11 : Date

1.1K 209 75
                                    

Hari ini Jeremy senang bukan main, dia seperti mendapat kan tiket lotre langka. Benar, hari ini dia bisa seharian bersama dengan gadisnya.

Tapi, tentu saja gak seru kalau gak ada pengganggu.

"PUNTEN!"Teriak lelaki ber iris merah itu. Jeremy menatap nya dengan wajah kesal bukan main.

"Hah? ngapain kau kesini penyihir tua bau tanah kurang ajar banyak gaya?"Tanya Jeremy. Tentu atas ucapan Jeremy, Lucas ikut kesal.

"Hoi, kau seperti nya sangat ingin ku pukul ya bucin tolol dengan skill yandere?"Balas Lucas gak nyambung.

"Kau kira ini game apa pake skill segala?"Jawab Jeremy. Keduanya sangat tidak menyukai keberadaan masing-masing.

Jeremy lebih membenci Lucas ketimbang Dion, begitu juga Lucas, dia lebih membenci Jeremy ketimbang Izekiel.

"Su-sudahlha Tu-Jeremy, tuan penyihir.."Ucap Zenith menengahi keduanya.

"Diamlha Chimera/Eni"Ucap keduanya bersamaan.

"Aa.. iya.."Balas Zenith pasrah. Dia sangat ingin meminta bantuan saudari nya, tapi tempat mereka berjauhan.

Jeremy POV

Hah? barusan lelaki bau tanah kurang akhlak ini baruan bilang apa? Chimera? ke Eni?

"HAH?! kau baru saja bilang apa kepada Zenith?!"Ucapku dengan nada kesal. Dia pun tersenyum merendahkan, ah.. rasanya ingin ku cabik-cabik mulutnya sekarang.

"Kenapa? kau tidak suka, hah?!"Balasnya yang tambah membuatku kesal.

Ah, kalau saja lelaki ini tidak memiliki hubungan dengan keluarga nya Zenith. Mungkin sudah ku bunuh dari lama, rasanya benar-benar ingin kucabik-cabik mulutnya.

"Sudahlha Jeremy.. tuan penyihir juga, apakah kalian tidak bisa berbaikan saja?"Ucap gadis itu.

"Ha.. terserah kau saja"Ujarku. Eni terlihat sudah pasrah, aku tidak ingin kami menjadi canggung lagi.

Jeremy POV END

"Ah, aku hampir saja lupa, ini dari Athanasia"Ucap Lucas sambil memberikan gulungan kepada Zenith.

Selepas itu lelaki bermata merah itu pergi dari sana, dan tentu atas kepergian Lucas Jeremy senang bukan main.

"Ayo, Eni"Ujar Jeremy dengan senyuman menghangatkan. Lalu menarik tangan Zenith keluar dari istana.

"Ya!"Balas Zenith dengan wajah bahagia. Gadis itu harap kebahagiaan ini bertahan selamanya.

Mereka sampai di pasar, Zenith dan Jeremy membeli banyak makanan. Walau rata-rata yang memakan makanan itu adalah Jeremy.

"Makan yang banyak, Jeremy"Ucap Zenith sambil memberikan Crêpe. Jeremy pun memakan Crêpe yang di berikan oleh Zenith.

Siapapun yang melihat keduanya pasti akan mengira kalau mereka adalah pasangan yang di mabuk cinta.

"Kau juga harus mencoba ini Eni~"Ucap Jeremy sambil memberikan sate yang baru saja ia pesan.

Zenith memakannya pelan, mereka menikmati kencan pertama (?) mereka dengan hati senang.

"Eni, aku mau ngambil kembalian dulu, kau tunggulha disini.. mengerti?"Ujar Jeremy yang di angguki Zenith.

"Ya, tentu Jeremy"Balas Zenith dengan senyuman. Jeremy pun berjalan ke toko sebrang, dan Zenith menunggu.

Beberapa detik setelah kepergian Jeremy, muncul lelaki bertudung hitam di depan Zenith.

Zenith kaget melihat ada seseorang yang lumayan mencurigakan duduk di sebelah nya. "Anda sendiri, nona?"Tanyanya.

Zenith menggelengkan kepalanya, "Tidak.. aku tidak sendiri, aku bersama dengan temanku"Balas gadis itu.

Lelaki bertudung hitam itu tertawa, lalu memberikan sebuah belati kecil ke pada Zenith.

Zenith menatap bingung ke arah lelaki itu, dia ingin bertanya apa maksud dari belati yang lelaki itu berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zenith menatap bingung ke arah lelaki itu, dia ingin bertanya apa maksud dari belati yang lelaki itu berikan.

Tapi sebelum bertanya, lelaki itu kembali berbicara. Dan menjelaskan kenapa dia memberikan belati itu.

"Tidak perlu takut, nona kecil. Saya bukan orang yang berbahaya, tapi ingatlha satu hal tentang saya.. saya adalah dermawan hebat"Ucapnya.

"Dermawan hebat?"Tanya Zenith. Zenith bingung dengan ucapan lelaki di sampingnya itu.

"Fufu, anda akan tau cepat atau lambat, tapi saya sarankan rahasia kan tentang pertemuan kita.. lalu rahasiakan juga mengenai belati itu"Ucap lelaki itu.

"Karna belati itu akan menolong anda di masa depan, Adiós my sweet little lady"Lanjut nya sambil menghilang.

"Tung-"Ujar Zenith yang masih tidak mengerti akan keadaan ini. Tapi Jeremy sudah datang duluan.

"Ada apa, Eni?"Tanya Jeremy curiga ketika melihat Zenith membawa belati.

"Ah.. bukan apa-apa, apa kau sudah selesai?"Tanya balik Zenith. Setelah menjawab, lelaki itu kembali bertanya.

Zenith pun terpaksa berbohong, dia berkata belati itu adalah belati pajangan yang dia beli dari tukang loak.

Walaupun mata Jeremy masih curiga, tapi untunglha lelaki itu tidak kembali bertanya.

Mereka pun kembali ke istana karna sudah waktunya Zenith istirahat, tapi ketika Zenith mau masuk kekamarnya.

Lagi-lagi Jeremy bertanya, "Siapa yang kau temui tadi, Eni?"Tanya nya.

"Sudah kubilang bukan, tadi aku membeli belati ini-"

"Aku tidak bertanya tentang belati itu, tapi lelaki bertudung hitam yang ku lihat"Ucap Jeremy dengab nada kesal.

'Aku tak suka mainan ku di sentuh lelaki lain'Lanjutnya dalam hati.

"Itu.. aku juga tidak tau"Balas Zenith. Jeremy pun menghembuskan nafas, lalu berpamitan.

Menurut Jeremy, dia akan mencari tau sendiri lelaki yang Zenith temui.

Between you and meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang