam mengenai Claude hingga pemuda itu tersungkur ke tanah. Sudut bibirnya mengeluarkan darah "akan ku balas si penyihir sialan itu nanti!" geramnya kesal.

Claude menatap iblis berwujud manusia bertanduk di hadapannya dengan keheranan "kau iblis yang selama ini ada di dalam tubuh Elora?"

"...."

"Haha ternyata kau hanya kroco nya dunia bawah. Aku pikir kau lebih luar biasa ternyata ekspektasi ku yang terlalu berlebihan."

Mendengar ledekan Claude yang semena-mena merendahkan harga dirinya, iblis itu pun marah besar. Seketika kekuatannya bertambah besar dan bersiap untuk melibas apapun yang ada di depan matanya termasuk Claude sendiri.

"Manusia rendahan sepertimu tidak punya hak untuk mengejekku. Kalian semua lebih rendah dibanding kami para iblis!"

Claude menekan pelipis kanannya dengan jari "hm, bagaimana cara aku menyampaikan ini ya?" pemuda itu membuka matanya lebar-lebar "tapi kau tidak pantas menjadi lawanku." Seringainya melebar.

Claude tampak dengan mudah mengeluarkan kekuatan iblisnya. Untuk menakut-nakuti iblis standar menengah itu, Claude sengaja mengerahkan nyaris setengah kekuatan yang dimiliki oleh iblis didalam tubuhnya untuk menakut-nakuti iblis kontrak Elora karena biar bagaimanapun tidak mungkin kroco-kroco dunia bawah tak mengenal Demos, salah satu dari jajaran iblis terkuat.

Dugaan Claude benar terjadi, iblis itu langsung mengetahui energi siapa yang dikeluarkan oleh remaja lelaki berpakaian pendeta "bagaimana kau-?" dia tak bisa berkata-kata melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I ACCINDENTLY STOLE THE FEMALE LEAD'S HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang