Part 7

398 45 0
                                    

Happy reading 😊

_____

Yoona melirik Taehyung agak ketakutan ketika lelaki itu membelokkan mobilnya ke areal hotel berbintang lima. Lelaki itu sama sekali tak mengajaknya bicara. Dia menyetir mobil dengan tenang tetapi rahangnya menegang seperti menahan marah. Apakah lelaki itu akan berbuat kasar padanya untuk melampiaskan kemarahannya?

Tadi siang dia sudah menghina lelaki itu dan dia menyadari bahwa ego seorang lelaki sangat mudah terluka. Dia ketakutan kalau Taehyung akan melampiaskan kemarahannya dengan kasar, dia tidak pernah disentuh lelaki sebelumnya selain ciuman dan pelukan dari Donghae yang tidak pernah melebihi batas.

Apakah dia harus memberitahu Taehyung kalau dia masih perawan? Lelaki itu dari awal sudah beranggapan dia murahan, bagaimana jika..

Yoona terlonjak ketika pintu terbuka, ternyata Taehyung sudah keluar dari mobil dan membukakan pintu penumpang.

Lelaki itu mengernyit ketika melihat wajah Yoona yang pucat pasi, “Ayo,” gumamnya kaku, dan meraih tangan Yoona untuk membantu- nya keluar dari mobil. Setelah Taehyung menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas hotel untuk diparkir, mereka berjalan bersisian memasuki lobby hotel yang sangat mewah.

Resepsionist hotel menerima mereka dengan ramah dan memberikan kartu kamar yang dipilih Taehyung. Bahkan di dalam liftpun mereka lewati dengan keheningan.

Kamar itu begitu luas dan sangat mewah sehingga Yoona terpaku sambil terkagum-kagum akan keindahan interiornya.

Taehyung hanya berdiri di sana menatapnya, “Kau pasti belum makan, aku akan memesan makan malam di kamar,” lalu lelaki itu melirik Yoona dengan sinis, “sementara itu, kupersilahkan kau mandi duluan, badanmu basah, kau bisa mandi dengan air hangat.”

“Ta... tapi, saya tidak membawa baju...”

Taehyung sengaja menatap Yoona dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan begitu intens sehingga wajah Yoona merah padam. “Aku akan memesan pakaian di butik kenalanku, besok pagi pesanan akan diantarkan kemari. Bajumu yang basah letakkan ditempat yang disediakan di kamar mandi, petugas hotel akan mengambilnya untuk di laundry, sementara itu....” Taehyung sengaja menggantung kalimat- nya dengan penuh arti, “malam ini kau tak perlu repot-repot memikirkan baju, toh kau tak akan sempat mengenakannya.”

Kalau wajah Yoona bisa lebih merah padam lagi, itu akan menunjukkan betapa malunya dia dengan kata-kata vulgar Taehyung. Setelah menggumamkan beberapa kalimat tak jelas dengan gugup, Yoona setengah berlari menuju kamar mandi.

Di dalam kamar mandi Yoona merasa sedikit aman, disandarkannya punggungnya ke pintu dan dicobanya menarik napas dengan normal.

Dia takut pada Taehyung, lelaki itu seperti seekor singa yang menemu- kan domba lemah, lalu memutuskan untuk bermain-main dengannya dulu sebelum memakannya. Yoona melangkah telanjang ke kamar mandi lalu menyiram tubuhnya yang letih dan kedinginan karena kehujanan dengan shower air panas,
Setelah selesai mencuci rambutnya, Yoona menyandarkan kepalanya di tembok dan membiarkan punggungnya yang pegal tersiram shower air hangat.

Dia takut menghadapi masa depan dan ketika membayangkan Donghae, air matanya menetes, mengalir bersama siraman shower.

Maafkan aku Donghae, setelah ini mungkin aku akan menjadi wanita kotor dan tak pantas untukmu, tapi hatiku tetap milikmu.

Ketika selesai membasuh muka dan menggosok gigi, Yoona memandang bayangan dirinya di cermin, keadaannya sudah lebih baik pipinya sudah tidak pucat lagi, sudah ada rona merah disana setelah mandi air hangat.

Ketukan di pintu hampir membuat tubuh Yoona melonjak, “Kau lama sekali, apa kau baik-baik saja disana?” tanya Taehyung tak sabar.

“Yyaa.. sebentar lagi saya selesai,” Yoona menjawab sambil meng- edarkan pandangan ke sekeliling. Apakah aku harus keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang??
Matanya menatap tumpukan baju kotornya memikirkan kemungkinan mengenakan bajunya lagi, dan membayangkan mengenakan baju  yang hampir basah kuyup itu membuatnya begidik. Senyumnya muncul ketika menemukan tumpukan handuk berwarna biru tua dilemari samping wastafel, dan dia beruntung, bukan hanya handuk,  tapi dia menemukan sepasang jubah mandi dengan warna yang sama. Yang satu berukuran besar dan yang satu berukuran kecil.

Dikenakannya jubah mandi ukuran kecil yang masih kebesaran ditubuhnya sambil mengernyit, bahkan perlengkapan kamar mandi ini seperti sengaja ditujukan untuk pasangan, sepasang jubah mandi, sepasang sikat gigi, dan sepasang handuk.

Ditatapnya bayangannya di cermin, wah lumayan, lebih dari lumayan malah, jubah itu menutup rapat dadanya dan karena kebesaran, panjangnya hampir mencapai mata kaki, dia kelihatan cukup sopan meski sebenarnya tidak mengenakan apa-apa lagi di balik jubah mandinya.

Ketika Yoona keluar dari kamar mandi, Taehyung sedang memberikan instruksi pada pelayan hotel yang menata makan malam di meja. Lelaki itu hanya mengangkat alis melihat akal Yoona memakai jubah mandi, lalu memberikan tips pada pelayan sebelum dia pergi.

“Duduklah, makan dulu.” Gumam Taehyung mulai santai sambil menunjuk kursi di depannya.

Yoona duduk dengan gugup di kursi dan menatap makanan yang tersaji di meja. Air liurnya langsung terbit melihat sajian yang ke- lihatannya lezat itu, ada sup krim yang sangat panas yang pasti rasa- nya sangat nikmat untuk orang yang habis basah kuyup kehujanan, lalu daging panggang dengan bumbu keju dan saus yang sangat menggunggah selera, salad buah-buahan dan cokelat panas yang pasti untuknya,karena Taehyung sudah menyesap kopinya.

Lelaki itu dengan penuh perhatian menuangkan sup di mangkuk dan menyodorkannya pada Yoona. Yoona menatap Taehyung ragu, dan untuk pertama kalinya hari itu, Taehyung tersenyum lembut padanya, “Ayo makan, aku tahu kau lapar, aku sendiri lapar sekali.”

Mereka mulai makan dalam keheningan, dari sudut matanya, Yoona dengan hati-hati melirik Taehyung dan menyadari lelaki itu mulai santai, jasnya sudah dilepas dan kancing kemejanya dibuka dua dengan dasi yang sudah dibuka ikatannya. Meskipun begitu, cara makannya sangat elegan hingga membuat Yoona malu.

“Yoona?” Suara itu menembus lamunannya dengan keras hingga membuat Yoona hampir melonjak karena terkejut.

Matanya mengerjap menatap Taehyung, “ya?”

“Kau hanya mengaduk-aduk supmu, apa tidak enak?”

Dengan terburu-buru Yoona menyuap sesendok sup dan menelannya, “Ti.. tidak, ssayaa hanya sedang berpikir...”

Taehyung tersenyum, lalu sekali lagi menatap jubah tidur Yoona, “Pintar sekali kau memakai jubah itu, jadi kau tak perlu tampil telanjang di depanku.”

Komentar yang diucapkan dengan santai itu hampir saja membuat Yoona tersedak, pipinya langsung merona merah.

Taehyung menyesap kopinya sambil tetap memandang Yoona, lalu meletakkan cangkirnya, “Oke, giliranku mandi, makanlah sepuasmu, lalu taruh saja di situ aku akan menelpon pelayan untuk memberes- kannya 30 menit lagi,” Dengan santai lelaki itu melenggang ke dalam kamar mandi.

_____

A Romantic Story about Yoona Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang