4 : Make me fall in love

1.5K 305 96
                                    

Saat mereka tengah berjalan-jalan, tiba-tiba ada beberapa orang yang Zenith kenali.

'Bukankah itu, Tuan putri?'Pikir nya ketika melihat gadis dengan pakaian berwarna merah.

"Oi.. oi, Zenith!"Panggil Jeremy yang membuat lamunan Zenith terhenti. Mata emerald nya melihat ke arah lelaki itu dengan tanda tanya.

"Ada apa, Jeremy?"Tanya Zenith penasaran akan panggilannya.

Jeremy yang sadar tatapan Zenith hanya bisa menghela napas. "Kau ini, kenapa melamun terus, 'hah?"Tanya Jeremy.

Zenith hanya bisa tertawa ringan, "Astaga tuan, saya kira ada masalah apa anda memanggil saya"Ujar gadis itu.

Jeremy yang melihat tawa Zenith hanya bisa tersenyum tipis. "Jadi nona, ada apa gerangan hingga anda melamun seperti itu"Ucap Jeremy dengan senyuman evil.

Tawa ringan Zenith terhenti. Dia kembali menatap sekeliling, beruntung nya orang yang dia kenali sebagai 'tuan putri' masih disana.

"Aku melihat saudariku, jadi aku ingin menyapanya"Ucap Zenith dengan senyuman bahagia dan sedih.

Jeremy yang melihat senyuman Zenith pun mengantar Zenith hingga ke tempat 'saudarinya'. Benar saja orang yang dia lihat adalah Athanasia.

Zenith yang tengah mengobrol dengan Athanasia dipandang dengan tatapan kesal oleh lelaki berambut hitam.

'Apaan sih ni orang? kenapa memandang gadis ini dengan tatapan seperti itu'Pikir Jeremy jengkel.

"Hei gadis chimera, bisakah sekarang kau pergi dari sini?"Sarkas Lucas dengan tatapan tidak suka.

Lucas rada kesal karna kencan yang ia dapatkan secara susah-susah jadi hancur. Apalagi dia tengah bersaing dengan Izekiel untuk mendapatkan hati Athanasia.

Zenith yang mendengar nada pengusiran Lucas rada sakit hati. Tapi dia pun tersenyum sambil berpamitan.

"Baiklha.. kalau begitu sampai jumpa Tuan putri, dan tuan Penyihir"Ucap Zenith sambil berjalan pergi.

Jeremy yang melihat kelakuan Lucas pun langsung menujukkan jari tengahnya. "Fuck you, idiot"Sarkas nya kepada Athanasia dan Lucas.

Lalu berjalan mengikuti Zenith. Jeremy paling tidak suka miliknya diusik, apalagi sampai membuat gadis itu menangis.

"Hei.. Zenith"Ucap Jeremy sambil memegang tangan Zenith. Terlihat mata Zenith yang berair.

"Ma-maaf tuan, tapi bisakah kita bertemu dilain hari? saya harus segera kembali"Ujar Zenith sambil melepaskan pegangan tangan Jeremy.

Jeremy menghela napas untuk kesekian kali, lalu menarik Zenith ke tempat lain. "Tuan..! kita hendak kemana?"Tanya Zenith bingung.

Jeremy hanya diam hingga mereka sampai di padang bunga. "Hei, kau terluka dengan ucapan laki-laki itu?"Tanya Jeremy.

Zenith diam, hatinya memang sakit dikatai seperti itu. Tapi apa yang bisa dia perbuat?

"Tidak Tuan, itu tidak benar, saya tidak merasa seperti itu"Ujar Zenith sambil menggelengkan kepalanya.

Jeremy pun tanpa aba-aba langsung memeluk tubuh Zenith.

Mantap.

"Tidak apa, menangislha"Ujar Jeremy sambil menepuk-nepuk punggung Zenith.

Beberapa detik kemudian Zenith menangis sambil mengeluarkan semua isi hatinya.

"Saya.. saya juga *hiks* ingin bermain dengan putri, saya juga ingin menghabiskan waktu bersama tuan putri *hiks*, saya tau kehadiran saya mengganggu tuan Penyihir"Ucap Zenith dengan air mata.

 saya juga *hiks* ingin bermain dengan putri, saya juga ingin menghabiskan waktu bersama tuan putri *hiks*, saya tau kehadiran saya mengganggu tuan Penyihir"Ucap Zenith dengan air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan begitulah akhir dari perjalanan jalan-jalan yang mereka rencanakan.

Between you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang