Sehun menggenggam erat tangan kiri Soeun yang berada dibalik punggungnya. Emosi yang seolah hendak diledakkan Soohyun kali ini tak bisa Soeun hadapi sendirian. Kakaknya yang biasanya tersenyum kini tampak menahan emosi.
"Maaf, aku tetap menunggu persetujuan dari Soeun untuk mengatakan ini padamu,"
"Kau bilang hal seperti ini harus menunggu persetujuannya? Kalian gila! Kalian senang membuatku seperti keledai disini? Yang hamil bukan Jiwon tapi kau? Kim Soeun? Kau? Yahk Oh Sehun, kau bilang kau mencintainya? Adikku?" Soohyun menjambak rambutnya kesal.
"Cinta itu bukan dosa!" Seru Sehun lagi-lagi mengikuti dialog terkenal dari sebuah drama yang sedang tayang. Soeun, Jiwon serta Soohyun sempat melongo beberapa detik sebelum mencerna kalimat Sehun.
"Arra, tapi kalian menyembunyikannya selama ini membuatku kecewa. Aku kecewa pada kalian. Jadi ini juga salah satu alasanmu mendekatkan aku dengan Stella?" Soohyun menghela nafasnya kasar dan meraih jaket yang ia kenakan tadi lalu keluar dari kamar yang ditempati Soeun. Jiwom yang sejak tadi diam segera menyusul Soohyun keluar dari kamar.
Dapat dirasakan Sehun punggungnya basah dengan air mata Soeun. Ia segera berbalik untuk memeluk Soeun.
"Maaf, kalau bukan sekarang aku tidak tahu kapan kita akan memberitahu Soohyun. Soeun-ie, tolong lihat aku," Sehun menangkup kedua pipi Soeun dan mengusap air mata itu.
"Soohyun oppa, aku takut padanya," Soeun tak berhenti menangis. Baru kali ini ia melihat Soohyun semarah itu.
"Nanti siang kita akan memberitahu ahjumma. Apapun keputusannya aku akan menghargai itu." Sehun membawa Soeun masuk kedalam pelukannya.
"Sebenarnya siapa Stella-nim?"
Sehun batal memeluk Soeun dan mengajak wanita itu duduk di kasur nya.
Flashback.
Stella dan Sehun memasuki restoran untuk makan siang bersama dan tak sengaja bertemu Soohyun yang sedang bersama teman-temannya.
"Soohyun-ah, ternyata kau sedang makan siang juga," sapa Sehun yang duduk di meja sebelah Soohyun.
"Sehun! Kenalkan, ini teman-temanku. Dan ini Sehun, sahabatku." Soohyun mengenalkan Sehun pada rekan kerjanya.
Ketampanan Soohyun rupanya menarik hati teman baru Sehun, Stella. Terlihat jelas kalau Stella beberapa kali mencuri pandang untuk menatap Soohyun.
"Hei, hentikan sikap sok malu mu itu. Kalau suka bilang saja. Tidak seperti dirimu saja," bisik Sehun menahan tawa karena pipi Stella merona usai mendengar bisikan Sehun yang menyadari gelagatnya.
"Diam, kalau urusan seperti ini rasanya entah mengapa sulit. Hati dan pikiranku terasa tidak sinkron. Mau tahu beberapa tips untuk mendekati wanita?" Tawar Stella sangat tahu dengan apa yang sedang Sehun hadapi. Tentu saja Kim Soeun, siapa lagi.
"Call, kurasa kita sedang bekerja sama betulan." Sehun mengulurkan tangan kanannya.
"Hei, memangnya yang kemarin itu apa? Permainan? Cih, ayo kembali ke kantormu." Stella menyelesaikan makannya dan menyeret Sehun untuk kembali ke kantor.
Dengan beberapa tips yang diberikan Stella, Sehun merasa Soeun betulan sedikit lebih mudah untuk ditaklukkan, setidaknya wanita itu tak menghindarinya lagi. Sebuah kencan buta diatur sedemikian rupa oleh Sehun untuk membalas Stella. Dan betul, Stella dan Soohyun semakin dekat namun belum terpikirkan untuk menjalin sebuah hubungan. Namun itu tetap merupakan sebuah kemajuan menurut Stella. Setidaknya Soohyun berlaku hangat padanya.
Flashback end.
"Oppaku akhirnya punya pacar?"
"Belum pacar tapi semoga betulan pacar. Aku bosan minum terus dengannya. Yang dia bahas cuma kasus, padahal kan yang mau aku dengar cuma kabar tentang adiknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
One night with the CEO
FanfictionPatah hati karena dicampakkan calon suaminya, Kim Soeun menghabiskan malam dengan seorang pria tampan. Ternyata dia bukan pria biasa melainkan CEO di perusahaan tempatnya bekerja! Ini berkah atau apa?